Banyak Pemburu Batu Akik di Sungai
A
A
A
KULONPROGO - Booming batu mulia atau dikenal dengan batu akik juga terjadi di Kabupaten Kulonprogo. Banyak warga berburu bongkahan batu untuk disulap menjadi batu akik. Bahkan Pameran Batu Akik dan Batu Mulia yang digelar di RM Kampung Rasa, banyak dihadiri pengunjung.
Salah seorang pedagang batu, Teguh Paino mengatakan, dia bersama rekan-rekannya kerap hunting batu di sejumlah sungai yang ada di Kulonprogo. Mulai dari menyusuri Sungai Serang, Sungai Progo, sampai di sejumlah bukit di Samigaluh ataupun Girimulyo untuk mendapatkan batu akik.
“Saya olah sendiri secara manual,” katanya. Menurutnya, dari setiap hunting, dia selalu menemukan beberapa jenis batu yang unik. Mulai dari jenis kalsedon, gesper, sampai dengan batu pancawarna. Batu-batu itu kemudian dipecah dan diambil sisi yang paling menarik, untuk dibentuk menjadi batu akik.
“Banyak teman- teman seniman yang ikut memanfaatkan momen bomming ini dengan membuat batu mulia,” ujar seniman lukis ini. Ketua panitia pameran batu mulia, Suharyanto mengaku, pameran yang dilaksanakan dua hari kemarin merupakan testing untuk melihat pasar batu akik. Ternyata banyak perajin, pedagang, dan kolektor yang datang untuk melihat pameran ini.
Dari sekadar menonton hingga melakukan transaksi jual beli. “Tidak kalah penting, kami ingin kenakan batu akik dari Kulonprogo yang juga memiliki keindahan,” katanya. Melihat animo yang besar, Komunitas Pencinta Batu Kulonprogo berencana untuk menggelar event serupa pada bulan depan. Tentu saja akan mencari lokasi yang lebih representatif dan luas.
Apalagi minat pedagang dan perajin dari luar daerah juga banyak yang ingin ikut. “Nanti juga akan diisi dengan seminar dan konsultasi dari pakar,” katanya. Kepala Disbudparpora Kulonprogo Krissutanto menyambut baik adanya pameran ini. Batu akik sebenarnya menjadi bagian dari budaya para orang tua terdahulu. “Potensi batu akik Kulonprogo, diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan,” tandasnya.
Kuntadi
Salah seorang pedagang batu, Teguh Paino mengatakan, dia bersama rekan-rekannya kerap hunting batu di sejumlah sungai yang ada di Kulonprogo. Mulai dari menyusuri Sungai Serang, Sungai Progo, sampai di sejumlah bukit di Samigaluh ataupun Girimulyo untuk mendapatkan batu akik.
“Saya olah sendiri secara manual,” katanya. Menurutnya, dari setiap hunting, dia selalu menemukan beberapa jenis batu yang unik. Mulai dari jenis kalsedon, gesper, sampai dengan batu pancawarna. Batu-batu itu kemudian dipecah dan diambil sisi yang paling menarik, untuk dibentuk menjadi batu akik.
“Banyak teman- teman seniman yang ikut memanfaatkan momen bomming ini dengan membuat batu mulia,” ujar seniman lukis ini. Ketua panitia pameran batu mulia, Suharyanto mengaku, pameran yang dilaksanakan dua hari kemarin merupakan testing untuk melihat pasar batu akik. Ternyata banyak perajin, pedagang, dan kolektor yang datang untuk melihat pameran ini.
Dari sekadar menonton hingga melakukan transaksi jual beli. “Tidak kalah penting, kami ingin kenakan batu akik dari Kulonprogo yang juga memiliki keindahan,” katanya. Melihat animo yang besar, Komunitas Pencinta Batu Kulonprogo berencana untuk menggelar event serupa pada bulan depan. Tentu saja akan mencari lokasi yang lebih representatif dan luas.
Apalagi minat pedagang dan perajin dari luar daerah juga banyak yang ingin ikut. “Nanti juga akan diisi dengan seminar dan konsultasi dari pakar,” katanya. Kepala Disbudparpora Kulonprogo Krissutanto menyambut baik adanya pameran ini. Batu akik sebenarnya menjadi bagian dari budaya para orang tua terdahulu. “Potensi batu akik Kulonprogo, diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan,” tandasnya.
Kuntadi
(bhr)