Bawa WNA, Kapal Peneliti Terumbu Karang Tenggelam
A
A
A
BATAM - Kapal KM Nurah yang membawa peneliti terumbu karang Indonesia, Australia dan Amerika Serikat, tenggelam di Perairan Tanjung Tondang, Bintan.
Akibatnya, puluhan peneliti tersebut terombang-ambing setelah kapal dengan panjang 30 meter dan lebar enam meter itu tenggelam pada Sabtu malam 14 Maret 2015.
Menurut Danguskamlabar, Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid, kapal yang ditumpangi oleh puluhan peneliti terumbu karang itu, bertolak dari Pelabuhan Batuampar, Sabtu malam sekitar pukul 17.00 WIB dan kapal tersebut dinahkodai oleh Mushaimin (39).
"Kapal tersebut akan menuju Tarempa, peneliti itu akan melakukan konservasi monitoring karang," katanya, Minggu (15/3/2015) pagi.
Setelah kapal tersebut berlayar selama empat jam dari Batam, sambung Rasyid, sekitar pukul 20.00 kapal tersebut mengalami kebocoran akibat kuatnya ombak malam itu.
Semua penumpang dengan alat seadanya dan pompa, berusaha menguras air yang sudah menggenangi kapal.
"Karena genangan air di dalam kapal tidak bisa diatasi, air masuk ke kabin mesin dan mesin kapal mati sekitar pukul 21.10 WIB. Sehingga kapal tenggelam perlahan," ujarnya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, kata Rasyid, salah seorang anggota kapal nahas itu memberi kabar ke Guskamla dan memberi tahu kalau kapal KM Nurah tenggelam di koordinat 01' 12LU-104 18 BT sebelah utara Tanjung Tondang.
Mendapat laporan tersebut, KRI PTM 371 bergegas ke lokasi tenggelamnya kapal untuk melakukan pencarian dan melakukan penyisiran dari Perairan Pulau Bintan.
"Sekitar pukul 01.00 kapal KRI SBR 859 dan KRI KLH 828 berhasil mengevakuasi penumpang dan ABK kapal," katanya.
Menurut Rasyid, dari 20 jumlah penumpang yang ada di kapal nahas itu semuanya berhasil dievakuasi.
Ke 12 penumpang diantaranya warga Indonesia, tiga penumpang warga Australia dan satu orang warga negara Amerika.
"Setelah berhasil dievakuasi, semua penumpang dalam kondisi selamat dan tiba di dermaga Pelabuhan Batuampar sekitar pukul 07.30 WIB," ujarnya.
Akibatnya, puluhan peneliti tersebut terombang-ambing setelah kapal dengan panjang 30 meter dan lebar enam meter itu tenggelam pada Sabtu malam 14 Maret 2015.
Menurut Danguskamlabar, Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid, kapal yang ditumpangi oleh puluhan peneliti terumbu karang itu, bertolak dari Pelabuhan Batuampar, Sabtu malam sekitar pukul 17.00 WIB dan kapal tersebut dinahkodai oleh Mushaimin (39).
"Kapal tersebut akan menuju Tarempa, peneliti itu akan melakukan konservasi monitoring karang," katanya, Minggu (15/3/2015) pagi.
Setelah kapal tersebut berlayar selama empat jam dari Batam, sambung Rasyid, sekitar pukul 20.00 kapal tersebut mengalami kebocoran akibat kuatnya ombak malam itu.
Semua penumpang dengan alat seadanya dan pompa, berusaha menguras air yang sudah menggenangi kapal.
"Karena genangan air di dalam kapal tidak bisa diatasi, air masuk ke kabin mesin dan mesin kapal mati sekitar pukul 21.10 WIB. Sehingga kapal tenggelam perlahan," ujarnya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, kata Rasyid, salah seorang anggota kapal nahas itu memberi kabar ke Guskamla dan memberi tahu kalau kapal KM Nurah tenggelam di koordinat 01' 12LU-104 18 BT sebelah utara Tanjung Tondang.
Mendapat laporan tersebut, KRI PTM 371 bergegas ke lokasi tenggelamnya kapal untuk melakukan pencarian dan melakukan penyisiran dari Perairan Pulau Bintan.
"Sekitar pukul 01.00 kapal KRI SBR 859 dan KRI KLH 828 berhasil mengevakuasi penumpang dan ABK kapal," katanya.
Menurut Rasyid, dari 20 jumlah penumpang yang ada di kapal nahas itu semuanya berhasil dievakuasi.
Ke 12 penumpang diantaranya warga Indonesia, tiga penumpang warga Australia dan satu orang warga negara Amerika.
"Setelah berhasil dievakuasi, semua penumpang dalam kondisi selamat dan tiba di dermaga Pelabuhan Batuampar sekitar pukul 07.30 WIB," ujarnya.
(sms)