Hilangkan Vandalisme, Pelajar Mengecat Stadion
A
A
A
KULONPROGO - Aksi vandalisme yang merusak pemandangan pada sejumlah fasilitas umum di Kulonprogo, direspons para siswa SMK 1 Pengasih.
Puluhan siswa yang mayoritas perempuan ini membersihkan coretan di dinding Stadion Cangkring, Wates, dan Jembatan Derwolo, Pengasih. Ini merupakan aksi nyata mengampanyekan gerakan cinta lingkungan.
“Ada 70 siswa yang kami libatkan baik dari perwakilan OSIS maupun sangga kerja pramuka,” ucap Guru Bimbingan Karier yang juga Pembina OSIS, Wagiman. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk keprihatinan siswa dengan banyaknya coretan vandalisme di beberapa fasilitas umum.
Mereka yakin para pelaku adalah generasi muda. Jadi, melalui aksi ini mereka mengajak para remaja untuk lebih peduli kepada lingkungan. Coretan yang dihasilkan menjadikan kesan kumuh dan kotor. Padahal, fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan masyarakat. Aksi seperti inilah yang harus dihindari, karena tidak ada manfaatnya melakukan vandalisme.
“Kalau memang kreatif, harus disalurkan pada media yang tepat, bukan melakukan vandalisme,” ujarnya. Salah seorang siswi, Anti Widian Pratiwi, mengaku senang ikut dalam kegiatan ini. Meski hari Minggu yang merupakan waktu berlibur, dia dan teman-temannya justru bangga bisa ikut membersihkan vandalisme.
“Lingkungan ini juga milik generasi yang akan datang, jadi wajib untuk menjaganya,” ujarnya. Sebelum dilakukan aksi pembersihan vandalisme, para siswa ini mendapatkan pemahaman tentang penggunaan IT yang benar dan sehat. Sekolah mengundang bagian humas dan TI Setda Kulonprogo untuk memotivasi para siswa agar bisa memanfaatkan IT secara bijak.
Kuntadi
Puluhan siswa yang mayoritas perempuan ini membersihkan coretan di dinding Stadion Cangkring, Wates, dan Jembatan Derwolo, Pengasih. Ini merupakan aksi nyata mengampanyekan gerakan cinta lingkungan.
“Ada 70 siswa yang kami libatkan baik dari perwakilan OSIS maupun sangga kerja pramuka,” ucap Guru Bimbingan Karier yang juga Pembina OSIS, Wagiman. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk keprihatinan siswa dengan banyaknya coretan vandalisme di beberapa fasilitas umum.
Mereka yakin para pelaku adalah generasi muda. Jadi, melalui aksi ini mereka mengajak para remaja untuk lebih peduli kepada lingkungan. Coretan yang dihasilkan menjadikan kesan kumuh dan kotor. Padahal, fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan masyarakat. Aksi seperti inilah yang harus dihindari, karena tidak ada manfaatnya melakukan vandalisme.
“Kalau memang kreatif, harus disalurkan pada media yang tepat, bukan melakukan vandalisme,” ujarnya. Salah seorang siswi, Anti Widian Pratiwi, mengaku senang ikut dalam kegiatan ini. Meski hari Minggu yang merupakan waktu berlibur, dia dan teman-temannya justru bangga bisa ikut membersihkan vandalisme.
“Lingkungan ini juga milik generasi yang akan datang, jadi wajib untuk menjaganya,” ujarnya. Sebelum dilakukan aksi pembersihan vandalisme, para siswa ini mendapatkan pemahaman tentang penggunaan IT yang benar dan sehat. Sekolah mengundang bagian humas dan TI Setda Kulonprogo untuk memotivasi para siswa agar bisa memanfaatkan IT secara bijak.
Kuntadi
(bhr)