Penipuan CPNS Mulai Gentayangan
A
A
A
MAJALENGKA - Penipuan pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS), di Kabupaten Majalengka, dengan modus mentransfer uang terlebih dahulu, kini mulai marak. Kasus seperti itu dialami sejumlah guru honorer kategori II.
Me reka mengungkapkan dihubungi seseorang yang mengaku pejabat di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Majalengka. “Barusan (kemarin) saya ditelepon seseorang yang memberikan kabar gembira, jika saya telah diangkat menjadi PNS dan SK-nya bisa diambil besok di kan tor BKD. Tapi sebelum itu, saya diminta untuk mentrasfer uang biaya administrasi senilai Rp 4,5 juta,” ujar Agus Riyanto guru honorer K2 yang tinggal di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, kemarin.
Mendengar kabar tersebut, dia pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Saya langsung mengabari istri dan keluarga. Termasuk uang yang diminta pun tidak di per soal kan,” ujar dia. Karena menjadi PNS, sudah men jadi impiannya sejak dulu hingga sekarang. Apalagi informasi keluarnya SK CPNS tersebut, juha dialami temannya yang berada diKecamatan Malausma.
“Itu yang menambah saya semakin yakin, ternyata yang dikontak itu bukan hanya saya. Tapi teman saya juga mengalami hal serupa,” tuturnya. Tanpa pikir panjang, dia bersama istrinya urun rembung untuk menyediakan uang dengan cara mengambil tabungan dan memecahkan celengan yang sudah ada sejak dua tahun yang lalu. “Uang yang diminta telah disediakan.
Tapi ada keluarga saya yang menelepon dan memberikan saran agar tidak ter buru-buru memberikan uangnya. Katanya, lebih baik meng konfirmasi dulu kebenaran nya ke pihak BKD guna meng hindari hal yang tidak diha rapkan,” ujarnya. Menurutnya, setelah dila kukan chek and ricek dengan bantuan keluarga yang ada di Kota Ma jalengka, ternyata pihak BKD membantahnya.
Serta menya takan secara tegas tindakan itu merupakan penipuan. “Mendengar penjelasan itu saya begitu terpukul. Tapi alham dulillah uang yang selama ini ditabung dan didapatkan dari celengan tidak jadi ditransfer kepada penipu dengan modus CPNS tersebut,” paparnya. Pengakuan serupa di uta ra kan guru honorer lainnya di Kecamatan Malausma, Yoki Her ma wan.
Menurut dia, yang men gabari berita pe ngang ka tan CPNS itu, tutur katanya sangat menyakinkan dan pa ham betul birokrasi pemerintahan. “Sama seperti teman saya, besok katanya SK CPNS bisa di ambil tapi uang administrasi me ngurusnya harus ditransfer hari ini,” ujarnya. Yoki juga memerlihatkan nomor rekening si penelepon dari Bank BRI atas nama Asna Fitriana dengan nomor rekening 7937-0100-1377-535.
“Sipenelpon meminta uang Rp 4,5 juta dan saya tidak memberikannya karena kebetulan tidak memiliki uang sebesar itu,” ung kapnya. Kepala BKD Kabupaten Majalengka, Achmad Sodikin ketika diminta tanggapannya perihal tersebut secara tegas membantahnya. Dia pun menegaskan jika itu penipuan dengan model lama. “Bohong itu, BKD tidak pernah me mungut atau me minta uang.
Kalau bisa laporkan saja kepolisi dan agar bisa ter tangkap dijebak saja orang yang nelpon tersebut,” paparnya. Diki nama panggilan Ahmad Sodikin menjelaskan, secara logika jelas tindakan itu penipuan, karena untuk menjadi PNS harus melaksanakan seleksi terlebih dahulu. Tidak asal mengangkat. “Jangankan yang tidak lulus, yang sudah lulus seleksi menjadi CPNS juga bisa dicoret bila berkasnya tidak lengkap.
Apalagi ini dengan modus meminta uang terlebih dahulu, yang secara kasat mata jelas bentuk penipuan,” paparnya. Dia meminta dan mengimbau kepada semua pihak, terutama para guru honorer agar tidak mudah memercayai atau mem berikan sesuatu yang berkaitan dengan pengangkatan CPNS. “Zaman sekarang orang men cari uang menghalalkan segala cara, dengan berbagai dalih. Karenanya, jangan langsung percaya tapi harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak menyesal dikemudian hari,” paparnya.
