Ketika Produser Lokal Beralih ke Negeri Tetangga
A
A
A
KOTA BANDUNG - Istilah Sunda ngigelan jaman atau mengikuti perkembangan zaman rupanya diadopsi sepenuhnya oleh produser lagu pop Sunda di Jawa Barat. Seperti diketahui bersama, fenomena CD dan DVD bajakan memang bukan perkara baru. Kalah bertarung di industri fisik, akhirnya banyak produser dan label rekaman lokal yang “terkapar” dan menghentikan peredaran CD orisinal.
Namun itu bukan berarti kiamat bagi pelaku industri musik. Alih-alih mati berkarya, mereka justru lebih memilih lahan baru yang lebih seksi. Genre anyar yang kini banyak dilirik adalah jalur melayu. Tak tanggung-tanggung, mereka pun rela berhijrah hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam untuk mencari ceruk peruntungan di luar ranah pop Sunda.
DHP Production misalnya, dalam dua tahun terakhir sudah menjajaki pasar mancanegara demi memertahankan eksistensi di belantika musik. Tak hanya menyesuaikan selera pasar, markas pencetak artis pop Sunda ini pun bekerja sama dengan sebuah label rekaman terbesar, Live Record untuk peredaran produk fisik di Malaysia dan sekitarnya.
Kejutan terbaru, DHP meminang band Republik untuk melantunkan lagu melayu karya Dose Hudaya. Sang vokalis Ruri yang sebelumnya sohor dengan lagu melayu Selimut Tetangga, kini bersiap mendobrak kancah musik satu singel berjudul Sesakit-sakitnya.
“Sesuai dengan komitmen tahun lalu, tahun 2015 saya kini menggarap grup band dengan genre melayu. Ini menjadi sebuah jawaban, bahwa bermusik memang harus selalu mengikuti tren dan selera pasar. Jika pasar pop Sunda terlalu sulit, saya pun harus menggarap pasar lain yang lebih menjanjikan,” ujar pemilik DHP Production Dose Hudaya belum lama ini di Bandung.
Dalam penilaiannya, kiprah band Republik di belantika musik Indonesia patut diapresiasi. Mengingat saat ini tren band mulai merosot, Ruri dkk justru bak bola salju yang terus berputar. Republik yang kini merajai chart Dahsyat RCTI, dan beberapa radio nasional mulai disejajarkan dengan band papan atas Indonesia lainnya.
Sementara Ruri sendiri memaparkan, ketertarikannya untuk menerima pinangan DHP tak terlepas dari materi lagunya yang dinilai pas dengan cirri khasnya sebagai vokalis band beraliran metal alias melayu total. “Saya dengarkan lagunya, memang lagunya menyayat hati. Lagu itu juga kayaknya jujur banget dari hati, dan kalau saya nyanyikan kayaknya bakal bisa diterima oleh masyarakat,” kata Ruri.
Meski punya lagu-lagu karya sendiri, dia mengaku tetap serius menghayati lagu karya orang lain dengan maksimal. Dia pun tetap menumbuhkan sikap optimistis, produksi fisik tak akan kalah dengan teknologi digital, terlebih semakin merajalelanya produk bajakan. “Tantangan juga buat saya jika dapat menyanyikan lagu karya orang lain sebaik menyanyikan lagu karya saya sendiri,” tuturnya.
Dengan mantap dan percaya diri, vokalis tangguh berzodiak Aquarius ini siap beraksi dengan lagu Sesakit-sakitnya. Satu yang diyakininya, lagu ini jujur dari hati, tidak menjiplak karya orang lain, sehingga kesuksesan dalam penjualan CD dan DVD-nya bukan sebuah kemustahilan. Dalam dua tahun terakhir, Dose tak pernah berhenti menjajal pasar mancanegara lewat karyanya.
Ada beberapa penyanyi yang konon paling banyak diminati. Sebut saja Sule, Didi Kempot, serta sejumlah pelantun wanita seperti Evi Tamala, Wina, Cynthia, Florina, dan masih banyak lagi. Sementara General Manager Life Record Osman Arrifin mengatakan, kerja sama Malaysia dengan DHP yang asli Bandung bukan sebuah keputusan frustasi.
Pasalnya, beberapa tahun silam label ini juga sempat mendongkrak kesuksesan lewat produk lagu dan artis asal Indonesia. Meski di Indonesia penjualan dalam bentuk keping CD sudah semakin merosot, namun tak demikian di Malaysia.
