Membantu atau Ajang Pungli ?
A
A
A
PALEMBANG - Penutupan akses jalan poros kebun sayur, tepatnya di simpang tiga Bandara In ternasional SMB II, malah menciptakan aksi pungutan liar (pungli).
Pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, di jalan itu, beberapa warga sengaja berdiri di samping jalan, guna menawarkan bantuan menyeberangkan kendaraan. Aksi ini mulai ramai sejak pagi hari. Jalan poros kebun sayur itu sempat ramai dilintasi warga. Lalu, setelah jalan itu ditutup dengan membuatkan galian besar ternyata banyak pengendara roda dua yang tetap bersikukuh melintasi jalan tersebut.
“Melintasi jalan ini, lebih dekat. Dari arah Talang Jambe atau arah lainnya bisa menembus ke Kenten Laut, Perumnas atau Kebun Bunga. Akses jalan ini memang bermanfaat sekali,” ujar Maya, 28 warga Kelurahan Sukawinatan, kemarin.
Beberapa bulan terakhir, jalan tersebut ditutup dengan membuat galian tanah. Maya mengatakan, galian itu masih bisa dilintasi dengan menggunakan jembatan kayu yang disediakan warga. Sebelumnya, jembatan kayu itu cukup lebar, akan tetapi lama-kelamaan ukuran kayu penyeberangan makin mengecil sehingga membuat warga makin sulit melintas. Untuk sekali menyeberang jembatan dan dibantu dengan jasa penyeberangan, ia mengaku memberikan uang sebesar Rp2.000.
Jika dahulu, lebih banyak anak-anak usia remaja yang membantu, akan tetapi saat ini, malah lebih banyak warga berusia dewasa. “Entahlah ya, niatnya memang minta bantuan atau uang,” ujarnya. Dikonfirmasikan hal ini, Camat Sukarami Putra Jaya mengatakan, penutupan akses jalan disebabkan karena aktivitas pengangkutan tanah yang dilakukan pelaksana pembangunan jalan.
Akibatnya, di jalan itu banyak tanah-tanah yang membuat jalan di kawasan simpang tiga bandara menjadi kotor. “Iya sempat ditutup, karena dulunya banyak kendaran melintas dan membuat jalan kotor. Apa lagi, mendekati proses penilaian adipura. Sekarang malah banyak oknum itu memintaminta uang,” ungkapnya.
Tasmalinda
Pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, di jalan itu, beberapa warga sengaja berdiri di samping jalan, guna menawarkan bantuan menyeberangkan kendaraan. Aksi ini mulai ramai sejak pagi hari. Jalan poros kebun sayur itu sempat ramai dilintasi warga. Lalu, setelah jalan itu ditutup dengan membuatkan galian besar ternyata banyak pengendara roda dua yang tetap bersikukuh melintasi jalan tersebut.
“Melintasi jalan ini, lebih dekat. Dari arah Talang Jambe atau arah lainnya bisa menembus ke Kenten Laut, Perumnas atau Kebun Bunga. Akses jalan ini memang bermanfaat sekali,” ujar Maya, 28 warga Kelurahan Sukawinatan, kemarin.
Beberapa bulan terakhir, jalan tersebut ditutup dengan membuat galian tanah. Maya mengatakan, galian itu masih bisa dilintasi dengan menggunakan jembatan kayu yang disediakan warga. Sebelumnya, jembatan kayu itu cukup lebar, akan tetapi lama-kelamaan ukuran kayu penyeberangan makin mengecil sehingga membuat warga makin sulit melintas. Untuk sekali menyeberang jembatan dan dibantu dengan jasa penyeberangan, ia mengaku memberikan uang sebesar Rp2.000.
Jika dahulu, lebih banyak anak-anak usia remaja yang membantu, akan tetapi saat ini, malah lebih banyak warga berusia dewasa. “Entahlah ya, niatnya memang minta bantuan atau uang,” ujarnya. Dikonfirmasikan hal ini, Camat Sukarami Putra Jaya mengatakan, penutupan akses jalan disebabkan karena aktivitas pengangkutan tanah yang dilakukan pelaksana pembangunan jalan.
Akibatnya, di jalan itu banyak tanah-tanah yang membuat jalan di kawasan simpang tiga bandara menjadi kotor. “Iya sempat ditutup, karena dulunya banyak kendaran melintas dan membuat jalan kotor. Apa lagi, mendekati proses penilaian adipura. Sekarang malah banyak oknum itu memintaminta uang,” ungkapnya.
Tasmalinda
(bhr)