Anak Ikut Mendukung Wina Dapat Suami

Kamis, 12 Maret 2015 - 11:21 WIB
Anak Ikut Mendukung...
Anak Ikut Mendukung Wina Dapat Suami
A A A
SLEMAN - Kelakar jadi Sungguhan! Itulah yang sekarang dialami Wina Lia, 39, warga Randugunting, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Bagaimana tidak, awalnya hanya bercanda soal mencari jodoh kepada temannya di media sosial (medsos) Facebook, Dian, saat akan menjual rumah yang ditempatinya.

Belakangan hal itu justru menjadikan pemberitaan fenomenal. Ini lantaran teman Facebook yang bergerak di bidang properti, bukan hanya mengiklankan rumah Wina di dunia maya. Namun, juga iklan mencari pendamping bagi dirinya, terutama bagi pembeli baik bujang maupun duda. Iklan yang dipasang Jumat (7/3) itu pun langsung mendapatkan respons dari netizen.

Terbukti sedikitnya ada 105 penelepon yang menanyakan hal tersebut kepada Wina pada hari pertama iklan itu dipasang. Iklan ini semakin heboh saat muncul di media massa, khususnya media elektronik. Wina mengaku syok atas fenomena tersebut. Apalagi niat awalnya hanya menjual rumah, tidak mencari jodoh.

“Saya hanya guyon (bercanda) sama Mas Dian. Jika ada relasi atau pembeli bujang maupun duda yang juga mencari istri, jika saat ketemu ok, bisa lanjut (menikah),” kata Wina di ruang tamunya, kemarin. Dian yang mendengar ucapan Wina kemudian meminta izin kepada dirinya akan mengiklankan rumah sekaligus mencari pendamping.

Karena waktu itu dikira hanya akan disampaikan dari mulut ke mulut, maka dirinya tidak keberatan. Namun, ternyata iklan dipasang di internet dan sekarang menjadi fenomenal. “Awalnya, saya tidak mengetahui, baru tahu saat dikabari Mas Dian jika ada wartawan online yang akan mewawancarai soal iklan penjualan rumah sekaligus dapat bonus nikah pemiliknya,” ujar wanita kelahiran 13 Mei 1975 itu.

Mendapat kabar tersebut, dirinya kaget. Apalagi di televisi juga sudah beredar kabar itu. Karena penasaran, kemudian dirinya mencari di internet dan menemukan iklan itu. Wina tidak menyangka apa yang diiklankan Dian tersebut. Padahal dirinya tidak ingin mencari sensasi atau memublikasikan diri. Sebab awalnya memang niat akan menjual rumah.

“Awalnya saat chatting di Facebook, Dian menawarkan jika ada tanah atau rumah yang dijual bisa menghubunginya. Karena saya mau menjual rumah, maka saya menghubunginya. Kemudian dia datang ke rumah dan itu pertemuan pertama. Setelah foto-foto akan menawarkan rumahnya Rp1 miliar,” ungkap wanita yang bergerak di bisnis kecantikan itu.

Wina sendiri sekarang mengaku tidak rileks dengan ada pemberitaan ini, terutama soal harga rumahnya. Apalagi di medsos muncul nada-nada miring terhadap dirinya. Dia menegaskan niat awal hanya menjual rumah. Meski jika nanti ada pembeli yang memiliki kecocokan visi dan misi, maka bila berlanjut tidak masalah. Begitu juga bila hanya akan membeli rumah juga tidak mempermasalahkan.

“Saya hanya akan meluruskan soal beli rumah bonus istri itu salah,” kata anak ketiga dari enam bersaudara ini. Wina yang menjanda sejak 2000 ini memiliki dua putri, yaitu Desta dan Mei. Anak pertama, yakni Desta, sudah menikah dan tinggal di Kemudo, Klaten, Jateng. Sementara anak keduanya, Mei, tinggal bersamanya.

