65% Sekolah Ditarget Miliki PIK KRR
A
A
A
KAYUAGUNG - Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) OKI menargetkan 65% SLTP dan SMA di Bumi Sebende Seguguk mempunyai Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Re maja (PIK KRR), untuk mencegah remaja dari pengaruh negatif.
Kepala BKKB OKI Alhadi Nasir mengungkapkan, karena saat ini yang terealisasi memiliki PIK hanya 31 sekolah, tahun ini pihaknya menargetkan minimal 65% atau 40sekolahdari 197 sekolah tingkat SLTP dan SMA se-Kabupaten OKI harus memiliki PIK.
“Namun, harus ada dukungan dari semua pihak. Karena ini bukan hanya tanggung jawab BKKB OKI saja, terutama harus ada dukungan dari dinas pendidikan,” ungkapnya, pada kegiatan sosialisasi program PIK KRR di aula serbaguna RSUD Kayuagung, kemarin.
Menurut Alhadi, pelajar-pelajar di tingkat SLTP dan SMA yang rentan pengaruh negatif dinilai perlu mendapat arahan dan sosialisasi dari program PIK KRR. “Pengaruh negatif itu sangat rentan mengarah pada anak di usia 14 tahun hinga remaja 25 tahun. Dengan program ini, remaja dapat mengatahui sejak dini, dampak risiko dalam perencanaan kehidupan,” paparnya.
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Produksi (Kespo) Iswandi menuturkan, BKKB OKI merupakan motivator PIK KRR. Tapi, instansi terkait juga harus ikut andil dalam kepedulian remaja dan dampak dari risikonya. “Ya, agar remaja punya perencanaan dan terhindar dari pernikahan dini, seks bebas, dan pemakaian narkoba,” tuturnya.
Wandi melanjutkan, sosialisasi PIK KRR ini juga melibatkan langsung guru pembina dari setiap sekolah SLTP dan SMA se-Kabupaten OKI. Karena merupakan suatu wadah kegiatan program generasi remaja yang dikelola untuk remaja/mahasiswa, guna memberi pelayanan informasi dan konseling tentang program mereka.
M rohali
Kepala BKKB OKI Alhadi Nasir mengungkapkan, karena saat ini yang terealisasi memiliki PIK hanya 31 sekolah, tahun ini pihaknya menargetkan minimal 65% atau 40sekolahdari 197 sekolah tingkat SLTP dan SMA se-Kabupaten OKI harus memiliki PIK.
“Namun, harus ada dukungan dari semua pihak. Karena ini bukan hanya tanggung jawab BKKB OKI saja, terutama harus ada dukungan dari dinas pendidikan,” ungkapnya, pada kegiatan sosialisasi program PIK KRR di aula serbaguna RSUD Kayuagung, kemarin.
Menurut Alhadi, pelajar-pelajar di tingkat SLTP dan SMA yang rentan pengaruh negatif dinilai perlu mendapat arahan dan sosialisasi dari program PIK KRR. “Pengaruh negatif itu sangat rentan mengarah pada anak di usia 14 tahun hinga remaja 25 tahun. Dengan program ini, remaja dapat mengatahui sejak dini, dampak risiko dalam perencanaan kehidupan,” paparnya.
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Produksi (Kespo) Iswandi menuturkan, BKKB OKI merupakan motivator PIK KRR. Tapi, instansi terkait juga harus ikut andil dalam kepedulian remaja dan dampak dari risikonya. “Ya, agar remaja punya perencanaan dan terhindar dari pernikahan dini, seks bebas, dan pemakaian narkoba,” tuturnya.
Wandi melanjutkan, sosialisasi PIK KRR ini juga melibatkan langsung guru pembina dari setiap sekolah SLTP dan SMA se-Kabupaten OKI. Karena merupakan suatu wadah kegiatan program generasi remaja yang dikelola untuk remaja/mahasiswa, guna memberi pelayanan informasi dan konseling tentang program mereka.
M rohali
(ftr)