Sosialisasikan Festival Budaya Kota Ambon
A
A
A
Kota Ambon akan menggelar festival dan karnaval budaya sebagai puncak Mangente Ambon 2015. Beragam perhelatan budaya seperti Pray for Ambon, Festival Baris Indah & Empang, Ambon Kuliner Expo, Karnaval Budaya Nusantara Masyarakat Maluku, 440 Tahun Kota Ambon, Pesta Rakyat Orang Basudara, Pesta Teluk, dan Ambon Music Festival The Sound of Pacific yang akan digelar pada September 2015.
Tidak hanya itu, event lainnya seperti launchingMangente Ambon 2015 pada April 2015, Konser 20 Tahun Glenn Fredly di Blantika Musik Indonesia pada Mei 2015, Gema Ramadhan dan Ameks Zamrah Festival pada Juni 2015, Tradisi Pukul Sapu, Festival Hadrat, Darwin-Ambon Yacht Race pada Juli 2015, Festival 1.000 Terompet dan Swimming Open Turnamen Teluk Ambon pada Agustus 2014, sebelumnya juga akan digelar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon Rulien Parmiasa menyampaikan, sedikitnya ada 38 eventwisata yang akan digelar pada tahun 2015 ini. Diharapkan lewat berbagai eventtersebut, bisa menarik banyak wisatawan asing maupun lokal ke Kota Ambon. Seperti pada Februari 2015 lalu misalnya, pihaknya mendapatkan kunjungan Kapal Pesiar Albatros 2. Yang membawa sekitar 800 wisatawan asing.
Wakil Wali Kota Ambon M.A.S Latuconsina atau yang akrab disapa dengan Sam Latuconsina mengatakan, program Mangente Ambon 2015 tersebut juga sekaligus menjadi ajang untuk lebih mengenalkan Kota Ambon yang kondusif, aman, dan nyaman kepada masyarakat umum. Di sisi lain, pihaknya juga membuka peluang kepada warga DIY untuk berinvestasi di sana.
Tidak hanya warga Ambon maupun Maluku yang belajar dan berdomisili di DIY. Mengingat peluang sektor informal dan pariwisata masih terbuka lebar di kawasan ini. Tentu saja hal itu menjadi kesempatan bagi para investor maupun pencari lapangan pekerjaan yang ingin mengembangkan usaha dan karier di tempat yang memiliki 12 spot divingmemesona tersebut.
“Jadi program ini adalah sama dengan tujuan wisata Kota Ambon. Yang dalam sejarahnya memang pernah mengalami konflik pada 1999 lalu. Tapi kini dipastikan bahwa Ambon sudah seperti sebelum 1999 dan sangat kondusif. Terbukti acara MTQ bisa digelar sukses di sini (sebelumnya) dan angka kemiskinan sekarang berkurang dari 17–18% menjadi 4,7% (dalam tiga sampai empat tahun terakhir berdasarkan data dari BPS),
” ujar Sam Latuconsina kepada wartawan dalam Sosialisasi Mangente Ambon 2015 Untuk Masyarakat Maluku di Provinsi DIY, yang digelar di Grand Tjokro Hotel Yogyakarta belum lama ini. Upaya sosialisasi program untuk mendorong tumbuhnya investasi dan ekonomi di Ambon itu pun dilakukan oleh dirinya maupun Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dari awal tahun hingga September 2015 secara bergantian.
Yakni dengan mengunjungi 34 ibukota provinsi yang ada di Indonesia, termasuk Ambon. Sekaligus bertemu dan mengunjungi warga Ambon maupun Maluku yang belajar maupun berdomisili di masing-masing daerah, termasuk DIY. Dengan harapan bisa menjadi duta dan turut mengabarkan tentang kondisi Ambon yang kini telah maju dan berkembang, di samping mengajak putra-putra daerah untuk pulang kampung dan turut mengembangkan tanah kelahirannya.
“Sektor jasa dan perdagangan selama ini jadi kekuatan kami. Tapi terbatas dan untuk menumbuhkan ekonomi, sektor informal dan pariwisata sangat berpeluang. Sektor ini sempat mati suri karena konflik sosial, namun wisatawan dari Amerika dan Australia mulai berdatangan dan bangkit lagi,” urai dia.
Sejumlah eventwisata pun digeberhingga akhir 2015 guna menarik banyak wisatawan ke Kota Ambon. Tidak berhenti di eventpuncak semata. Di antaranya seperti event Pesparawi Nasional dan Gebyar Sumpah Pemuda pada Oktober 2015, Gebyar Musik Harmony Adventus pada November 2015, serta Gelar Acara Cuci Negeri Soya & Naku, Christmas Carol, Santa Claus Mangente Ambon, dan Pesta Rakyat Malam Pergantian Taong pada Desember 2015.