Mei tercatat sebagai siswa kelas VII SMPN Berbah, Sleman. Wina sendiri membangun rumah tersebut pada 2013. Rumah yang mau dijual luasnya 527 meter persegi dengan lebar bangunan 11 meter dan panjang 50 meter. “Sekarang yang lebih penting rumah saya cepat laku,” kata Wina yang hobi menyanyi ini.

Sementara putrinya, Mei, mengaku tidak masalah dengan kabar itu. Termasuk jika nanti ibunya menemukan jodoh. Sebab yang terpenting ibunya bisa bahagia. “Kalau Mama dapat jodoh Alhamdulillah, yang terpenting itu terbaik buat Mama, saya mendukung. Apalagi semua sudah kehendak Allah,” katanya.

Tak Sesuai Tatanan Masyarakat


Terpisah, iklan di medsos yang menawarkan rumah dengan hadiah pemiliknya bisa dijadikan istri menurut psikolog UGM Rachmat Hidayat PhD bisa ditafsirkan dengan candaan maupun serius. Tafsiran candaan ialah sang penjual rumah memang tidak terlalu rela melepas rumahnya untuk dimiliki orang lain.

“Ketidakrelaan si wanita ini didukung fakta bahwa dia seorang single parent (orang tua tunggal) sehingga dia pun setuju mengiklankan rumahnya dengan menjadikan dirinya sebagai ‘bonus’. Jadi nanti dia bisa dapat suami tapi sang pemilik sendiri masih bisa menempati rumahnya,” kata Rachmat.

Namun ditafsirkan dari sisi serius, menurut Rachmat, iklan beli rumah bonus istri itu merupakan trik pemasaran semata. Terbukti jika trik berhasil karena banyak masyarakat tertarik dengan iklan tersebut, baik yang serius atau hanya ingin main-main. Dari sisi rasional, dia menilai cara yang digunakan Wina Lia, penjual rumah merupakan hal cerdik. Dengan satu iklan, dia bisa menawarkan rumah sekaligus mencari jodoh.

“Dari sisi psikologi, kejadian ini membuktikan ada perubahan nilai yang terjadi masyarakat, terutama oleh perempuan. Iklan ini menunjukkan ada keterbukaan status perempuan yang mana pada masa lalu status janda memiliki stigma negatif. Namun saat ini status tersebut lebih bisa ditanggapi rasional dan lebih santai,” katanya.

Sosiolog asal Yogyakarta, Dra Sri Rahayu Sumarah SU mengatakan, fenomena iklan jual rumah dapat istri yang ramai diperbincangkan berdampak positif maupun negatif. Hanya dari sisi norma susila hal tersebut tidak etis dan bisa membuat risih.

“Sebenarnya sah saja beriklan demikian. Tapi dampaknya bisa positif dan negatif. Positifnya, bisa saja pemilik rumah benar-benar menemukan jodoh. Tapi bisa juga hal ini dimanfaatkan pria yang berniat jahat. Yang jelas kejadian seperti ini tidak sesuai dengan tatanan masyarakat kita, karena saya pastikan banyak juga masyarakat yang mencibir begitu mengetahui iklan itu,” katanya menganalisa.

Menurut Sri Rahayu, masyarakat juga bisa beranggapan jelek pada wanita penjual rumah. Wanita tersebut bisa dianggap mau meraup keuntungan sebesar-besarnya dari pihak pembeli karena dia akan menerima uang hasil penjualan rumah, sekaligus bisa tetap tinggal di rumah itu jika benar-benar dinikahi pembeli rumah.

“Orang-orang kemungkinan akan bertanya niat sebenarnya dari penjualan rumah atau niat berkeluarga dari si wanita. Karena hal ini memang bukan hal yang wajar dalam kehidupan masyarakat kita,” kata Sri Rahayu.

Priyo setyawan/ ratih keswara
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0895 seconds (0.1#10.140)