Lansia Butuh Perhatian Pemko Medan

Sabtu, 28 Februari 2015 - 11:40 WIB
Lansia Butuh Perhatian Pemko Medan
Lansia Butuh Perhatian Pemko Medan
A A A
MEDAN - Para lanjut usia (lansia) di Kota Medan membutuhkan perhatian serius Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Lansia yang paling membutuhkan perhatian itu, terutama mereka yang tergolong miskin, penyandang cacat, sudah menjanda, dan tidak memiliki tempat tinggal tetap.

Perhatian yang dibutuhkan berbentuk pelatihan dan bantuan. “Untuk bekerja juga kamitidaksekuatdulu, makanya kami sangat membutuhkan perhatian pemerintah dengan memberikan pelatihan kepada kami yang sudah lansia,” ungkap Depo, 63, salah satu lansia warga Medan Amplas kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin.

Janda yang sudah lama ditinggal mati suaminya ini mengakui saat ini sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pasalnya, meskipun tidak memiliki rumah atau menumpang sama orang lain, dia juga tidak mendapatkan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Untuk itu, dia kerap kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan dan juga membutuhkan pelatihan agar bisa bekerja bersama sesama lansia. Dia juga sangat mengharapkan pemerintah memberikan perhatian kepada mereka. Hal yang sama dikatakan Wahana Lubis, 72, warga Jalan Selamat, Kelurahan Siti Rejo III, Medan Amplas.

Perempuan yang juga sebagai Ketua Posyandu Monalisa Lansia ini mengatakan, sesuai Undangundang (UU) No 13/1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Pasal 6 ayat 2, sudah seharusnya kondisi para lansia mendapatkan perhatian serius dari pemerintah agar tidak ada lagi yang terlantar.

Lebih lanjut, Wahana menyebutkan, perhatian yang dibutuhkan para lansia selain berbentuk bantuan juga paling dibutuhkan adalah pelatihan dan pembinaan terhadap kompetensi yang dimiliki para lansia. “Bisa saja dilakukan pembinaan menyulam, menjahit, dan memasak. Selain itu, diberikan sebuah wadah atau tempat untuk para lansia untuk menjalankan aktivitas mereka sehari-hari agar bisa saling tukar pikiran sesama lansia.

Namun, kondisi ini sama sekali tidak ada. Sebaliknya para lansia harus memikirkan biaya kontrakan rumah mereka,” katanya. Wahana sangat prihatin melihat minimnya perhatian pemerintah kepada lansia di Medan yang sungguh jauh berbeda dibandingkan di Jakarta. Di sana para lansia mendapatkan kenyamanan, berbagai jenis keterampilan, dan sebuah bangunan tempat mereka beraktivitas.

Menurut dia, sumbangsih para lansia untuk Kota Medan sangat banyak mengingat merekalah generasi sebelumnya yang membangun untuk zaman sekarang. “Ingat saja jasa para lansia sangatlah banyak. Kenapa setelah tidak berdaya lagi malah kurang diperhatikan,” katanya.

Selain lansia, pralansia yang berumur 45-60 tahun juga perlu diberikan pembekalan pelatihan agar mereka nantinya sudah siap menjadi lansia. Dia mengakui permintaan para lansia sudah sering disampaikan saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrembang) di kelurahan maupun Kecamatan.

Tetapi, belum pernah ditindaklanjuti. “Sepuluh tahun terakhir ini terus saya sampaikan dan minta agar lansia benarbenar di perhatikan saat musrembang. Tapi belum ada tindakan. Makanya, saya minta wali kota Medan agar memperhatikan para lansia, anggap sebagai orang tua kita sendiri,” katanya.

Irwan siregar
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0462 seconds (0.1#10.140)
pixels