Ade nurjanah
Me reka mengungkapkan dihubungi seseorang yang mengaku pejabat di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Majalengka. “Barusan (kemarin) saya ditelepon seseorang yang memberikan kabar gembira, jika saya telah diangkat menjadi PNS dan SK-nya bisa diambil besok di kan tor BKD. Tapi sebelum itu, saya diminta untuk mentrasfer uang biaya administrasi senilai Rp 4,5 juta,” ujar Agus Riyanto guru honorer K2 yang tinggal di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, kemarin.
Mendengar kabar tersebut, dia pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Saya langsung mengabari istri dan keluarga. Termasuk uang yang diminta pun tidak di per soal kan,” ujar dia. Karena menjadi PNS, sudah men jadi impiannya sejak dulu hingga sekarang. Apalagi informasi keluarnya SK CPNS tersebut, juha dialami temannya yang berada diKecamatan Malausma.
“Itu yang menambah saya semakin yakin, ternyata yang dikontak itu bukan hanya saya. Tapi teman saya juga mengalami hal serupa,” tuturnya. Tanpa pikir panjang, dia bersama istrinya urun rembung untuk menyediakan uang dengan cara mengambil tabungan dan memecahkan celengan yang sudah ada sejak dua tahun yang lalu. “Uang yang diminta telah disediakan.
Tapi ada keluarga saya yang menelepon dan memberikan saran agar tidak ter buru-buru memberikan uangnya. Katanya, lebih baik meng konfirmasi dulu kebenaran nya ke pihak BKD guna meng hindari hal yang tidak diha rapkan,” ujarnya. Menurutnya, setelah dila kukan chek and ricek dengan bantuan keluarga yang ada di Kota Ma jalengka, ternyata pihak BKD membantahnya.
Serta menya takan secara tegas tindakan itu merupakan penipuan. “Mendengar penjelasan itu saya begitu terpukul. Tapi alham dulillah uang yang selama ini ditabung dan didapatkan dari celengan tidak jadi ditransfer kepada penipu dengan modus CPNS tersebut,” paparnya. Pengakuan serupa di uta ra kan guru honorer lainnya di Kecamatan Malausma, Yoki Her ma wan.
Menurut dia, yang men gabari berita pe ngang ka tan CPNS itu, tutur katanya sangat menyakinkan dan pa ham betul birokrasi pemerintahan. “Sama seperti teman saya, besok katanya SK CPNS bisa di ambil tapi uang administrasi me ngurusnya harus ditransfer hari ini,” ujarnya. Yoki juga memerlihatkan nomor rekening si penelepon dari Bank BRI atas nama Asna Fitriana dengan nomor rekening 7937-0100-1377-535.
“Sipenelpon meminta uang Rp 4,5 juta dan saya tidak memberikannya karena kebetulan tidak memiliki uang sebesar itu,” ung kapnya. Kepala BKD Kabupaten Majalengka, Achmad Sodikin ketika diminta tanggapannya perihal tersebut secara tegas membantahnya. Dia pun menegaskan jika itu penipuan dengan model lama. “Bohong itu, BKD tidak pernah me mungut atau me minta uang.
Kalau bisa laporkan saja kepolisi dan agar bisa ter tangkap dijebak saja orang yang nelpon tersebut,” paparnya. Diki nama panggilan Ahmad Sodikin menjelaskan, secara logika jelas tindakan itu penipuan, karena untuk menjadi PNS harus melaksanakan seleksi terlebih dahulu. Tidak asal mengangkat. “Jangankan yang tidak lulus, yang sudah lulus seleksi menjadi CPNS juga bisa dicoret bila berkasnya tidak lengkap.
Apalagi ini dengan modus meminta uang terlebih dahulu, yang secara kasat mata jelas bentuk penipuan,” paparnya. Dia meminta dan mengimbau kepada semua pihak, terutama para guru honorer agar tidak mudah memercayai atau mem berikan sesuatu yang berkaitan dengan pengangkatan CPNS. “Zaman sekarang orang men cari uang menghalalkan segala cara, dengan berbagai dalih. Karenanya, jangan langsung percaya tapi harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak menyesal dikemudian hari,” paparnya.
Ade nurjanah
(bbg)