Lion Air Telantarkan Ribuan Penumpang
A
A
A
DELISERDANG - Ribuan calon penumpang maskapai Lion Air telantar di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) Deliserdang, kemarin. Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Banten, dalam dua hari terakhir ini.
Ribuan calon penumpang Lion Air yang telantar di KNIA memiliki tujuan Jakarta, Surabaya, Banda Aceh, Lampung, dan kota lainnya. Mereka pun mengamuk karena setelah menunggu lima jam tidak ada kepastian pemberangkatan yang disampaikan Lion Air. Kejadian ini menarik perhatian Ketua Komite II DPD Parlindungan Purba, Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan M Nasir Usman, General Manager (GM) PT Angkasa Pura (AP) II KNIA Jaya Tahoma Sirait, dan Pelaksana harian (Plh) Manejer Pelayanan KNIA Mardiono, sehingga menemui para penumpang di Gate 6 terminal pemberangkatan, kemarin sore.
Kami mau berangkat sekarang juga. Kalau delay terus cabut saja izin terbangnya,” teriak seorang calon penumpang. Nanda, 27, warga Medan calon penumpang Lion Air JT 147 tujuan Banda Aceh dengan jadwal pemberangkatan pukul 11.10 WIB mengatakan, tidak ada penjelasan dari petugas Lion Air mengapa penerbangan ditunda. Calon penumpang lainnya sempat dialihkan ke penerbangan Lion Air JT 306 dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.20 WIB, namun hingga pukul 17.00 WIB tidak kunjung diterbangkan.
“Tidak ada penjelasan dari maskapai membuat penumpang emosi. Sebagian sudah ada yang refund . Bahkan, makan siang saja kami tidak dikasih. Kecewa dengan pelayanan Lion Air,” ujarnya. Dia pun memaksa harus berangkat kemarin, walau malam hari agar segera tiba di Banda Aceh karena hari ini harus masuk kerja.
Setelah melalui perdebatan dengan petugas Lion Air, dia dan penumpang lain dijanjikan akan diberangkatkan. Situasi kembali memanas disertai kericuhan karena penerbangan Lion Air tujuan Jakarta ditunda lagi. Padahal para penumpang ini sudah menunggu beberapa jam. Pemicunya adalah keterangan dari petugas maskapai bahwa penumpang akan diberangkatkan, sedangkan bagasi menyusul dengan penerbangan berikutnya. “Kalau harus menunggu bagasi lagi di Jakarta repotlah. Belum lagi takut bagasinya hilang,” ujarnya seorang penumpang.
Anggota DPD asal Sumut, Parlindungan Purba mengatakan, sangat kecewa dengan pelayanan maskapai Lion Air. Bahkan, menurut dia, pelayanan Lion Air sangat memprihatinkan sehingga DPD berencana memanggil pimpinan maskapai Lion Air. “Pesawat saya sendiri tadi malam (kemarin) dari Jakarta juga delay . Saya akan mengusulkan ke Menteri Perhubungan agar izin Lion Air dicabut,” katanya.
Dia juga meminta agar otoritas bandara menyediakan posko pengaduan penumpang di terminal pemberangkatan, sekaligus menempelkan selebaran berisi hak penumpang bila pesawat telat diberangkatkan. Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan, M Nasir Usman mengatakan, sampai pukul 15.00 WIB kemarin, ada 1.000an penumpang maskapai Lion Air yang telantar di KNIA. Para penumpang ini akhirnya diberangkatkan dengan pesawat Lion Air jenis Boing 747- 400 dan Boing 737-900 IR.
“Di Jakarta, ada pesawat Lion Air bermasalah, ada yang rusak dengan perawatannya sehingga memengaruhi semua penerbangan Lion Air. Di Jakarta terjadi peningkatan penumpang sampai 30%. Untuk mengatasi masalah ini, maka calon penumpang tiga penerbangan diangkut satu pesawat sekaligus,” ujarnya. Mereka akan memanggil pimpinan maskapai Lion Air untuk meminta bertindak lebih profesional dan benar-benar memberikan penjelasan kepada para penumpang jika terjadi delay .
