Diikuti 11 Kandidat, Sempat Diwarnai Hujan Interupsi

Sabtu, 21 Februari 2015 - 10:00 WIB
Diikuti 11 Kandidat, Sempat Diwarnai Hujan Interupsi
Diikuti 11 Kandidat, Sempat Diwarnai Hujan Interupsi
A A A
YOGYAKARTA - Indonesia banyak disanjung sebagai negara yang sukses menerapkan demokrasi di tengah keragaman etnis dan budaya masyarakatnya.

Sukses berdemokrasi dalam skala nasional, tak lepas dari proses serupa yang diterapkan di level terbawah. Yang ada di RT 30 Kelurahan Patehan, Kota Yogyakarta memberi gambaran implementasi dan dinamisnya pesta demokrasi di tingkat paling bawah. Agar lebih mudah, pesta demokrasi mengambil momen libur Imlek.

Warga RT 30 memilih ketua dan pengurus RT untuk masa bakti 2015–2018. Sebanyak 44 kepala keluarga (KK) dari 50 KK yang diundang menggunakan hak pilih mereka. Seperti pesta demokrasi lain, panitia pemilihan sudah mempersiapkan segala hal, mulai kursi, meja untuk undangan, alat tulis, sound system,dan konsumsi yang ditangani ibu-ibu PKK.

Tepat pukul 08.00 WIB, para pemilih mulai berdatangan dan mendaftarkan diri. Selama 30 menit kemudian, pemilihan dimulai dengan dibacakan tata tertib pemilihan sesuai amanat Perda Nomor 12/2012 tentang Pedoman Pembentukan LPKM, RT, dan RW serta Peraturan Wali Kota Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Pembinaan RT dan RW.

Kemudian, ketua RT lama memberi sambutan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan, kegiatan dan barang inventaris RT 2012–2015, dilanjutkan penerimaan nama calon ketua RT. Ada 19 nama diajukan. Usai diverifikasi, delapan nama tidak dapat melanjutkan karena mengundurkan diri dan terbentur aturan Perda 12/2012.

Dinamika pun muncul di sini, proses verifikasi menghasilkan hujan interupsi dan adu argumen hingga dicapai 11 kandidat. Untungnya, hujan interupsi dan argumen tidak berujung adu fisik karena dinamikakembali mencair. Akhirnya, Wahyudin terpilih sebagai Ketua RT dengan mengantongi 13 suara, Eko Suryandono enam suara, dan Harjoko lima suara.

Sesuai kesepakatan, peraih suara terbanyak menjadi ketua, urutan kedua dan ketiga menjadi Sekretaris dan Bendahara. Ketua RT terpilih diberi hak penuh untuk membentuk seksi-seksi RT sesuai dengan kebutuhan. Wahyudin, Ketua RT terpilih mengatakan, sebenarnya ia tak siap memimpin warga.

Udin begitu Wahyudin biasa disapa, mengatakan, dirinya merasa banyak kekurangan dibanding warga lainnya. Hanya, karena sudah dipilih, ia mencoba mengemban amanah itu. “Jabatan itu merupakan sebuah musibah bagi saya. Saya merasa tidak mampu, tapi karena ini takdir, ya saya terima dengan tulus hati. Saya minta warga ikut membantu ya,” ujar Wahyudin.

Salah satu warga RT 30, Sri Asni, mengapresiasi pesta demokrasi di wilayah itu. Menurutnya, pemilihan dilakukan dengan sangat demokratis dalam suasana yang penuh kekeluargaan. Meski hujan interupsi dan adu argumen, namun semuanya berjalan lancar dan aman.

Sodik
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7119 seconds (0.1#10.140)