Gubernur Bengkulu Usir Kepala Bandara Fatmawati
A
A
A
BENGKULU - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah terlihat marah besar dengan pernyataan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo yang menyatakan, perluasan landasan pacu Bandara Bengkulu tidak bisa dikembangkan lagi.
Bahkan, dengan penuh emosi Junaidi mengusir Indar jika dirinya tidak sanggup melakukan pengembangan Bandara Fatmawati, seperti yang diharapkan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Pada awalnya, Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo mejelaskan masterplan rancangan pengembangan bandara di hadapan Gubernur dan sejumlah anggota Komisi V DPR RI.
"Untuk perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter sudah tidak mungkin dilakukan lagi," kata Indar, di hadapan Komisi V DPR RI, di Bandara Fatmawati Bengkulu, Sabtu (28/2/2015).
Mendengar keterangan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu, Gubernur Bengkulu langsung naik darah dan bertanya dengan nada keras. "Berarti bandara ini akan mentok sebatas ini saja? Dan tidak bisa dikembangkan lagi?" tanyanya.
Menaggapi pertayaan orang nomor wahid di Bengkulu tersebut, Indar Mustopo terlihat kebingungan menjawab. Indar kembali mengatakan, jika lahan Bandara Fatmawati saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan landasan pacu.
"Pengambanganya mungkin disektor terminalnya saja, Pak Gubernur," terangnya.
Namun bukannya tenang mendengar penjelasan Indar, Junaidi malah semakin emosi. Dengan berang, dia bahkan mengusir Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu beserta jajarannya.
Sebab, hal itu sama saja semua pejabat di lingkungan Bandara Fatmawati tidak mendukung kemajuan Bengkulu. "Jika memang demikian, sebaiknya kalian 'angkat kaki' dari Bengkulu," kata Junaidi dengan nada tinggi.
Junaidi menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu sudah menyiapkan lahan pengganti baru untuk pembangunan bandara baru di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Harusnya, hal ini bisa dimaksimalkan.
"Lahan kita ini luas, anggaran pembebasanya ada. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Seluma sudah menyiapkan lahan baru 1.000 hektare, kok bisa-bisanya mereka mengatakan jika bandara kita tidak bisa dikembangkan lagi," ungkap Junaidi.
Terpisah, Anggota Komisi V DPR RI Fauzih AMRO menilai wajar jika Gubernur Bengkulu marah. Faziah mengatakan, pihaknya menyesalkan pernyataan Kepala Bandara yang mengatakan Bandara Fatmawati tidak bisa berkembangkan lagi.
"Wajar kalau Gubernur marah, terlebih lagi saya dengar pemerintah daerah sudah menggelontorkan dana yang besar, namun tidak dimanfaatkan," imbuhnya.
Dia mengatakan, DPR RI siap membantu Bengkulu untuk terus mengembangkan Bandara Fatmawati agar jadi Bandara Internasional. "Saya lihat Gubernur Bengkulu sangat antusias untuk membangun bandara ini," pungkasnya.
Bahkan, dengan penuh emosi Junaidi mengusir Indar jika dirinya tidak sanggup melakukan pengembangan Bandara Fatmawati, seperti yang diharapkan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Pada awalnya, Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo mejelaskan masterplan rancangan pengembangan bandara di hadapan Gubernur dan sejumlah anggota Komisi V DPR RI.
"Untuk perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter sudah tidak mungkin dilakukan lagi," kata Indar, di hadapan Komisi V DPR RI, di Bandara Fatmawati Bengkulu, Sabtu (28/2/2015).
Mendengar keterangan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu, Gubernur Bengkulu langsung naik darah dan bertanya dengan nada keras. "Berarti bandara ini akan mentok sebatas ini saja? Dan tidak bisa dikembangkan lagi?" tanyanya.
Menaggapi pertayaan orang nomor wahid di Bengkulu tersebut, Indar Mustopo terlihat kebingungan menjawab. Indar kembali mengatakan, jika lahan Bandara Fatmawati saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan landasan pacu.
"Pengambanganya mungkin disektor terminalnya saja, Pak Gubernur," terangnya.
Namun bukannya tenang mendengar penjelasan Indar, Junaidi malah semakin emosi. Dengan berang, dia bahkan mengusir Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu beserta jajarannya.
Sebab, hal itu sama saja semua pejabat di lingkungan Bandara Fatmawati tidak mendukung kemajuan Bengkulu. "Jika memang demikian, sebaiknya kalian 'angkat kaki' dari Bengkulu," kata Junaidi dengan nada tinggi.
Junaidi menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu sudah menyiapkan lahan pengganti baru untuk pembangunan bandara baru di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Harusnya, hal ini bisa dimaksimalkan.
"Lahan kita ini luas, anggaran pembebasanya ada. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Seluma sudah menyiapkan lahan baru 1.000 hektare, kok bisa-bisanya mereka mengatakan jika bandara kita tidak bisa dikembangkan lagi," ungkap Junaidi.
Terpisah, Anggota Komisi V DPR RI Fauzih AMRO menilai wajar jika Gubernur Bengkulu marah. Faziah mengatakan, pihaknya menyesalkan pernyataan Kepala Bandara yang mengatakan Bandara Fatmawati tidak bisa berkembangkan lagi.
"Wajar kalau Gubernur marah, terlebih lagi saya dengar pemerintah daerah sudah menggelontorkan dana yang besar, namun tidak dimanfaatkan," imbuhnya.
Dia mengatakan, DPR RI siap membantu Bengkulu untuk terus mengembangkan Bandara Fatmawati agar jadi Bandara Internasional. "Saya lihat Gubernur Bengkulu sangat antusias untuk membangun bandara ini," pungkasnya.
(san)