Dorong Empat Pilar Pedoman Gizi Seimbang Demi Sumut yang Sehat

Minggu, 01 Maret 2015 - 11:43 WIB
Dorong Empat Pilar Pedoman...
Dorong Empat Pilar Pedoman Gizi Seimbang Demi Sumut yang Sehat
A A A
MEDAN - Persatuan Gizi Indonesia (Persagi) merupakan komunitas yang didirikan sejak 13 Januari 1957 silam. Kehadirannya sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat, yakni menyumbangkan pikiran dan tenaga demi tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat melalui gizi yang seimbang.

Ditemui KORAN SINDO MEDAN di sela-sela kegiatan penyuluhan gizi seimbang di Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Ketua DPD Persagi Sumatera Utara Effendi Selamat Nainggolan beserta jajarannya tengah dikerumuni ratusan ibu-ibu. Ada ibu-ibu yang membawa anak balita dan ada juga ibu-ibu yang sedang mengandung.

Ratusan ibu-ibu itu antusias mendengarkan sosialisasi tentang gizi seimbang. Tidak hanya itu, ibuibu yang hadir juga tidak ingin ketinggalan untuk turut memeriksa kadar gizinya. Kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang itu salah satu kegiatan yang kerap dilakukan oleh Persagi. Organisasi yang di dalamnya tidak hanya ahli gizi lulusan sekolah gizi saja, tapi juga masih ada yang berstatus mahasiswa dan ada simpatisan yang bukan lulusan ilmu gizi.

“Penyuluhan sudah sering kita lakukan ke masyarakat dan anak-anak sekolah. Bahkan, tahun ini akan kita tingkatkan lagi,” kata Effendi Selamat Nainggolan di dampingi Sekretaris DPD Persagi Sumut Novriani. Effendi menuturkan, Persagi dirikan atas keresahan para ahli gizi terhadap kondisi gizi yang kurang baik di tengahtengah masyarakat di Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2013, tingkat orang yang mengalami over weigth dan obesitas cukup tinggi di Sumut. “Hal itu dikarenakan makan terlalu banyak, sedangkan aktivitas kurang. Kondisi ini harus diperbaiki. Apalagi tingkat stanting (orang pendek) itu tinggi sekali. Bayangkan saja, kalau banyak orang yang pendek maka 40 tahun ke depan orang dewasanya pendek-pendek.

Nah, orang pendek itu risiko gemuknya sangat besar. Kalau gemuk, risiko penyakit generatifnya mudah muncul,” ujar Effendi. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, dia dan sejumlah ahli gizi di Sumut merasa perlu melakukan hal yang berguna bagi masyarakat. Tidak sulit sebenarnya untuk memperbaikinya. Hanya melalui gizi yang seimbang. Ada empat pilar sebagai pedoman gizi seimbang.

“Pertama, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam. Sayur, ikan, dan makanan pokok lainnya. Kalau dulukan empat sehat lima sempurna. Sekarang tidak lagi. Kalau empat sehat lima sempurna, semua orang jadi gemuk nanti karena semua dimakan,” tandasnya. Pilar yang kedua, membiasakan prilaku hidup bersih. Prilaku hidup bersih yang paling sederhana adalah mencuci tangan sebelum makan.

Hal itu harusnya dilakukan dari sejak dini, terutama di sekolah. Masalahnya, fasilitas di sekolah tidak memadai. “Kalau semua sekolah menyediakan wastafel di halaman sekolahnya, anak-anak akan membiasakan cuci tangan sebelum makan. Bagaimana mau mengajarkan hidup bersih kalau fasilitas tidak disediakan.

Pilar ketiga adalah melakukan aktivitas fisik (olahraga). Keempat, mempertahankan berat badan normal,” papar Effendi. Pedoman gizi seimbang inilah yang kerap disampaikan saat memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan anak-anak di sekolah. “Gizi yang seimbang tidak harus semata-mata mengonsumsi daging dan ikan setiap hari.

Yang terpenting ada sayur dan lauk pauknya. Bahkan, kita sudah pernah uji coba membuat cake yang bahan dasarnya dari tempe dicampur pisang. Saya rasa kedua bahan dasar itu tidak mahal, tapi gizinya sangat tinggi. Tempe mengandung vitamin B12 dan Fe, dan pisang tentu saja kaya dengan vitamin,” ucapnya. Effendi, yang baru saja dilantik sebagai Ketua DPD Persagi Sumut pada 2014, bertekad akan membantu pemerintah memperbaiki gizi masyarakat di Sumut.

Pihaknya sudah melakukan konsolidasi kepada DPC Persagi di daerah kabupaten dan kota agar aktif melakukan kegiatan yang sifatnya memberikan pemahaman gizi seimbang kepada masyarakat. “Selain sosialisasi dan penyuluhan, seminar dan workshop tentang gizi seimbang juga bisa dilakukan. Ini sudah kita sampaikan saat konsolidasi supaya nama Persagi bisa berkibar.

Saat ini kan DPC Persagi hanya ada di delapan kabupaten kota. Nah , ke depan kita juga akan melebarkan sayap untuk mendirikan Persagi di kabupaten kota lainnya,” katanya. Untuk memperbaiki gizi di tengah masyarakat, peran Persagi saja tidaklah cukup. Dibutuhkan koordinasi yang baik dari sejumlah instansi terkait.

Yang paling penting adalah peran pemerintah meningkatkan perekonomian masyarakat. “Untuk memperbaiki gizi, perekonomian masyarakat harus baik dulu. Bagaimana mau makanan yang bergizi kalau perekonomian di daerah kita masih menurun. Ini tugasnya pemerintah, dan kita membantu pemerintah melakukan sosialisasi dan penyuluhan gizi seimbang,” pungkasnya.

Eko agustyo fb
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1365 seconds (0.1#10.140)