Siti Estuningsih
Yogyakarta
Tidak hanya itu, event lainnya seperti launchingMangente Ambon 2015 pada April 2015, Konser 20 Tahun Glenn Fredly di Blantika Musik Indonesia pada Mei 2015, Gema Ramadhan dan Ameks Zamrah Festival pada Juni 2015, Tradisi Pukul Sapu, Festival Hadrat, Darwin-Ambon Yacht Race pada Juli 2015, Festival 1.000 Terompet dan Swimming Open Turnamen Teluk Ambon pada Agustus 2014, sebelumnya juga akan digelar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon Rulien Parmiasa menyampaikan, sedikitnya ada 38 eventwisata yang akan digelar pada tahun 2015 ini. Diharapkan lewat berbagai eventtersebut, bisa menarik banyak wisatawan asing maupun lokal ke Kota Ambon. Seperti pada Februari 2015 lalu misalnya, pihaknya mendapatkan kunjungan Kapal Pesiar Albatros 2. Yang membawa sekitar 800 wisatawan asing.
Wakil Wali Kota Ambon M.A.S Latuconsina atau yang akrab disapa dengan Sam Latuconsina mengatakan, program Mangente Ambon 2015 tersebut juga sekaligus menjadi ajang untuk lebih mengenalkan Kota Ambon yang kondusif, aman, dan nyaman kepada masyarakat umum. Di sisi lain, pihaknya juga membuka peluang kepada warga DIY untuk berinvestasi di sana.
Tidak hanya warga Ambon maupun Maluku yang belajar dan berdomisili di DIY. Mengingat peluang sektor informal dan pariwisata masih terbuka lebar di kawasan ini. Tentu saja hal itu menjadi kesempatan bagi para investor maupun pencari lapangan pekerjaan yang ingin mengembangkan usaha dan karier di tempat yang memiliki 12 spot divingmemesona tersebut.
“Jadi program ini adalah sama dengan tujuan wisata Kota Ambon. Yang dalam sejarahnya memang pernah mengalami konflik pada 1999 lalu. Tapi kini dipastikan bahwa Ambon sudah seperti sebelum 1999 dan sangat kondusif. Terbukti acara MTQ bisa digelar sukses di sini (sebelumnya) dan angka kemiskinan sekarang berkurang dari 17–18% menjadi 4,7% (dalam tiga sampai empat tahun terakhir berdasarkan data dari BPS),
” ujar Sam Latuconsina kepada wartawan dalam Sosialisasi Mangente Ambon 2015 Untuk Masyarakat Maluku di Provinsi DIY, yang digelar di Grand Tjokro Hotel Yogyakarta belum lama ini. Upaya sosialisasi program untuk mendorong tumbuhnya investasi dan ekonomi di Ambon itu pun dilakukan oleh dirinya maupun Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dari awal tahun hingga September 2015 secara bergantian.
Yakni dengan mengunjungi 34 ibukota provinsi yang ada di Indonesia, termasuk Ambon. Sekaligus bertemu dan mengunjungi warga Ambon maupun Maluku yang belajar maupun berdomisili di masing-masing daerah, termasuk DIY. Dengan harapan bisa menjadi duta dan turut mengabarkan tentang kondisi Ambon yang kini telah maju dan berkembang, di samping mengajak putra-putra daerah untuk pulang kampung dan turut mengembangkan tanah kelahirannya.
“Sektor jasa dan perdagangan selama ini jadi kekuatan kami. Tapi terbatas dan untuk menumbuhkan ekonomi, sektor informal dan pariwisata sangat berpeluang. Sektor ini sempat mati suri karena konflik sosial, namun wisatawan dari Amerika dan Australia mulai berdatangan dan bangkit lagi,” urai dia.
Sejumlah eventwisata pun digeberhingga akhir 2015 guna menarik banyak wisatawan ke Kota Ambon. Tidak berhenti di eventpuncak semata. Di antaranya seperti event Pesparawi Nasional dan Gebyar Sumpah Pemuda pada Oktober 2015, Gebyar Musik Harmony Adventus pada November 2015, serta Gelar Acara Cuci Negeri Soya & Naku, Christmas Carol, Santa Claus Mangente Ambon, dan Pesta Rakyat Malam Pergantian Taong pada Desember 2015.
Siti Estuningsih
Yogyakarta
(bbg)