Buruh Pemetik Kelapa Meninggal di Atas Pohon
A
A
A
GARUT - Seorang buruh pemetik buah kelapa bernama Emul (25), warga Kampung Peer, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Garut, tewas di atas pohon kelapa setinggi tujuh meter.
Pemuda itu ditemukan meninggal oleh tiga rekannya tersangkut di atas salah satu pohon kelapa, di Kampung Simpangsari, Desa Mekarsari, tadi siang.
Belum diketahui penyebab korban meninggal di atas pohon. Namun sejumlah rekannya sesama buruh pemetik buah kelapa menuturkan, Emul sempat mengeluh nyeri di bagian dada.
"Kepada seorang teman, Emul sempat mengeluh sakit dada. Kami langsung memperingatkannya agar berhenti dan tidak usah naik lagi. Namun dia bilang tanggung, karena tinggal satu pohon lagi," kata Aep (54), rekan sesama buruh, Minggu (22/3/2015).
Setelah korban menaiki pohon, ketiga rekannya yang lain melanjutkan tugasnya masing-masing, yaitu mengumpulkan ratusan buah kelapa yang sudah dipetik dan dihitung. Tak lama kemudian, mereka kaget setelah topi yang dipakai korban terjatuh.
"Begitu topinya jatuh, langsung kami melihat ke arah atas (pohon). Emul sudah terlihat lemas. Seperti tersangkut. Seketika kami panik semua. Seseorang di antara kami yang bernama Enur (35) mencoba naik dan melihat keadaannya," jelasnya.
Saat di atas pohon, Enur mengira jika Emul pingsan. Dicoba disadarkan, tapi tidak bangun-bangun. Mereka pun langsung bersiap-siap melakukan upaya untuk mengevakuasinya.
Proses evakuasi dari atas pohon berlangsung dramatis. Rekan-rekannya menggunakan tambang dan kain sarung untuk membawa Emul turun.
"Enur naik lagi ke atas. Dia menggendong Emul dengan mengikat tubuhnya menggunakan kain sarung dan tambang. Di bawah, saya dan Ade (33) bersiap-siap untuk menahan mereka. Pas sudah dibawa turun kemudian saya cek, tidak ada denyut nadi," ujarnya.
Tubuh Enur kemudian dibawa rekan-rekannya ini ke rumah kerabatnya. Di rumah itu, mereka memanggil seorang mantri kesehatan untuk mengecek kembali keadaan korban.
"Kemudian mantri meminta kami semua membawa Emul ke rumah sakit (RSUD Pameungpeuk) untuk lebih pasti. Di sana pihak dokter memang menjelaskan bahwa Emul telah meninggal," ucapnya.
Rekan kerja korban dan pihak keluarga merasa terpukul atas kejadian tersebut. Terlebih, Emul tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Kami semua tidak menyangka. Dia masih muda dan terlihat sehat-sehat saja. Ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa. Kami harus menerimanya. Jenazah Emul kemudian dimakamkan di TPU Kampung Peer," tandasnya.
Pemuda itu ditemukan meninggal oleh tiga rekannya tersangkut di atas salah satu pohon kelapa, di Kampung Simpangsari, Desa Mekarsari, tadi siang.
Belum diketahui penyebab korban meninggal di atas pohon. Namun sejumlah rekannya sesama buruh pemetik buah kelapa menuturkan, Emul sempat mengeluh nyeri di bagian dada.
"Kepada seorang teman, Emul sempat mengeluh sakit dada. Kami langsung memperingatkannya agar berhenti dan tidak usah naik lagi. Namun dia bilang tanggung, karena tinggal satu pohon lagi," kata Aep (54), rekan sesama buruh, Minggu (22/3/2015).
Setelah korban menaiki pohon, ketiga rekannya yang lain melanjutkan tugasnya masing-masing, yaitu mengumpulkan ratusan buah kelapa yang sudah dipetik dan dihitung. Tak lama kemudian, mereka kaget setelah topi yang dipakai korban terjatuh.
"Begitu topinya jatuh, langsung kami melihat ke arah atas (pohon). Emul sudah terlihat lemas. Seperti tersangkut. Seketika kami panik semua. Seseorang di antara kami yang bernama Enur (35) mencoba naik dan melihat keadaannya," jelasnya.
Saat di atas pohon, Enur mengira jika Emul pingsan. Dicoba disadarkan, tapi tidak bangun-bangun. Mereka pun langsung bersiap-siap melakukan upaya untuk mengevakuasinya.
Proses evakuasi dari atas pohon berlangsung dramatis. Rekan-rekannya menggunakan tambang dan kain sarung untuk membawa Emul turun.
"Enur naik lagi ke atas. Dia menggendong Emul dengan mengikat tubuhnya menggunakan kain sarung dan tambang. Di bawah, saya dan Ade (33) bersiap-siap untuk menahan mereka. Pas sudah dibawa turun kemudian saya cek, tidak ada denyut nadi," ujarnya.
Tubuh Enur kemudian dibawa rekan-rekannya ini ke rumah kerabatnya. Di rumah itu, mereka memanggil seorang mantri kesehatan untuk mengecek kembali keadaan korban.
"Kemudian mantri meminta kami semua membawa Emul ke rumah sakit (RSUD Pameungpeuk) untuk lebih pasti. Di sana pihak dokter memang menjelaskan bahwa Emul telah meninggal," ucapnya.
Rekan kerja korban dan pihak keluarga merasa terpukul atas kejadian tersebut. Terlebih, Emul tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Kami semua tidak menyangka. Dia masih muda dan terlihat sehat-sehat saja. Ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa. Kami harus menerimanya. Jenazah Emul kemudian dimakamkan di TPU Kampung Peer," tandasnya.
(san)