“Diharapkan maskapai di bandara dapat bekerja sama yang baik sehingga jika ada masalah, penumpang dapat dialihkan ke penerbangan maskapai lain,” katanya. Plh Manajer Pelayanan KNIA, Mardiono mengungkapkan, ada 12 penerbangan Lion Air yang didelay dan enam penerbangan yang dibatalkan, kemarin. Sebelumnya, akibat cuaca buruk sejumlah penerbangan, baik domestik dan internasional ke berbagai jurusan di KNIA terpaksa delay .
Ada delapan penerbangan yang harus ditunda hingga beberapa jam dari jadwal yang seharusnya, yakni Lion Air JT 215 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangatan 12.55 WIB harus delay selama 2 jam 5 menit dan akhirnya berangkat pukul 14.30 WIB; JT 902 tujuan Bandung dengan jadwal pemberangkatan pukul 13.15 WIB harus delay selama 2 jam 5 menit dan akhirnya terbang pukul 15.20 WIB.
Kemudian JT 201 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangkatan pukul 12.50 WIB harus delay selama 2 jam 30 menit dan akhirnya terbang pukul 15.20 WIB; JT 977 tujuan Batam dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.50 WIB harus delay sampai pukul 17.20 WIB; JT 306 tujuan Banda Aceh dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.50 WIB harus delay sampai pukul 17.20 WIB; JT 387 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangkatan pukul 13.50 WIB harus delay sampai pukul 16.00 WIB; dan JT 305 tujuan Jakarta jadwal pemberangkatan 16.00 WIB harus delay sampai pukul 18.30 WIB.
Selain Lion Air, maskapai Air Asia nomor penerbangan QZ 124 tujuan Kuala Lumpur dengan jadwal pemberangkatan 13.30 WIB harus delay sampai pukul 14.10 WIB. Sementara itu, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada penumpang yang terkena dampak penundaan keberangkatan. Dia beralasan, sejak Rabu (18/2) pagi rentetan masalah baru diketahui pada pesawat Lion Air.
“Penyebab delay baru kita ketahui sejak Rabu pagi dan rentetan kerusakan ini menjadi panjang dan berdampak terhadap slot penerbangan Lion yang harus diatur ulang,” ujarnya. Edward menjelaskan, tiga pesawat mengalami kerusakan saat berada di Semarang dan Jakarta. “Tiga pesawat rusak karena menabrak benda kecil di udara. Itu di luar prediksi kita. Makanya harus ada perubahan segera, terutama memindahkan penumpang menggunakan pesawat cadangan yang kami punyai,” tuturnya.
Lion Air saat ini berusaha mengurai masalah tersebut dengan memindahkan penumpang dengan pesawat cadangan yang ada di Jakarta dan di daerah lain seperti Makassar, Surabaya, maupun Batam. “Kami ada cadangan pesawat di Makassar satu, Surabaya satu, di Batam satu, serta di Jakarta ada empat. Kami kerahkan semua. Namun itu butuh waktu, terutama memindahkan orang dan memang kita usahakan diangkut secepat mungkin,” jaminnya.
Atas kekacauan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendesak manajemen Lion Air untuk bisa terbuka memberikan penjelasan kepada para penumpangnya. Staf Khusus Bidang Keterbukaan Informasi Publik Kemenhub Hadi M Djuraid mengatakan, semestinya ada petugas maskapai di tengah kekacauan ini dalam rangka memberikan kejelasan ke penumpang dan mengondisikan situasi agar tetap kondusif.
“Jangan sampai dibiarkan bertanya-tanya tanpa ada kepastian. Kemudian, hakhak penumpang juga harus dipenuhi sesuai ketentuan,” sebutnya. Saat ini Kemenhub sedang mengkaji aturan mengenai kewajiban maskapai memiliki ketersediaan pesawat cadangan yang siap terbang.
