Banyak Talud Ambrol di Purwobinangun

Senin, 23 Februari 2015 - 12:17 WIB
Banyak Talud Ambrol di Purwobinangun
Banyak Talud Ambrol di Purwobinangun
A A A
SLEMAN - Musim hujan kali ini bukan hanya menyebabkan jalan rusak di Sleman, tapi juga banyak talud yang ambrol. Di antaranya di Jalan Turgo, tepatnya mulai dari Watuadeg sampai Tawangrejo, Purwobinangun, Pakem. Sepanjang jalan ini, sedikitnya ada tujuh titik talud yang ambrol. Tepatnya yang ada di sisi timur jalan.

Drainase yang buruk diduga menjadi penyebab ambrolnya talud tersebut. Guna mengamankan talud yang ambrol, warga menaruh pohon pisang di lokasi tersebut. Apalagi ambrolnya sudah mendodos ke jalan. Mengingat jalan tersebut adalah akses utama ke kantor balai desa setempat maupun tempat pendidikan, warga mendesak pemkab segera memperbaiki kerusakan talud.

“Bukan hanya jalan yang rusak, talud di sini juga banyak yang ambrol,” ungkap Sukarman, 60, warga setempat, kemarin. Sukarman menuturkan, banyaknya talud yang ambrol ini lantaran tidak lancarnya saluran drainase, selain juga masih belum permanen. Khususnya yang ada di Tawangrejo, sehingga saat hujan deras saluran tidak mampu menampung air, sehingga meluber ke jalan. Karena derasnya aliran air akhirnya mendodos talud dan ambrol.

“Kami sudah mengusulkan adanya perbaikan atas kerusakan talud ini saat musyawarah rencana pembangunan (musrembang) desa. Namun belum ada tanda-tanda akan diperbaiki,” ucapnya. Untuk perbaikan talud, lanjut dia, warga minta dibuat permanen. Alasannya, jika tetap seperti sekarang yang berupa tanah, maka dipastikan saat musim hujan akan ambrol lagi.

Selain itu, untuk drainase yang mampat juga harus dinormalkan kembali agar aliran air dapat melalui saluran yang telah ditentukan. “Untuk talud permanen ini kami mengusulkan mulai dari Watuaged sampai Kratuan,” ucapnya. Menurut Sukarman, untuk pembangunannya, semestinya dana bisa diambilkan dari penarikan retribusi truk pasir. Sebab untuk setiap portal truk-truk tersebut diminta retribusi Rp30.000. Setiap hari juga ada ratusan truk yang mengambil pasir.

Hasil dari penarikan itu harus dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur yang rusak seperti jalan dan talud. “Bila itu yang dilakukan, tidak usah menunggu dari pemkab. Namun kami tidak tahu ke mana larinya retribusi tersebut,” katanya. Bila talud yang ambrol dan drainase tidak segera diperbaiki, dia khawatir saat hujan deras kerusakan talud akan semakin parah, termasuk merusak jalan. Dampaknya, jalan akan membahayakan keamanan dan keselamatan pengguna jalan.

“Walau sampai sekarang belum ada kejadian, tapi ini tetap harus menjadi perhatian,” katanya. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman Mirza Anfanzury mengatakan, untuk infrastruktur, baik jalan, goronggorong, dan talud yang rusak, tetap menjadi perhatian.

Hanya saja, karena keterbatasan SDM dan anggaran, perbaikannya tidak bisa bersamaan tapi bertahap. Yang jelas setiap ada laporan, pihaknya pasti akan menindaklanjutinya. “Karena itu, peran aktif masyarakat sangat penting, terutama mau melaporkan bila di daerahnya ada kerusakan infrastruktur, baik jalan, jembatan, maupun talud,” tandasnya.

Priyo setyawan
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5173 seconds (0.1#10.140)