Tiga Bulan Sakit, Wali Kota Cirebon Wafat
A
A
A
TANGERANG - Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno meninggal dunia di RS Siloam, Tangerang, Banten, Kamis siang ini sekitar pukul 15.10 WIB. Pria yang akrab disapa Ano ini wafat di usianya yang ke 60 tahun di tengah perawatan karena sakit sejak sekitar tiga bulan terakhir.
Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis langsung menuju Tangerang untuk menjemput jenazah Ano dan mengantarkannya pulang kembali ke Cirebon, sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan jalur darat. Rombongan diagendakan sampai di Cirebon pukul 22.00 WIB.
Kepala Bagian Humas Kota Cirebon Maruf Nuryasa menjelaskan, jenazah Ano rencananya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemlaten, Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, seusai waktu salat Jumat 20 Februari 2015.
Jenazah pria asal Garut kelahiran 1955 ini sebelumnya akan disalatkan dulu di Masjid Raya At Taqwa, Kota Cirebon. Menurut Maruf, Ano dikebumikan di tanah Cirebon atas permintaan pihak keluarga.
"Pak Ano memang asal Garut, tapi pihak keluarga meminta jenazahnya dimakamkan di Cirebon. Ini harus dihormati," kata dia, Kamis (19/2/2015).
Sebelum disalatkan, jenazah Ano sempat disemayamkan di rumah dinas (rumdin) wali kota, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (19/2/2015) malam.
Namun hingga berita ini diturunkan, Maruf mengaku belum memperoleh keterangan resmi perihal penyakit Ano hingga wafat.
Almarhum lahir dengan nama Ano Sutrisno di Garut pada 21 Februari 1955. Dia meninggalkan seorang istri, Erni Astuti dan dua anak, masing-masing Wildan Arismunandar dan Tiara Widiastuti.
Ano pernah menempuh jenjang pendidikan secara berturut-turut di SD Negeri Jangkurang, Kabupaten Garut (1968); SMP Negeri Leles, Kabupaten Garut (1971); SMA Negeri Leles, Kabupaten Garut (1974); S1 Universitas Parahyangan Bandung (1980); dan S2 Pasca Sarjana STIE Ganesha (1984).
Sebelum terpilih sebagai Wali Kota Cirebon, almarhum memulai karir birokratnya sebagai staf Itwilko Kotamadya DT II Cirebon (1981-1983).
Setelah itu, berturut-turut dia menjabat Kaur Umum Itwilko Kotamadya DT II Cirebon (1983-1988); Kabag Humas Pemkot Cirebon (1988 - 1991); Kabag Umum dan Protokol Pemkot Cirebon (1991-1993); Kabag Penyusunan Program Pemkot Cirebon (1993-1997); Kepala Dinas Pendapatan Daerah (1997- 2001).
Kemudian dia menjabat sebagai Asda Bidang Administrasi dan Pemerintah (2001-2002); Asda Umum dan Keuangan (2001-2002); Sekretaris Daerah Kota Cirebon (2002-2007); Staf Ahli Bappeda (2008).
Ano juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perpustakaan Daerah Jabar (2008); Plt Bupati Kuningan (2008); Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Jabar (2008-2012); dan Wali Kota Cirebon Periode 2013-2018 (2013-2015).
Selain di pemerintahan, Ano juga dikenal berkiprah di panggung politik sebagai kader Partai Golkar.
Keterpilihannya sebagai wali kota pun tak lepas dari campur tangan Golkar, yang 'dikawinkan' dengan kiprah Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis yang diusung Partai Demokrat.
Berita wafatnya Ano sendiri mendapat perhatian besar berbagai pihak. Rumdin wali kota pun dipadati warga maupun pejabat yang berduka.
Pengamanan terhadap rumdin pun diperketat, mulai dari pamdal, Polisi Militer, petugas Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi, Satpol PP, Polres Cirebon Kota, serta loyalis Ano turut mengamankan rumdin.
Sebagai ungkapan duka, dikibarkan bendera setengah tiang di halaman rumdin. Sementara, tak sedikit orang, baik di Cirebon maupun luar kota, baik yang mengenalnya secara pribadi maupun hanya sebatas profilnya sebagai kepala daerah, mengungkapkan rasa belasungkawanya di berbagai media sosial.