M andi yusri/ denny irawan/ ichsan amin
Ribuan calon penumpang Lion Air yang telantar di KNIA memiliki tujuan Jakarta, Surabaya, Banda Aceh, Lampung, dan kota lainnya. Mereka pun mengamuk karena setelah menunggu lima jam tidak ada kepastian pemberangkatan yang disampaikan Lion Air. Kejadian ini menarik perhatian Ketua Komite II DPD Parlindungan Purba, Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan M Nasir Usman, General Manager (GM) PT Angkasa Pura (AP) II KNIA Jaya Tahoma Sirait, dan Pelaksana harian (Plh) Manejer Pelayanan KNIA Mardiono, sehingga menemui para penumpang di Gate 6 terminal pemberangkatan, kemarin sore.
Kami mau berangkat sekarang juga. Kalau delay terus cabut saja izin terbangnya,” teriak seorang calon penumpang. Nanda, 27, warga Medan calon penumpang Lion Air JT 147 tujuan Banda Aceh dengan jadwal pemberangkatan pukul 11.10 WIB mengatakan, tidak ada penjelasan dari petugas Lion Air mengapa penerbangan ditunda. Calon penumpang lainnya sempat dialihkan ke penerbangan Lion Air JT 306 dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.20 WIB, namun hingga pukul 17.00 WIB tidak kunjung diterbangkan.
“Tidak ada penjelasan dari maskapai membuat penumpang emosi. Sebagian sudah ada yang refund . Bahkan, makan siang saja kami tidak dikasih. Kecewa dengan pelayanan Lion Air,” ujarnya. Dia pun memaksa harus berangkat kemarin, walau malam hari agar segera tiba di Banda Aceh karena hari ini harus masuk kerja.
Setelah melalui perdebatan dengan petugas Lion Air, dia dan penumpang lain dijanjikan akan diberangkatkan. Situasi kembali memanas disertai kericuhan karena penerbangan Lion Air tujuan Jakarta ditunda lagi. Padahal para penumpang ini sudah menunggu beberapa jam. Pemicunya adalah keterangan dari petugas maskapai bahwa penumpang akan diberangkatkan, sedangkan bagasi menyusul dengan penerbangan berikutnya. “Kalau harus menunggu bagasi lagi di Jakarta repotlah. Belum lagi takut bagasinya hilang,” ujarnya seorang penumpang.
Anggota DPD asal Sumut, Parlindungan Purba mengatakan, sangat kecewa dengan pelayanan maskapai Lion Air. Bahkan, menurut dia, pelayanan Lion Air sangat memprihatinkan sehingga DPD berencana memanggil pimpinan maskapai Lion Air. “Pesawat saya sendiri tadi malam (kemarin) dari Jakarta juga delay . Saya akan mengusulkan ke Menteri Perhubungan agar izin Lion Air dicabut,” katanya.
Dia juga meminta agar otoritas bandara menyediakan posko pengaduan penumpang di terminal pemberangkatan, sekaligus menempelkan selebaran berisi hak penumpang bila pesawat telat diberangkatkan. Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan, M Nasir Usman mengatakan, sampai pukul 15.00 WIB kemarin, ada 1.000an penumpang maskapai Lion Air yang telantar di KNIA. Para penumpang ini akhirnya diberangkatkan dengan pesawat Lion Air jenis Boing 747- 400 dan Boing 737-900 IR.
“Di Jakarta, ada pesawat Lion Air bermasalah, ada yang rusak dengan perawatannya sehingga memengaruhi semua penerbangan Lion Air. Di Jakarta terjadi peningkatan penumpang sampai 30%. Untuk mengatasi masalah ini, maka calon penumpang tiga penerbangan diangkut satu pesawat sekaligus,” ujarnya. Mereka akan memanggil pimpinan maskapai Lion Air untuk meminta bertindak lebih profesional dan benar-benar memberikan penjelasan kepada para penumpang jika terjadi delay .
