Penataan Berbasis Komunitas Dapat Turunkan Kemiskinan
A
A
A
SLEMAN - Jumlah kepala keluarga (KK) miskin di Sleman hingga saat ini masih tinggi. Jumlahnya masih di atas 10% dari jumlah KK. Data pemkab setempat pada akhir 2014 lalu, dari 369.534 KK ada 43.798 atau 11,85% di antaranya tercatat sebagai KK miskin dan 53.763 atau 14,54% KK rentan miskin.
Untuk penanganan kemiskinan berbagai program telah di lakukan Pemkab Sleman, baik melalui APBD maupun bekerja sama dengan instansi atau lembaga terkait. Satu di antaranya, seperti program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Dusun Gerjen, Desa Margomulyo, Seyegan. Program itu berlangsung sejak 2012 dan berakhir 2015.
Bupati Sleman Sri Purnomo secara resmi menutup kegiatan itu di Sendang Gerjen, Margomulyo, Seyegan, kemarin. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, dengan selesainya pelaksanaan program ini, bukan berarti program PLPBK berak hir. Justru sebaliknya, harus men jadi awal untuk meningkatkan kualitas lingkungan, terutama di Gerjen, Margomulyo, Seyegan.
Dengan begitu, mampu menciptakan suasana harmonis atau living in harmony., Termasuk meningkatkan produktivitas serta per mukiman yang la yak. “Dengan begitu, program PLPBK dapat semakin menu run kan angka ke miskinan,” ungkap Sri Purnomo dalam sambutan penutupan program PLPBK di Gerjen, Margomulyo, Seyegan, kemarin. Sri Purnomo menjelaskan, program PLPBK selain menjadi cerminan proses pembangunan dari bottom up.
Namun juga bukti konkret kemitraan antara pe merintah, swasta, dan masyarakat, dalam menata lingkungan. Karena itu, program ini harus terus direncanakan dan berkesinambungan. Kendati seluruh pemangku kepentingan termasuk organisasi pemeliharaan dan pemanfaatan yang telah dibentuk, harus dapat melaksanakan dan mengembangkan program sesuai dinamika masyarakat setempat.
“Yang terpenting dengan kegiatan PLPBK ini, Desa Margomulyo harus menjadi kawasan sehat, harmoni, serta harus sesuai dengan tata ruang yang ditetapkan,” katanya. Ketua panitia pembangunan, Suwandi mengatakan, pembangunan fisik program PLPBK Desa Margomulyo mengguna kan dana BLM PLPBK Rp850 Juta.
Priyo setyawan
Untuk penanganan kemiskinan berbagai program telah di lakukan Pemkab Sleman, baik melalui APBD maupun bekerja sama dengan instansi atau lembaga terkait. Satu di antaranya, seperti program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Dusun Gerjen, Desa Margomulyo, Seyegan. Program itu berlangsung sejak 2012 dan berakhir 2015.
Bupati Sleman Sri Purnomo secara resmi menutup kegiatan itu di Sendang Gerjen, Margomulyo, Seyegan, kemarin. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, dengan selesainya pelaksanaan program ini, bukan berarti program PLPBK berak hir. Justru sebaliknya, harus men jadi awal untuk meningkatkan kualitas lingkungan, terutama di Gerjen, Margomulyo, Seyegan.
Dengan begitu, mampu menciptakan suasana harmonis atau living in harmony., Termasuk meningkatkan produktivitas serta per mukiman yang la yak. “Dengan begitu, program PLPBK dapat semakin menu run kan angka ke miskinan,” ungkap Sri Purnomo dalam sambutan penutupan program PLPBK di Gerjen, Margomulyo, Seyegan, kemarin. Sri Purnomo menjelaskan, program PLPBK selain menjadi cerminan proses pembangunan dari bottom up.
Namun juga bukti konkret kemitraan antara pe merintah, swasta, dan masyarakat, dalam menata lingkungan. Karena itu, program ini harus terus direncanakan dan berkesinambungan. Kendati seluruh pemangku kepentingan termasuk organisasi pemeliharaan dan pemanfaatan yang telah dibentuk, harus dapat melaksanakan dan mengembangkan program sesuai dinamika masyarakat setempat.
“Yang terpenting dengan kegiatan PLPBK ini, Desa Margomulyo harus menjadi kawasan sehat, harmoni, serta harus sesuai dengan tata ruang yang ditetapkan,” katanya. Ketua panitia pembangunan, Suwandi mengatakan, pembangunan fisik program PLPBK Desa Margomulyo mengguna kan dana BLM PLPBK Rp850 Juta.
Priyo setyawan
(ftr)