Pedagang Nekat Huni Lantai II Lagi
A
A
A
SIBOLGA - Pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Sibolga Nauli kecewa kepada pemerintah setempat yang tidak merespons permintaan mereka untuk tidak dipindah ke lantai III pasar itu.
Pedagang pun memilih berjualan kembali di tempat semula, yakni lokasi usaha mereka yang terbakar lantai II Blok BB, walaupun akan berhadapan dengan risiko kondisi bangunan diperkirakan rapuh karena terbakar. Kemarin, puluhan pedagang berada di lantai II Blok BB Pasar Sibolga Nauli membersihkan puing-puing bangunan sisa kebakaran.
Selama dua pekan setelah kebakaran besar yang melanda Pasar Sibolga Nauli, karena instansi terkait tak juga kunjung membersihkan puing-puing itu. P Simangunsong, 50, pedagang kain mengaku, akan menempati kembali kios-kios mereka yang hangus terbakar beberapa waktu lalu. Langkah ini diambil karena lantai III yang diproyeksikan pemerintah kepada pedagang sangat tidak mendukung bagi kegiatan usaha.
“Daripada di lantai III, lebih baik di sini. Di sini saja pun selama ini sudah sangat susah berdagang, konon lagi jika di lantai III,” ujarnya. Alasan pedagang lainnya, kalau lantai III bisa ditempati dan lantai bawah yang juga turut terbakar bisa di tempat pedagang lainnya, kenapa mereka tidak bisa melakukan hal sama, yakni berdagang kembali di tempat semula.
Ramli Tanjung, 48, pedagang kain lainnya mengatakan, permintaan mereka sebenarnya sederhana, yakni tidak ingin direlokasi ke lantai III, tapi di lokasi yang layak untuk berusaha. “Soal bantuan, itu urusan kedua. Yang pertama adalah permasalahan tempat yang layak supaya kami bisa membuka usaha kembali.
Kalau setelah itu, pemerintah mau memberikan bantuan silakan, kami ucapkan terima kasih. Tapi kalaupun tidak, enggak apa-apa juga,” tutur pria yang menderita kerugian ratusan juta itu. Ramli menegaskan, tidak takut bila terjadi sesuatu terhadap bangunan gedung yang akan mereka tempati karena itu sudah menjadi risiko mereka.
Saidana, 53, pedagang lainnya mengungkapkan, sikap ini diambil karena sebagai bentuk kekecewaan mereka dari hasil rapat-rapat yang dilakukan selama ini. Karena dari hasil itu diperoleh kesepahaman, namun tidak berujung pada hasil keputusan pasti. Terpisah, anggota DPRD Kota Sibolga Memori Ulina Panggabean, mengaku geram melihat kelambatan pemerintah daerah mengatasi persoalan pedagang ini.
“Kami sudah tegaskan kepada ketua tim pemulihan untuk melakukan penanganan, segera. Dan saya tidak tahu lagi apa bahasa diatas segera. Berarti mereka ini tidak memikirkan kepahitan yang dirasakan para korban kebakaran itu,” katanya.
Menurut dia, tidak ada dari persoalan pedagang itu sebenarnya yang tidak bisa segera diatasi, termasuk salah satunya itu persoalan pemberian bantuan dari pemerintah. Bila selama ini terjadi koordinasi dan komitmen yang baik dari pemerintah dengan DPRD Sibolga, tentu permasalahan yang ada bisa diatasi.
Jonny simatupang
Pedagang pun memilih berjualan kembali di tempat semula, yakni lokasi usaha mereka yang terbakar lantai II Blok BB, walaupun akan berhadapan dengan risiko kondisi bangunan diperkirakan rapuh karena terbakar. Kemarin, puluhan pedagang berada di lantai II Blok BB Pasar Sibolga Nauli membersihkan puing-puing bangunan sisa kebakaran.
Selama dua pekan setelah kebakaran besar yang melanda Pasar Sibolga Nauli, karena instansi terkait tak juga kunjung membersihkan puing-puing itu. P Simangunsong, 50, pedagang kain mengaku, akan menempati kembali kios-kios mereka yang hangus terbakar beberapa waktu lalu. Langkah ini diambil karena lantai III yang diproyeksikan pemerintah kepada pedagang sangat tidak mendukung bagi kegiatan usaha.
“Daripada di lantai III, lebih baik di sini. Di sini saja pun selama ini sudah sangat susah berdagang, konon lagi jika di lantai III,” ujarnya. Alasan pedagang lainnya, kalau lantai III bisa ditempati dan lantai bawah yang juga turut terbakar bisa di tempat pedagang lainnya, kenapa mereka tidak bisa melakukan hal sama, yakni berdagang kembali di tempat semula.
Ramli Tanjung, 48, pedagang kain lainnya mengatakan, permintaan mereka sebenarnya sederhana, yakni tidak ingin direlokasi ke lantai III, tapi di lokasi yang layak untuk berusaha. “Soal bantuan, itu urusan kedua. Yang pertama adalah permasalahan tempat yang layak supaya kami bisa membuka usaha kembali.
Kalau setelah itu, pemerintah mau memberikan bantuan silakan, kami ucapkan terima kasih. Tapi kalaupun tidak, enggak apa-apa juga,” tutur pria yang menderita kerugian ratusan juta itu. Ramli menegaskan, tidak takut bila terjadi sesuatu terhadap bangunan gedung yang akan mereka tempati karena itu sudah menjadi risiko mereka.
Saidana, 53, pedagang lainnya mengungkapkan, sikap ini diambil karena sebagai bentuk kekecewaan mereka dari hasil rapat-rapat yang dilakukan selama ini. Karena dari hasil itu diperoleh kesepahaman, namun tidak berujung pada hasil keputusan pasti. Terpisah, anggota DPRD Kota Sibolga Memori Ulina Panggabean, mengaku geram melihat kelambatan pemerintah daerah mengatasi persoalan pedagang ini.
“Kami sudah tegaskan kepada ketua tim pemulihan untuk melakukan penanganan, segera. Dan saya tidak tahu lagi apa bahasa diatas segera. Berarti mereka ini tidak memikirkan kepahitan yang dirasakan para korban kebakaran itu,” katanya.
Menurut dia, tidak ada dari persoalan pedagang itu sebenarnya yang tidak bisa segera diatasi, termasuk salah satunya itu persoalan pemberian bantuan dari pemerintah. Bila selama ini terjadi koordinasi dan komitmen yang baik dari pemerintah dengan DPRD Sibolga, tentu permasalahan yang ada bisa diatasi.
Jonny simatupang
(bbg)