“Terus terang kami kekurangan artis muda Indonesia, khususnya untuk band dan penyanyi wanita. Menurut kami, artis wanita dan band aliran kemelayumelayuan memiliki potensi yang bagus untuk dipasarkan. Tak seperti di Indonesia yang marak CD bajakan, di Malaysia masih banyak masyarakat yang apresiatif terhadap industri fisik yang sifatnya resmi,”papar Osman.
Dini Budiman
Namun itu bukan berarti kiamat bagi pelaku industri musik. Alih-alih mati berkarya, mereka justru lebih memilih lahan baru yang lebih seksi. Genre anyar yang kini banyak dilirik adalah jalur melayu. Tak tanggung-tanggung, mereka pun rela berhijrah hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam untuk mencari ceruk peruntungan di luar ranah pop Sunda.
DHP Production misalnya, dalam dua tahun terakhir sudah menjajaki pasar mancanegara demi memertahankan eksistensi di belantika musik. Tak hanya menyesuaikan selera pasar, markas pencetak artis pop Sunda ini pun bekerja sama dengan sebuah label rekaman terbesar, Live Record untuk peredaran produk fisik di Malaysia dan sekitarnya.
Kejutan terbaru, DHP meminang band Republik untuk melantunkan lagu melayu karya Dose Hudaya. Sang vokalis Ruri yang sebelumnya sohor dengan lagu melayu Selimut Tetangga, kini bersiap mendobrak kancah musik satu singel berjudul Sesakit-sakitnya.
“Sesuai dengan komitmen tahun lalu, tahun 2015 saya kini menggarap grup band dengan genre melayu. Ini menjadi sebuah jawaban, bahwa bermusik memang harus selalu mengikuti tren dan selera pasar. Jika pasar pop Sunda terlalu sulit, saya pun harus menggarap pasar lain yang lebih menjanjikan,” ujar pemilik DHP Production Dose Hudaya belum lama ini di Bandung.
Dalam penilaiannya, kiprah band Republik di belantika musik Indonesia patut diapresiasi. Mengingat saat ini tren band mulai merosot, Ruri dkk justru bak bola salju yang terus berputar. Republik yang kini merajai chart Dahsyat RCTI, dan beberapa radio nasional mulai disejajarkan dengan band papan atas Indonesia lainnya.
Sementara Ruri sendiri memaparkan, ketertarikannya untuk menerima pinangan DHP tak terlepas dari materi lagunya yang dinilai pas dengan cirri khasnya sebagai vokalis band beraliran metal alias melayu total. “Saya dengarkan lagunya, memang lagunya menyayat hati. Lagu itu juga kayaknya jujur banget dari hati, dan kalau saya nyanyikan kayaknya bakal bisa diterima oleh masyarakat,” kata Ruri.
Meski punya lagu-lagu karya sendiri, dia mengaku tetap serius menghayati lagu karya orang lain dengan maksimal. Dia pun tetap menumbuhkan sikap optimistis, produksi fisik tak akan kalah dengan teknologi digital, terlebih semakin merajalelanya produk bajakan. “Tantangan juga buat saya jika dapat menyanyikan lagu karya orang lain sebaik menyanyikan lagu karya saya sendiri,” tuturnya.
Dengan mantap dan percaya diri, vokalis tangguh berzodiak Aquarius ini siap beraksi dengan lagu Sesakit-sakitnya. Satu yang diyakininya, lagu ini jujur dari hati, tidak menjiplak karya orang lain, sehingga kesuksesan dalam penjualan CD dan DVD-nya bukan sebuah kemustahilan. Dalam dua tahun terakhir, Dose tak pernah berhenti menjajal pasar mancanegara lewat karyanya.
Ada beberapa penyanyi yang konon paling banyak diminati. Sebut saja Sule, Didi Kempot, serta sejumlah pelantun wanita seperti Evi Tamala, Wina, Cynthia, Florina, dan masih banyak lagi. Sementara General Manager Life Record Osman Arrifin mengatakan, kerja sama Malaysia dengan DHP yang asli Bandung bukan sebuah keputusan frustasi.
Pasalnya, beberapa tahun silam label ini juga sempat mendongkrak kesuksesan lewat produk lagu dan artis asal Indonesia. Meski di Indonesia penjualan dalam bentuk keping CD sudah semakin merosot, namun tak demikian di Malaysia.
“Terus terang kami kekurangan artis muda Indonesia, khususnya untuk band dan penyanyi wanita. Menurut kami, artis wanita dan band aliran kemelayumelayuan memiliki potensi yang bagus untuk dipasarkan. Tak seperti di Indonesia yang marak CD bajakan, di Malaysia masih banyak masyarakat yang apresiatif terhadap industri fisik yang sifatnya resmi,”papar Osman.
Dini Budiman
(bhr)