Gubuk Liar Danau OPI Diratakan

Sabtu, 21 Februari 2015 - 10:13 WIB
Gubuk Liar Danau OPI Diratakan
Gubuk Liar Danau OPI Diratakan
A A A
PALEMBANG - Puluhan petugas gabungan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja Sumsel dan Palembang, kemarin merobohkan belasan gubuk-gubuk liar di sekitar Danau OPI yang diduga kerap dijadikan tempat mesum sejumlah remaja.

Meski sempat mengalami penolakan dari sejumlah pemilik gubuk serta hujan deras, aparat tetap membongkar satu persatu gubuk berukuran 4x4 meter beratap rumbia tersebut. Kepala Bidang Trantibmas Satpol PP Sumsel, Yuli Arniati menegaskan, penertiban dilakukan untuk membersihkan areal danau dari praktik-praktik mesum serta kriminalisasi.

Tak hanya itu, masyarakat juga kerap kali mengeluh dengan aktivitas tersebut, alhasil kenyamanan dan keindahan danau retensi tersebut menjadi terganggu. Sebelum dilakukan penertiban, lanjutnya, pihaknya telah melayangkan surat peringatan, mulai dari peringatan satu sampai dengan surat peringatan.

”Penertiban dan penataan pondok-pndok dan bangku. Untuk sosisalisasi telah kami sampaikan melalui peringatan 1-3 sehingga dapat melakukan penertiban ini. Ada 9 gubuk atau titik yang akan ditertibkan dan di tata,” tegasnya di sela-sela penertiban kemarin.

Dia menambahkan, sebelumnya di area danau OPI Jaka baring disinyalir sebagai tempat mesum. Namun, setelah diberikan sosialisasi kegiatan esek-esek yang banyak main di sekitar danau OPI telah berkurang. ”Tidak ada lagi, sudah berkurang sebagai tempat esek-esek,” katanya.

Meski demikian, bagi pondok dan gubuk yang masih memiliki pemilik yang menjual jagung serta jajanan, juga mendapatkan teguran keras dari para petugas. Menurut Yuli, tidak hanya pondok atau gubuk yang tidak berpenghuni lagi yang mereka tata. Begitu juga dengan bangku- bangku yang ada di sekitar danau tersebut.

Setelah, di berikan sosialisasi dengan mengirimkan surat peringatan sampai dengan 3 kali. Sementara, upaya penertiban tersebut juga mendapatkan protes dari pemilik gubuk. Mereka mempertanyakan surat izin pembongkaran.

Bahkan mereka mengaku tidak menda patkan surat peringatan tersebut. ”Sama sekali tidak ada pemberitahuan. Kami hanya cari makan disini. Makanya kami heran, apalagi kami tidak menyediakan tempat-tempat (mesum) itu,” sesal Sutinah, salah seorang penjual jagung.


Andhiko tungga alam
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6157 seconds (0.1#10.140)