44 Perupa Hidupkan Museum Haji Widayat

Senin, 16 Maret 2015 - 13:02 WIB
44 Perupa Hidupkan Museum...
44 Perupa Hidupkan Museum Haji Widayat
A A A
MAGELANG - Setelah lama tidak digunakan sebagai tempat pameran, Museum Haji Widayat yang berlokasi di Jalan Letnan Tukiyat Mungkid Magelang, kembali menggelar pameran seni rupa, kemarin. Sejumlah 40 karya seni rupa dari 44 perupa muda ditampilkan di Galeri Hj Soewarni.

Di antaranya karya seni rupa yang berupa lukisan, patung, batik, maupun karya instalasi. “Kebanyakan perupa ini dari mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta dan Solo. Ada 40 karya yang ditampilkan, dari karya itu ada yang merupakan karya kolaborasi,” ujar Project Pameran Karina Rima Melati kepada wartawan di sela-sela Pameran Revitalisasi 20 Tahun Museum Haji Widayat, kemarin.

Menariknya, ke-40 karya tersebut hadir untuk merespons karya-karya pelukis almarhum Haji Widayat. Karya almarhum lebih banyak menyoroti tentang kehidupan tumbuhan, hewan, landscape atau pemandangan, mitos, dan narasi Islam. Dia yang juga turut memamerkan karyanya itu, kemudian berusaha menyerap kelima inspirasi tersebut ke dalam karyanya yang berjudul Greng lan Ngerenyem.

Dia menuangkannya lewat media kain serat yang dilukis menggunakan malam, sama halnya dalam proses membatik. Hanya saja, tidak dilakukan proses pelorodan di dalamnya. Dari karyanya itu, Karina yang juga merupakan cucu pelukis almarhum Haji Widayat, menyajikan motif batik kontemporer yang memadukan kelima inspirasi di atas.

“Lukisan Eyang (Haji Widayat) itu termasuk rumit, dan saya berusaha menuangkannya secara mixlewat batik. Yang menceritakan pemandangan, asa, juga pohon flamboyan (karya) Eyang yang terkenal. Selama 34 tahun mengajar di ISI (Yogyakarta), Eyang selalu bilang ke mahasiswanya untuk grengdan ngerenyem, itu pula yang jadi judul karya saya,” katanya.

Grengdi sini, lanjut dia, memiliki makna supaya yang dilihat selalu bisa menimbulkan suasana hati yang nyaman. Kemudian ngerenyem, dalam bahasa teknis seni rupa ibaratnya seperti nirwana yang bisa memadukan warna komplementer dan kontras hingga menghasilkan suatu karya harmoni yang indah.

Siti Estuningsih
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9371 seconds (0.1#10.140)