GMNI Desak Dinkes Linggau
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Puluhan mahasiswa tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, kemarin.
Mahasiswa menuntut Dinkes segera membuka hasil pemeriksaan laboratorium peredaran bakso mengandung bahan kimia boraks. “Kita meminta kejelasan hasil laboratorium yang dilakukan pihak Dinkes Kota Lubuklinggau. Jika hasil laboratoriumnya benar tempat penjualan bakso itu menggunakan boraks, tolong dipublikasikan hasilnya,” kata Korlap Angga Julinasiansyah dalam orasinya.
Menurutnya, mahasiswa meminta Dinkes Kota Lubuklinggau tidak menutup-nutupi hal itu, karena kasus tersebut telah banyak merugikan masyarakat. Bahkan Dinkes, kata dia, dalam melakukan pembinaan terhadap para pedagang jangan tebang pilih, bila memang terbukti beri rekomendasi untuk segera ditutup.
GMNI juga mengimbau setiap warung makanan di Kota Lubuklinggau diberi label halal untuk menjamin para konsumen. “Terbuka dan tegas terhadap pedagang nakal. Apalagi jika menggunakan bahan berbahaya, jelas ada aturan yang melarangnya. Berikan sanksi tegas untuk shock terapi ke penjual bakso nakal itu,” pungkasnya.
Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau RMH Nawawi Akib, melalui Sekretaris Idris mengatakan, pihaknya menyambut positif atas perhatian yang dilakukan GMNI Kota Lubuklinggau dalam hal menanggapi kasus bakso boraks ini. “Kita tak dapat memberi sanksi berupa penutupan usaha oknum penjual bakso itu, kita hanya melakukan pemeriksaan kesehatan makanan itu saja dan merekomendasikannya kepada instansi terkait,” ujar Idris.
Dia menjelaskan, untuk hasil laboratorium belum dapat dipublikasikan karena Dinkes akan segera memanggil oknum pedagang bakso itu. Selain itu, Dinkes Lubuklinggau akan terus memberikan pembinaan dan pemantauan terhadap para pedagang di Lubuklinggau agar tidak membahayakan para konsumen.
“Dengan kejadian ini, jelas memberikan kerugian kepada pedagang karena omzet dagangan menurun. Kita jangan sampai memutus mata pencarian pedagang, gara-gara perbuatan oknum,” ujarnya. Idris menambahkan, para pedagang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya.
Coba bayangkan jika tempat usaha itu tutup, maka jelas angka pengangguran di Lubuklinggau akan bertambah. Usai menggelar demo di Dinkes Lubuklinggau, massa menuju Kantor DPRD Lubuklinggau dengan tuntutan yang sama. Unjuk rasa itu di bawah pengawalan ketat aparat Polres Lubuklinggau.
Hengky chandra agoes
Mahasiswa menuntut Dinkes segera membuka hasil pemeriksaan laboratorium peredaran bakso mengandung bahan kimia boraks. “Kita meminta kejelasan hasil laboratorium yang dilakukan pihak Dinkes Kota Lubuklinggau. Jika hasil laboratoriumnya benar tempat penjualan bakso itu menggunakan boraks, tolong dipublikasikan hasilnya,” kata Korlap Angga Julinasiansyah dalam orasinya.
Menurutnya, mahasiswa meminta Dinkes Kota Lubuklinggau tidak menutup-nutupi hal itu, karena kasus tersebut telah banyak merugikan masyarakat. Bahkan Dinkes, kata dia, dalam melakukan pembinaan terhadap para pedagang jangan tebang pilih, bila memang terbukti beri rekomendasi untuk segera ditutup.
GMNI juga mengimbau setiap warung makanan di Kota Lubuklinggau diberi label halal untuk menjamin para konsumen. “Terbuka dan tegas terhadap pedagang nakal. Apalagi jika menggunakan bahan berbahaya, jelas ada aturan yang melarangnya. Berikan sanksi tegas untuk shock terapi ke penjual bakso nakal itu,” pungkasnya.
Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau RMH Nawawi Akib, melalui Sekretaris Idris mengatakan, pihaknya menyambut positif atas perhatian yang dilakukan GMNI Kota Lubuklinggau dalam hal menanggapi kasus bakso boraks ini. “Kita tak dapat memberi sanksi berupa penutupan usaha oknum penjual bakso itu, kita hanya melakukan pemeriksaan kesehatan makanan itu saja dan merekomendasikannya kepada instansi terkait,” ujar Idris.
Dia menjelaskan, untuk hasil laboratorium belum dapat dipublikasikan karena Dinkes akan segera memanggil oknum pedagang bakso itu. Selain itu, Dinkes Lubuklinggau akan terus memberikan pembinaan dan pemantauan terhadap para pedagang di Lubuklinggau agar tidak membahayakan para konsumen.
“Dengan kejadian ini, jelas memberikan kerugian kepada pedagang karena omzet dagangan menurun. Kita jangan sampai memutus mata pencarian pedagang, gara-gara perbuatan oknum,” ujarnya. Idris menambahkan, para pedagang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya.
Coba bayangkan jika tempat usaha itu tutup, maka jelas angka pengangguran di Lubuklinggau akan bertambah. Usai menggelar demo di Dinkes Lubuklinggau, massa menuju Kantor DPRD Lubuklinggau dengan tuntutan yang sama. Unjuk rasa itu di bawah pengawalan ketat aparat Polres Lubuklinggau.
Hengky chandra agoes
(bhr)