Bahkan foto Ano sebagai kepala daerah pun dipasang sebagai display picture yang mendukung rasa duka cita tersebut.
Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis langsung menuju Tangerang untuk menjemput jenazah Ano dan mengantarkannya pulang kembali ke Cirebon, sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan jalur darat. Rombongan diagendakan sampai di Cirebon pukul 22.00 WIB.
Kepala Bagian Humas Kota Cirebon Maruf Nuryasa menjelaskan, jenazah Ano rencananya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemlaten, Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, seusai waktu salat Jumat 20 Februari 2015.
Jenazah pria asal Garut kelahiran 1955 ini sebelumnya akan disalatkan dulu di Masjid Raya At Taqwa, Kota Cirebon. Menurut Maruf, Ano dikebumikan di tanah Cirebon atas permintaan pihak keluarga.
"Pak Ano memang asal Garut, tapi pihak keluarga meminta jenazahnya dimakamkan di Cirebon. Ini harus dihormati," kata dia, Kamis (19/2/2015).
Sebelum disalatkan, jenazah Ano sempat disemayamkan di rumah dinas (rumdin) wali kota, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (19/2/2015) malam.
Namun hingga berita ini diturunkan, Maruf mengaku belum memperoleh keterangan resmi perihal penyakit Ano hingga wafat.
Almarhum lahir dengan nama Ano Sutrisno di Garut pada 21 Februari 1955. Dia meninggalkan seorang istri, Erni Astuti dan dua anak, masing-masing Wildan Arismunandar dan Tiara Widiastuti.
Ano pernah menempuh jenjang pendidikan secara berturut-turut di SD Negeri Jangkurang, Kabupaten Garut (1968); SMP Negeri Leles, Kabupaten Garut (1971); SMA Negeri Leles, Kabupaten Garut (1974); S1 Universitas Parahyangan Bandung (1980); dan S2 Pasca Sarjana STIE Ganesha (1984).
Sebelum terpilih sebagai Wali Kota Cirebon, almarhum memulai karir birokratnya sebagai staf Itwilko Kotamadya DT II Cirebon (1981-1983).
Setelah itu, berturut-turut dia menjabat Kaur Umum Itwilko Kotamadya DT II Cirebon (1983-1988); Kabag Humas Pemkot Cirebon (1988 - 1991); Kabag Umum dan Protokol Pemkot Cirebon (1991-1993); Kabag Penyusunan Program Pemkot Cirebon (1993-1997); Kepala Dinas Pendapatan Daerah (1997- 2001).
Kemudian dia menjabat sebagai Asda Bidang Administrasi dan Pemerintah (2001-2002); Asda Umum dan Keuangan (2001-2002); Sekretaris Daerah Kota Cirebon (2002-2007); Staf Ahli Bappeda (2008).
Ano juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perpustakaan Daerah Jabar (2008); Plt Bupati Kuningan (2008); Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Jabar (2008-2012); dan Wali Kota Cirebon Periode 2013-2018 (2013-2015).
Selain di pemerintahan, Ano juga dikenal berkiprah di panggung politik sebagai kader Partai Golkar.
Keterpilihannya sebagai wali kota pun tak lepas dari campur tangan Golkar, yang 'dikawinkan' dengan kiprah Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis yang diusung Partai Demokrat.
Berita wafatnya Ano sendiri mendapat perhatian besar berbagai pihak. Rumdin wali kota pun dipadati warga maupun pejabat yang berduka.
Pengamanan terhadap rumdin pun diperketat, mulai dari pamdal, Polisi Militer, petugas Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi, Satpol PP, Polres Cirebon Kota, serta loyalis Ano turut mengamankan rumdin.
Sebagai ungkapan duka, dikibarkan bendera setengah tiang di halaman rumdin. Sementara, tak sedikit orang, baik di Cirebon maupun luar kota, baik yang mengenalnya secara pribadi maupun hanya sebatas profilnya sebagai kepala daerah, mengungkapkan rasa belasungkawanya di berbagai media sosial.
Bahkan foto Ano sebagai kepala daerah pun dipasang sebagai display picture yang mendukung rasa duka cita tersebut.
(sms)