Lagi, Dua Embung Buatan Senilai Rp2M Diresmikan
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Setelah sukses pembangunan embung buatan dengan metode geomembran di Desa Nglanggeran, Patuk, Pemda DIY bersama Pemkab Gunungkidul kembali membangun dua embung yang sama. Kemarin, dua embung yang berada di Dusun Sriten, Desa Pilangrejo, Nglipar serta di Gunung panggung, Desa Tambakromo, Ponjong diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Embung di Dusun Sriten yang kemudian dinamakan Batara Sriten ini berada di lahan Sultan Ground dan berada di ketinggian 898 di atas permukaan laut (DPL). Embung yang dibangun dengan dana dari Pemda DIY sebesar Rp2 miliar ini juga menjadi embung tertinggi di Gunungkidul. ”Karena memang puncak tertinggi Gunungkidul berada di Sriten ini,” ucap Kepala Desa Pilangrejo, Sunaryo, kemarin.
Sayangnya, hingga kini kondisi jalan menuju embung yang potensial menjadi objek wisata dengan aneka tanaman di areal kebun manggis serta kelengkeng ini masih menjadi persoalan tersendiri. Lantaran, kondisi yang belum permanen serta membahayakan pengguna kendaraan bermotor. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berjanji akan ikut memikirkan jalur menuju embung tersebut.
Hanya saja, dia meminta masyarakat memiliki kesadaran untuk perbaikan tanah mereka dibuat jalur jalan yang lebih permanen. “Jadi kalau saya siap, warga juga harus siap jangan sampai justru menjadi masalah dikemudian hari,” ucapnya. Dia juga berpesan, embung yang menggunakan teknik geo membran yang digunakan untuk mengairi kebun buah manggis dan kelengkeng ini tidak digunakan untuk memelihara ikan.
“Karena akan merusak geomembran yang berbahan HDPE tersebut,” ucapnya. Selain Embung Sriten, dalam waktu yang sama, Sultan juga meresmikan Embung Gunung panggung yang menelan anggaran lebih kecil yaitu Rp1 miliar. Pada hari itu juga gubernur meresmikan sentra batu akik Gunungkidul yang berada di Desa Sawahan, Ponjong.
Bupati Gunungkidul Badingah berharap atas peresmian dua embung buatan serta sentra batu akik, menjadikan destinasi wisata baru. Artinya, upaya untuk menanggulangi lahan kritis dengan pemanfaatan embung buatan juga dibarengi dengan pembukaan destinasi wisata baru. ”Apalagi di Embung Sriten pemandangannya cukup bagus dan luar biasa. Jadi selain memiliki fungsi untuk pengairan juga untuk wisata,” ucapnya.
Suharjono
Embung di Dusun Sriten yang kemudian dinamakan Batara Sriten ini berada di lahan Sultan Ground dan berada di ketinggian 898 di atas permukaan laut (DPL). Embung yang dibangun dengan dana dari Pemda DIY sebesar Rp2 miliar ini juga menjadi embung tertinggi di Gunungkidul. ”Karena memang puncak tertinggi Gunungkidul berada di Sriten ini,” ucap Kepala Desa Pilangrejo, Sunaryo, kemarin.
Sayangnya, hingga kini kondisi jalan menuju embung yang potensial menjadi objek wisata dengan aneka tanaman di areal kebun manggis serta kelengkeng ini masih menjadi persoalan tersendiri. Lantaran, kondisi yang belum permanen serta membahayakan pengguna kendaraan bermotor. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berjanji akan ikut memikirkan jalur menuju embung tersebut.
Hanya saja, dia meminta masyarakat memiliki kesadaran untuk perbaikan tanah mereka dibuat jalur jalan yang lebih permanen. “Jadi kalau saya siap, warga juga harus siap jangan sampai justru menjadi masalah dikemudian hari,” ucapnya. Dia juga berpesan, embung yang menggunakan teknik geo membran yang digunakan untuk mengairi kebun buah manggis dan kelengkeng ini tidak digunakan untuk memelihara ikan.
“Karena akan merusak geomembran yang berbahan HDPE tersebut,” ucapnya. Selain Embung Sriten, dalam waktu yang sama, Sultan juga meresmikan Embung Gunung panggung yang menelan anggaran lebih kecil yaitu Rp1 miliar. Pada hari itu juga gubernur meresmikan sentra batu akik Gunungkidul yang berada di Desa Sawahan, Ponjong.
Bupati Gunungkidul Badingah berharap atas peresmian dua embung buatan serta sentra batu akik, menjadikan destinasi wisata baru. Artinya, upaya untuk menanggulangi lahan kritis dengan pemanfaatan embung buatan juga dibarengi dengan pembukaan destinasi wisata baru. ”Apalagi di Embung Sriten pemandangannya cukup bagus dan luar biasa. Jadi selain memiliki fungsi untuk pengairan juga untuk wisata,” ucapnya.
Suharjono
(bhr)