“Diharapkan maskapai di bandara dapat bekerja sama yang baik sehingga jika ada masalah, penumpang dapat dialihkan ke penerbangan maskapai lain,” katanya. Plh Manajer Pelayanan KNIA, Mardiono mengungkapkan, ada 12 penerbangan Lion Air yang didelay dan enam penerbangan yang dibatalkan, kemarin. Sebelumnya, akibat cuaca buruk sejumlah penerbangan, baik domestik dan internasional ke berbagai jurusan di KNIA terpaksa delay .
Ada delapan penerbangan yang harus ditunda hingga beberapa jam dari jadwal yang seharusnya, yakni Lion Air JT 215 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangatan 12.55 WIB harus delay selama 2 jam 5 menit dan akhirnya berangkat pukul 14.30 WIB; JT 902 tujuan Bandung dengan jadwal pemberangkatan pukul 13.15 WIB harus delay selama 2 jam 5 menit dan akhirnya terbang pukul 15.20 WIB.
Kemudian JT 201 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangkatan pukul 12.50 WIB harus delay selama 2 jam 30 menit dan akhirnya terbang pukul 15.20 WIB; JT 977 tujuan Batam dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.50 WIB harus delay sampai pukul 17.20 WIB; JT 306 tujuan Banda Aceh dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.50 WIB harus delay sampai pukul 17.20 WIB; JT 387 tujuan Jakarta dengan jadwal pemberangkatan pukul 13.50 WIB harus delay sampai pukul 16.00 WIB; dan JT 305 tujuan Jakarta jadwal pemberangkatan 16.00 WIB harus delay sampai pukul 18.30 WIB.
Selain Lion Air, maskapai Air Asia nomor penerbangan QZ 124 tujuan Kuala Lumpur dengan jadwal pemberangkatan 13.30 WIB harus delay sampai pukul 14.10 WIB. Sementara itu, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada penumpang yang terkena dampak penundaan keberangkatan. Dia beralasan, sejak Rabu (18/2) pagi rentetan masalah baru diketahui pada pesawat Lion Air.
“Penyebab delay baru kita ketahui sejak Rabu pagi dan rentetan kerusakan ini menjadi panjang dan berdampak terhadap slot penerbangan Lion yang harus diatur ulang,” ujarnya. Edward menjelaskan, tiga pesawat mengalami kerusakan saat berada di Semarang dan Jakarta. “Tiga pesawat rusak karena menabrak benda kecil di udara. Itu di luar prediksi kita. Makanya harus ada perubahan segera, terutama memindahkan penumpang menggunakan pesawat cadangan yang kami punyai,” tuturnya.
Lion Air saat ini berusaha mengurai masalah tersebut dengan memindahkan penumpang dengan pesawat cadangan yang ada di Jakarta dan di daerah lain seperti Makassar, Surabaya, maupun Batam. “Kami ada cadangan pesawat di Makassar satu, Surabaya satu, di Batam satu, serta di Jakarta ada empat. Kami kerahkan semua. Namun itu butuh waktu, terutama memindahkan orang dan memang kita usahakan diangkut secepat mungkin,” jaminnya.
Atas kekacauan ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendesak manajemen Lion Air untuk bisa terbuka memberikan penjelasan kepada para penumpangnya. Staf Khusus Bidang Keterbukaan Informasi Publik Kemenhub Hadi M Djuraid mengatakan, semestinya ada petugas maskapai di tengah kekacauan ini dalam rangka memberikan kejelasan ke penumpang dan mengondisikan situasi agar tetap kondusif.
“Jangan sampai dibiarkan bertanya-tanya tanpa ada kepastian. Kemudian, hakhak penumpang juga harus dipenuhi sesuai ketentuan,” sebutnya. Saat ini Kemenhub sedang mengkaji aturan mengenai kewajiban maskapai memiliki ketersediaan pesawat cadangan yang siap terbang.
M andi yusri/ denny irawan/ ichsan amin
(ars)