Gadis Jebolan SLB Digilir di Pinggir Sungai
A
A
A
BANTUL - Nasib tragis menimpa Nf (17), gadis asal Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gadis jebolan Sekolah Luar Biasa (SLB) itu menjadi korban nafsu bejat dua orang yang tidak dikenal. Akibat perbuatan orang bejat tersebut, korban sampai saat ini masih trauma dan perlu mendapatkan pendampingan.
Kapolsek Bambanglipuro AKP Yayan Dewanta membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan korban, Yayan mengatakan kejadian tersebut berlangsung pada hari Sabtu (7/3/2015) malam hingga Minggu (8/3/2015) dini hari.
Korban diperkosa oleh dua orang tak dikenal di pinggir sungai setelah sebelumnya diculik dari rumahnya. "Korban diperkosa mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB," ungkap Yayan, Rabu (11/3/2015).
Yayan mengungkapkan, malam itu di dekat tempat tinggal korban sedang ada orang yang meninggal. Kedua orangtua korban melayat, sementara korban yang menonton televisi ditinggal sendirian di dalam rumah. Pintu belakang rumah tidak dikunci.
Sekitar pukul 22.00 WIB, tiba-tiba dua orang pelaku masuk melalui pintu belakang dan langsung mendatangi korban di ruang tengah. Keduanya mengancam korban dan langsung mengangkat korban sembari membekap mulut korban, lalu membawanya ke belakang rumah.
Sekitar 15 meter dari rumah, korban lantas diseret hingga ke tepian sungai. "Di tepi sungai itulah korban diperkosa," jelasnya.
Untuk berteriak minta tolong memang tidak mungkin karena korban mengalami kelainan dalam hal komunikasi. Korban sedikit cadel ketika berbicara sesuatu. Dengan kondisi tersebut, pelaku dapat dengan leluasa menggagahi Nf. Berdasarkan pengakuan korban, ia digagahi tiga kali oleh pelaku pertama dan dua kali oleh pelaku yang lain.
Setelah puas menggagahi korban, para pelaku meninggalkan korban begitu saja. Pelaku melarikan diri dengan cara melompat sungai dan hilang di kegelapan.
Yayan menambahkan, Minggu pagi korban menceritakan hal tersebut kepada tetangga sebelahnya yang mengerti bahasa korban. Tetangga korban langsung menceritakan kepada orangtua korban.
"Orangtua korban menceritakan ke dukuhnya kemarin. Dan, dukuh melaporkan ke sini (Polsek)," ujarnya.
Sampai saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan berusaha mengetahui pelaku. Meski korban sedikit mengalami kesulitan dalam hal komunikasi, namun pemikiran korban masih normal.
Kepada polisi, korban tidak mengetahui siapa sejatinya pelaku tersebut, korban hanya mengungkapkan ciri-cirinya. "Kemungkinan pelakunya orang sekitar dusun tersebut, karena mengetahui situasi," tuturnya.
Kapolres Bantul AKBP Surawan membenarkan peristiwa tersebut. Karena korban adalah seseorang yang berkebutuhan khusus, saat ini kasus tersebut dilimpahkan ke Polres Bantul. Kini, kasus tersebut ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Kapolsek Bambanglipuro AKP Yayan Dewanta membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan korban, Yayan mengatakan kejadian tersebut berlangsung pada hari Sabtu (7/3/2015) malam hingga Minggu (8/3/2015) dini hari.
Korban diperkosa oleh dua orang tak dikenal di pinggir sungai setelah sebelumnya diculik dari rumahnya. "Korban diperkosa mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB," ungkap Yayan, Rabu (11/3/2015).
Yayan mengungkapkan, malam itu di dekat tempat tinggal korban sedang ada orang yang meninggal. Kedua orangtua korban melayat, sementara korban yang menonton televisi ditinggal sendirian di dalam rumah. Pintu belakang rumah tidak dikunci.
Sekitar pukul 22.00 WIB, tiba-tiba dua orang pelaku masuk melalui pintu belakang dan langsung mendatangi korban di ruang tengah. Keduanya mengancam korban dan langsung mengangkat korban sembari membekap mulut korban, lalu membawanya ke belakang rumah.
Sekitar 15 meter dari rumah, korban lantas diseret hingga ke tepian sungai. "Di tepi sungai itulah korban diperkosa," jelasnya.
Untuk berteriak minta tolong memang tidak mungkin karena korban mengalami kelainan dalam hal komunikasi. Korban sedikit cadel ketika berbicara sesuatu. Dengan kondisi tersebut, pelaku dapat dengan leluasa menggagahi Nf. Berdasarkan pengakuan korban, ia digagahi tiga kali oleh pelaku pertama dan dua kali oleh pelaku yang lain.
Setelah puas menggagahi korban, para pelaku meninggalkan korban begitu saja. Pelaku melarikan diri dengan cara melompat sungai dan hilang di kegelapan.
Yayan menambahkan, Minggu pagi korban menceritakan hal tersebut kepada tetangga sebelahnya yang mengerti bahasa korban. Tetangga korban langsung menceritakan kepada orangtua korban.
"Orangtua korban menceritakan ke dukuhnya kemarin. Dan, dukuh melaporkan ke sini (Polsek)," ujarnya.
Sampai saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan berusaha mengetahui pelaku. Meski korban sedikit mengalami kesulitan dalam hal komunikasi, namun pemikiran korban masih normal.
Kepada polisi, korban tidak mengetahui siapa sejatinya pelaku tersebut, korban hanya mengungkapkan ciri-cirinya. "Kemungkinan pelakunya orang sekitar dusun tersebut, karena mengetahui situasi," tuturnya.
Kapolres Bantul AKBP Surawan membenarkan peristiwa tersebut. Karena korban adalah seseorang yang berkebutuhan khusus, saat ini kasus tersebut dilimpahkan ke Polres Bantul. Kini, kasus tersebut ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
(zik)