Sudah Tak BAB di Sungai Lagi
A
A
A
PALEMBANG - Keberadaan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Lorong Prajurit Nangyu, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang sedikit banyaknya membawa berkah bagi penghuninya. Paling tidak, kebiasaan masyarakat untuk buang air besar (BAB) sembarangan bisa dihilangkan secara bertahap.
Apalagi setelah pasokan air bersih dari PDAM Tirta Musi Palembang mulai mengalir. Menurut Suryani, 32, warga MBR Prajurit Nangyu, ia sudah tidak lagi BAB di Sungai Musi lagi. “Kan sudah ada kamar mandi sendiri. Jadi aku tidak buang di sungai,” ujarnya, kemarin. Meskipun diakuinya, masih ada saja warga yang ingin mandi, mencuci pakaian serta buang air kecil di sungai.
Namun, diakuinya semenjak sudah ada air bersih dari PDAM dan dibuatnya WC di rumah warga, ke biasaan itu lama-lama mulai berkurang. Permukiman MBR sendiri yang semulanya kawasan kumuh di pinggiran Sungai Musi tersebut sudah ada sejak tahun 2012. Proyek yang diprakarsai mantan Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra itu bekerja sama dengan AUSAid menyediakan lahan bagi warga sekitar untuk memiliki permukiman yang mampu memberikan sanitasi yang lebih baik.
Sementara itu, Sekretaris Lurah 3-4 Ulu Meko Ginta mengatakan, paling tidak, sedikit demi sedikit warganya sudah tidak BAB di sungai lagi. Dan hal itu perlu proses dan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. “Yah, untuk mandi masih di sungai. Tapi, Jamban untuk BAB di sungai sudah tidak ada lagi,” katanya.
Menurut Meko, untuk kesadaran akan pentingnya sanitasi yang baik tergantung pola pikir masyarakatnya. Terlebih setelah air bersih nyambung kepemukiman tersebut, maka sedikit banyaknya pola hidup warga berubah.
Sierra syailendra
Apalagi setelah pasokan air bersih dari PDAM Tirta Musi Palembang mulai mengalir. Menurut Suryani, 32, warga MBR Prajurit Nangyu, ia sudah tidak lagi BAB di Sungai Musi lagi. “Kan sudah ada kamar mandi sendiri. Jadi aku tidak buang di sungai,” ujarnya, kemarin. Meskipun diakuinya, masih ada saja warga yang ingin mandi, mencuci pakaian serta buang air kecil di sungai.
Namun, diakuinya semenjak sudah ada air bersih dari PDAM dan dibuatnya WC di rumah warga, ke biasaan itu lama-lama mulai berkurang. Permukiman MBR sendiri yang semulanya kawasan kumuh di pinggiran Sungai Musi tersebut sudah ada sejak tahun 2012. Proyek yang diprakarsai mantan Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra itu bekerja sama dengan AUSAid menyediakan lahan bagi warga sekitar untuk memiliki permukiman yang mampu memberikan sanitasi yang lebih baik.
Sementara itu, Sekretaris Lurah 3-4 Ulu Meko Ginta mengatakan, paling tidak, sedikit demi sedikit warganya sudah tidak BAB di sungai lagi. Dan hal itu perlu proses dan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. “Yah, untuk mandi masih di sungai. Tapi, Jamban untuk BAB di sungai sudah tidak ada lagi,” katanya.
Menurut Meko, untuk kesadaran akan pentingnya sanitasi yang baik tergantung pola pikir masyarakatnya. Terlebih setelah air bersih nyambung kepemukiman tersebut, maka sedikit banyaknya pola hidup warga berubah.
Sierra syailendra
(bhr)