Muda-mudi yang Akan Jadi Kiblat Fashion Muslim Dunia
A
A
A
Della Ayu Prasetya sibuk membuat sketsa gaun muslim wanita di atas secarik kertas. Lima menit berselang, mulai tampak gambar gaun muslim wanita hasil rancangan remaja ini yaitu,gaun panjang berwarna cerah, yang tampak anggun.
Della merupakan salah satu siswi SMK NU Banat Kudus yang sedang mendemonstrasikan keahliannya mendesain baju. Para tamu berdecak kagum karena hasil coretannya tampak tak jauh berbeda dengan hasil rancangan desainer profesional. “Setiap hari pekerjaan kita ya membuat desain baju. Ini memang spesialisasi sekolah ini,” ujar Della saat peresmian sekolah ini kemarin.
Sekolah ini didukung oleh beberapa pihak, seperti Djarum Foundation, BNI 46, Pemprov Jateng dan Pemkab Kudus, serta Komisi D DPRD. Dalam peresmian sekolah ini kemarin, digelar juga fashion show yang dibawakan 15 model. Kreativitas para siswa ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Rancangan yang mereka tampilkan dalam fashion show, pernah mereka pertunjukan juga pada pagelaran bergengsi, Indonesia Fashion Week (IFW)belum lama ini.
Desainer Irna Mutiara yang menjadi pembimbing para siswa ini mengatakan dalam lima tahun terakhir industri busana muslim di Indonesia berkembang pesat. Sejak 2010 wacana Indonesia sebagai kiblat fashionmuslim dunia sudah muncul ke permukaan. Saat itu ada tujuh kementrian yang mendukung wacana itu bisa direalisasikan pada 2020. Saat ini produk tekstil Indonesia sudah merambah ke berbagai negara di Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa.
Menurut Irna, jika hal ini dibarengi dengan banyaknya desainer busana muslim yang ada di Indonesia, tidak mustahil jika pada 2020 negeri ini benar-benar menjadi kiblat fashionbusana muslim dunia. “Potensi itu cukup besar, saat ini fashionbusana muslim asal Indonesia sudah mulai dipandang, di samping Turki, yang sudah eksis terlebih dahulu," kata desainer kondang asal Bandung ini.
Di SMK ini kemampuan desain para siswa diselaraskan dengan aturan syariah dalam berbusana. Namun, mereka tetap didorong untuk menggabungkan berbagai unsur warisan budaya, seperti batik dan bordir. Mereka juga dikenalkan pada desain dan teknik membatik, khususnya batik Kudus.
"Batik Kudus memiliki ragam motif yang unik, hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya Tiongkok, Arab, dan Jawa yang kental, kemudian melebur dalam satu maha karya multikultur," ucap pimpinan Corporate Community Responsibility BNI, Nancy Martasutha. SMK ini dilengkapi studio desain lengkap dengan peralatan canggih, seperti perangkat komputer optitex fashion CAD, yakni peranti lunak yang digunakan oleh desainer kelas dunia.
Melalui teknologi ini, para pelajar bisa membuat rancangan busana serta pola dan purwarupa dalam bentuk tiga dimensi. “Melalui program ini, kami tidak hanya membekali kemampuan menjahit, melainkan lebih menitikberatkan pada keahlian para siswa dalam mendesain untuk menciptakan sebuah tren,” papar Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H Serad.
Muhammad Oliez
Kudus
Della merupakan salah satu siswi SMK NU Banat Kudus yang sedang mendemonstrasikan keahliannya mendesain baju. Para tamu berdecak kagum karena hasil coretannya tampak tak jauh berbeda dengan hasil rancangan desainer profesional. “Setiap hari pekerjaan kita ya membuat desain baju. Ini memang spesialisasi sekolah ini,” ujar Della saat peresmian sekolah ini kemarin.
Sekolah ini didukung oleh beberapa pihak, seperti Djarum Foundation, BNI 46, Pemprov Jateng dan Pemkab Kudus, serta Komisi D DPRD. Dalam peresmian sekolah ini kemarin, digelar juga fashion show yang dibawakan 15 model. Kreativitas para siswa ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Rancangan yang mereka tampilkan dalam fashion show, pernah mereka pertunjukan juga pada pagelaran bergengsi, Indonesia Fashion Week (IFW)belum lama ini.
Desainer Irna Mutiara yang menjadi pembimbing para siswa ini mengatakan dalam lima tahun terakhir industri busana muslim di Indonesia berkembang pesat. Sejak 2010 wacana Indonesia sebagai kiblat fashionmuslim dunia sudah muncul ke permukaan. Saat itu ada tujuh kementrian yang mendukung wacana itu bisa direalisasikan pada 2020. Saat ini produk tekstil Indonesia sudah merambah ke berbagai negara di Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa.
Menurut Irna, jika hal ini dibarengi dengan banyaknya desainer busana muslim yang ada di Indonesia, tidak mustahil jika pada 2020 negeri ini benar-benar menjadi kiblat fashionbusana muslim dunia. “Potensi itu cukup besar, saat ini fashionbusana muslim asal Indonesia sudah mulai dipandang, di samping Turki, yang sudah eksis terlebih dahulu," kata desainer kondang asal Bandung ini.
Di SMK ini kemampuan desain para siswa diselaraskan dengan aturan syariah dalam berbusana. Namun, mereka tetap didorong untuk menggabungkan berbagai unsur warisan budaya, seperti batik dan bordir. Mereka juga dikenalkan pada desain dan teknik membatik, khususnya batik Kudus.
"Batik Kudus memiliki ragam motif yang unik, hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya Tiongkok, Arab, dan Jawa yang kental, kemudian melebur dalam satu maha karya multikultur," ucap pimpinan Corporate Community Responsibility BNI, Nancy Martasutha. SMK ini dilengkapi studio desain lengkap dengan peralatan canggih, seperti perangkat komputer optitex fashion CAD, yakni peranti lunak yang digunakan oleh desainer kelas dunia.
Melalui teknologi ini, para pelajar bisa membuat rancangan busana serta pola dan purwarupa dalam bentuk tiga dimensi. “Melalui program ini, kami tidak hanya membekali kemampuan menjahit, melainkan lebih menitikberatkan pada keahlian para siswa dalam mendesain untuk menciptakan sebuah tren,” papar Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H Serad.
Muhammad Oliez
Kudus
(ars)