Sebelum Membunuh, Pelaku Tulis Surat
A
A
A
“SAYA melakukan (membunuh) karena Sartini sudah ga mau dipegang sama aku. Karena Sartini sudah ada pendamping yang lain di balai ini. Karena saya tahu dengan mata kepalaku sendiri ...”
Itulah penggalan tulisan yang ditemukan di dekat jenazah Sartini, 39, warga Kebumen yang menghuni Balai Rehabilitas Sosial Mardi Waluyo Tembalang Semarang. Dia ditemukan sudah tidak bernyawa di kamarnya, kemarin. Di kamar korban ditemukan buku dengan tulisan tangan yang diduga ditulis pelaku sebelum membunuh korban. Hasil penyelidikan sementara, tidak ada luka bekas kekerasan di tubuh korban. Namun, ada buih yang keluar dari mulut Sartini. Polisi menduga korban tewas diracun.
Dugaan lain, korban dipaksa minum air keras. Namun, sejauh ini belum diketahui pasti jenis racunnya. Petugas masih menunggu hasil autopsi jenazah dan sampel Labfor Bareskrim Polri Cabang Semarang untuk memastikan penyebab kematian korban. Petugas Inafis Satuan Reskrim Polrestabes Semarang juga menyisir sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Beberapa sampel minuman diambil.
Di tempat sampah kompleks belakang TKP polisi menemukan botol air mineral yang berisi sisa minuman keras jenis ciu. “Semuanya diselidiki. Termasuk dilakukan autopsi,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Sugiarto. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO , Sartini sudah sekitar 1,5 tahun tinggal di balai resos milik Pemprov Jawa Tengah.
Dia tidak sendirian karena tinggal bersama seorang lelaki yang diduga suaminya. Namun, beberapa tetangga korban menyebut Sartini dan pasangannya sudah nikah siri. “Belum tahu (apakah itu suami). Yang jelas dari keterangan-keterangan sementara, saksi - saksi menyebut dia (diduga pelaku) suaminya,” kata Sugiarto.
Terkait tulisan tangan surat itu, Sugiarto mengatakan tulisan di secarik kertas itu ditemukan di lokasi kejadian. “Bisa jadi itu motifnya, diduga karena cemburu. Orang yang disebut-sebut sebagai suaminya itu sekarang tidak ada di sini. Kami masih selidiki, cari keberadaannya,” ucap Sugiarto.
Jenazah Sartini ditemukan di kasur, memakai kaus ditutupi selimut warna dominan merah muda. Pembimbing resos setempat, Sunarto mengaku mendapat kabar salah satu penghuni resos tewas dari penghuni lain sekitar pukul 11.00 WIB.
Eka setiawan
Itulah penggalan tulisan yang ditemukan di dekat jenazah Sartini, 39, warga Kebumen yang menghuni Balai Rehabilitas Sosial Mardi Waluyo Tembalang Semarang. Dia ditemukan sudah tidak bernyawa di kamarnya, kemarin. Di kamar korban ditemukan buku dengan tulisan tangan yang diduga ditulis pelaku sebelum membunuh korban. Hasil penyelidikan sementara, tidak ada luka bekas kekerasan di tubuh korban. Namun, ada buih yang keluar dari mulut Sartini. Polisi menduga korban tewas diracun.
Dugaan lain, korban dipaksa minum air keras. Namun, sejauh ini belum diketahui pasti jenis racunnya. Petugas masih menunggu hasil autopsi jenazah dan sampel Labfor Bareskrim Polri Cabang Semarang untuk memastikan penyebab kematian korban. Petugas Inafis Satuan Reskrim Polrestabes Semarang juga menyisir sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Beberapa sampel minuman diambil.
Di tempat sampah kompleks belakang TKP polisi menemukan botol air mineral yang berisi sisa minuman keras jenis ciu. “Semuanya diselidiki. Termasuk dilakukan autopsi,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Sugiarto. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO , Sartini sudah sekitar 1,5 tahun tinggal di balai resos milik Pemprov Jawa Tengah.
Dia tidak sendirian karena tinggal bersama seorang lelaki yang diduga suaminya. Namun, beberapa tetangga korban menyebut Sartini dan pasangannya sudah nikah siri. “Belum tahu (apakah itu suami). Yang jelas dari keterangan-keterangan sementara, saksi - saksi menyebut dia (diduga pelaku) suaminya,” kata Sugiarto.
Terkait tulisan tangan surat itu, Sugiarto mengatakan tulisan di secarik kertas itu ditemukan di lokasi kejadian. “Bisa jadi itu motifnya, diduga karena cemburu. Orang yang disebut-sebut sebagai suaminya itu sekarang tidak ada di sini. Kami masih selidiki, cari keberadaannya,” ucap Sugiarto.
Jenazah Sartini ditemukan di kasur, memakai kaus ditutupi selimut warna dominan merah muda. Pembimbing resos setempat, Sunarto mengaku mendapat kabar salah satu penghuni resos tewas dari penghuni lain sekitar pukul 11.00 WIB.
Eka setiawan
(bbg)