Buku Agama Berisi Doktrin ISIS Beredar di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti mengandung ajaran agama radikal juga beredar di Surabaya. Pihak sekolah belum mengetahui perdaran buku itu, lantaran proses belajar mengajar belum sampai ke halaman tersebut.
Buku tersebut cepat beredar lantaran mudah didapatkan dengan cara mendownlod melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan juga disebarkan melalui soft copy. Salah satunya adalah di SMAN Negeri 2 Surabaya.
Di sekolah ini, buku tersebut beredar di murid kelas XI. Mengetahui hal itu, Kepala SMA Negeri 2 Surabaya Kasnoko mengaku, dirinya terkejut. Dia pun melacak kebenaran buku yang mengajarkan membolehkan membunuh orang yang berbeda keyakinan itu.
"Kami baru tahu kalau di buku ini ada muatan radikalisme," kata Kasnoko, setelah mengecek buku tersebut, di Kelas XI IA 4 SMAN 2 Surabaya, Jumat (20/3/2015).
Dia menjelaskan, dalam proses belajar mengajar belum sampai pada Bab 10. Di bab ini berjudul "Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam". Sehingga belum ada telaah dari pihak guru. Kasnoko juga sempat menanyakan ke guru mata pelajaran agama.
"Proses belajar mengajar belum sampai situ. Tadi saya sempat interograsi gurunya dan ternyata memang tidak tahu, makanya langsung kita cek ternyata hasilnya benar," jelasnya.
Kasnoko menduga, buku serupa yang beredar di Surabaya juga terjadi di Indonesia. Pasalnya, buku itu dengan mudah didapatkannya di laman Kemendiknas. Di SMAN 2 Surabaya, dari 9 buku mata pelajaran yang disuplai pemerintah, hanya buku PAI yang belum datang.
Yang sampai di sekolah berupa soft copy dan kemudian diperbanyak sendiri. "Jadi, kemungkinan seluruh sekolah di Indonesia menggunakan semua," ujar pria yang berkantor di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya.
Seperti diketahui, dalam buku PAI dan Budi Pekerti untuk SMA se-derajat kelas XI memuat ajaran untuk memperbolehkan membunuh orang-orang yang berbeda keyakinan.
Buku tersebut menukil pemikiran tokoh Islam Muhammad bin Abdul Wahab. Ajaran ini mirip yang dilakukan oleh gerakan Islamic State Iraq and Syiria (ISIS).
Buku tersebut cepat beredar lantaran mudah didapatkan dengan cara mendownlod melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan juga disebarkan melalui soft copy. Salah satunya adalah di SMAN Negeri 2 Surabaya.
Di sekolah ini, buku tersebut beredar di murid kelas XI. Mengetahui hal itu, Kepala SMA Negeri 2 Surabaya Kasnoko mengaku, dirinya terkejut. Dia pun melacak kebenaran buku yang mengajarkan membolehkan membunuh orang yang berbeda keyakinan itu.
"Kami baru tahu kalau di buku ini ada muatan radikalisme," kata Kasnoko, setelah mengecek buku tersebut, di Kelas XI IA 4 SMAN 2 Surabaya, Jumat (20/3/2015).
Dia menjelaskan, dalam proses belajar mengajar belum sampai pada Bab 10. Di bab ini berjudul "Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam". Sehingga belum ada telaah dari pihak guru. Kasnoko juga sempat menanyakan ke guru mata pelajaran agama.
"Proses belajar mengajar belum sampai situ. Tadi saya sempat interograsi gurunya dan ternyata memang tidak tahu, makanya langsung kita cek ternyata hasilnya benar," jelasnya.
Kasnoko menduga, buku serupa yang beredar di Surabaya juga terjadi di Indonesia. Pasalnya, buku itu dengan mudah didapatkannya di laman Kemendiknas. Di SMAN 2 Surabaya, dari 9 buku mata pelajaran yang disuplai pemerintah, hanya buku PAI yang belum datang.
Yang sampai di sekolah berupa soft copy dan kemudian diperbanyak sendiri. "Jadi, kemungkinan seluruh sekolah di Indonesia menggunakan semua," ujar pria yang berkantor di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya.
Seperti diketahui, dalam buku PAI dan Budi Pekerti untuk SMA se-derajat kelas XI memuat ajaran untuk memperbolehkan membunuh orang-orang yang berbeda keyakinan.
Buku tersebut menukil pemikiran tokoh Islam Muhammad bin Abdul Wahab. Ajaran ini mirip yang dilakukan oleh gerakan Islamic State Iraq and Syiria (ISIS).
(san)