12 Kg Kian Ditinggalkan Warga Kulonprogo
A
A
A
KULONPROGO - Elpiji ukuran 12 kg alias nonsubsidi semakin ditinggalkan konsumen di Kulonprogo setelah kenaikan harga.
Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga membuat konsumen beralih ke ukuran 3 kilogram. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelanggan elpiji bersubsidi. Pemilik pangkalan, Wahyu Kurniawati mengatakan, pemberitahuan kenaikan harga elpiji 12 kg baru diketahui pada awal bulan kemarin.
Harga pokok sebelumnya Rp130.000 dan naik menjadi Rp135.000. Kenaikan ini dipastikan akan berpengaruh terhadap penjualan. Sebab pada kenaikan sebelumnya banyak yang beralih ke gas melon. “Sudah ada beberapa yang minta ganti kiriman ke 3 kilogram,” ucap Wahyu.
Sebelum ada kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg, satu bulan dia bisa menjual 50-60 tabung. Tetapi, setelah ada kenaikan penjualan turun menjadi 30-an tabung per bulan. Kini dengan ada kenaikan lagi dipastikan konsumen akan kembali turun. Sejumlah pedagang eceran, kata dia, sudah mulai minta penambahan untuk elpiji 3 kg.
Satu pedagang yang biasa mengambil 6 tabung sudah ada minta 8 atau 10 tabung. Karena itu, ini akan membuat stok 3 kg semakin menipis. “Kami hanya dapat (360 tabung 3 kg) setiap dua hari sekali, itu sangat kurang,” kata Wahyu.
Pedagang pengecer, Suryanti mengaku, ada beberapa konsumennya yang pindah ke 3 kg. Ada beberapa konsumen memiliki dua jenis tabung. Namun dengan harga yang terus naik, dipastikan akan beralih ke 3 kg. “Biasanya yang 12 kg hanya cadangan saat kosong,” katanya.
Dikatakannya, kenaikan harga elpiji 12 kg tidak akan berdampak di masyarakat. Sebab hanya sebagian kecil konsumen menggunakan jenis ini, asalkan pasokan gas melon normal dan tidak ada pengurangan. “Yang penting pasokan gas melon normal, tidak akan ada masalah,” ujarnya.
Kuntadi
Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga membuat konsumen beralih ke ukuran 3 kilogram. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelanggan elpiji bersubsidi. Pemilik pangkalan, Wahyu Kurniawati mengatakan, pemberitahuan kenaikan harga elpiji 12 kg baru diketahui pada awal bulan kemarin.
Harga pokok sebelumnya Rp130.000 dan naik menjadi Rp135.000. Kenaikan ini dipastikan akan berpengaruh terhadap penjualan. Sebab pada kenaikan sebelumnya banyak yang beralih ke gas melon. “Sudah ada beberapa yang minta ganti kiriman ke 3 kilogram,” ucap Wahyu.
Sebelum ada kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg, satu bulan dia bisa menjual 50-60 tabung. Tetapi, setelah ada kenaikan penjualan turun menjadi 30-an tabung per bulan. Kini dengan ada kenaikan lagi dipastikan konsumen akan kembali turun. Sejumlah pedagang eceran, kata dia, sudah mulai minta penambahan untuk elpiji 3 kg.
Satu pedagang yang biasa mengambil 6 tabung sudah ada minta 8 atau 10 tabung. Karena itu, ini akan membuat stok 3 kg semakin menipis. “Kami hanya dapat (360 tabung 3 kg) setiap dua hari sekali, itu sangat kurang,” kata Wahyu.
Pedagang pengecer, Suryanti mengaku, ada beberapa konsumennya yang pindah ke 3 kg. Ada beberapa konsumen memiliki dua jenis tabung. Namun dengan harga yang terus naik, dipastikan akan beralih ke 3 kg. “Biasanya yang 12 kg hanya cadangan saat kosong,” katanya.
Dikatakannya, kenaikan harga elpiji 12 kg tidak akan berdampak di masyarakat. Sebab hanya sebagian kecil konsumen menggunakan jenis ini, asalkan pasokan gas melon normal dan tidak ada pengurangan. “Yang penting pasokan gas melon normal, tidak akan ada masalah,” ujarnya.
Kuntadi
(ftr)