Berharap Negeri Ini Damai dan Sejahtera
A
A
A
BANDUNG - Meski hujan turun sejak kemarin siang, tidak menyurutkan animo etnis Tionghoa untuk menyambut pe rayaan Tahun Baru Imlek 2566 Saka di Kota Bandung.
Sejak sore hingga malam, hampir semua vihara, terutama di Jalan Cibadak, Kota Bandung, dipenuhi ratusan umat. Warga etnis Tionghoa yang berdatangan tak hanya berasal dari Kota Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari sejumlah daerah di Indonesia. Tampak mereka khidmat memanjatkan doa.
Warga etnis Tionghoa, Chan dra Irawan, 42, berharap Imlek tahun ini memberikan rezeki kepada keluarga dan masyarakat. “Kami juga ber ha rap negeri ini diberikan kedamaian agar selalu tercipta kete nang an,” kata Chandra ditemui KORAN SINDO di Vihara Dharma Ramsi tadi malam. Sekretaris Pengurus Vihara Dharma Ramsi Subuana mengatakan, pihaknya sengaja mem persiapkan sejak lama lilin dan dupa untuk kelancaran peri badatan sejak H-7 Imlek.
“Sekarang kami sedang mem per siapkan persediaan lilin dan dupa untuk umat agar bisa melakukan doa bersama saat Imlek kali ini,” kata Subuana. Dia mengungkapkan, puncak acara perayaan, akan digelar kirab atau pawai budaya me ngelilingi jalanan Kota Bandung pada hari ke-15 Imlek yang lebih dikenal dengan Cap Go Meh pada Sabtu 14 Maret mendatang. “Kirab budaya 2015 di Kota Bandung akan diselenggarakan pada Sabtu, 14 Maret nanti. Kirab tahun ini akan menjadi kirab budaya yang keempat kalinya diselenggarakan,” ungkap dia.
Dalam kegiatan itu akan ada atraksi liong dan barongsai yang dikolaborasikan dengan budaya Sunda, seperti pencak silat, wayang, dan tari merak. Walau masih lama, pihaknya harus melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari. Bendera, tandu, dan lampion sudah tersedia di vihara.
“Kirab itu nanti akan di hadiri oleh ribuan umat dari berbagai daerah, seperti Ciamis, Bogor, bahkan Sulawesi, dan Ka limantan karena kami mengundang umat secara nasional. Silakan warga menyaksikan kirab nanti,” tutur Subuana. Umat senior di Vihara Dewi, Tanudirja mengemukakan, persiapan utama yang harus di - lakukan menjelang Imlek ada - lah pemasangan lilin.
Menurut dia, menyalakan lilin ketika Imlek adalah wajib karena umat akan menyampaikan rasa syukur dan harapan baik. “Caranya, umat menyalakan lilin lalu mem bakar replika benda yang terbuat dari kertas untuk di per sembahkan, seperti uang, se patu, dan topi,” kata Tanudirja. Dia menuturkan, tujuan perayaan Imlek selain sebagai rasa syukur, juga sebagai ajang si laturahmi.
Perayaan dimulai dengan berdoa bersama di malam sebelum pergantian tahun, lalu dilanjutkan dengan silaturahmi keluarga, kerabat, dan handai taulan. Biasanya, etnis Tionghoa menyaksikan atraksi barongsai dan liong.
646 Personel Dikerahkan
Untuk menciptakan keaman an dan kenyamanan etnis Tionghoa dalam merayakan Imlek 2566, hari ini, Polrestabes Bandung mengerahkan 646 personel. Sebagian personel di - tugaskan untuk menjaga 23 vihara di Kota Bandung. Kasubaghumas Polrestabes Bandung Kompol Reny Marthaliana mengatakan, nantinya total polisi yang diterjunkan sekitar 646 orang yang terdiri dari 436 personel Polrestabes Bandung dan 210 personel Polda Jabar.
“Tiap vihara dijaga 10 hingga 11 personel,” kata Reny kepada wartawan kemarin. Ke-23 tempat ibadah yang dijaga itu, ujar dia, antara lain, Vihara Ami Taba (Jalan Marjuk, Cicendo); Ratnapani (Gang Kam suy); Terang Hati, Yaso Dara, dan Budhi Mantreya (Jalan Pagarsih); Aman (Gang Luna); SAD Paramitha (Jalan Babakan Taragong); Tanda Bakti (Jalan Vihara); Samudra Bakti (Jalan Kelenteng); Varisadha Budha (Jalan Suryani); Darma Ramsi, Budhli, Iswari, dan Sinar Mulia (Jalan Cibadak); Giri Toba (Jalan Bojong - loa); Darma Sagara (Jalan Muara Selatan); Kesejahteraan (Jalan Kebon Jukut); Maitreya Dalu (Jalan Kebon Sirih); Vinala Dharma (Jalan Ir Djuanda); Budha Yakin ( Jalan Gatot Subroto); Vihara Pasundan (Jalan Pasundan); serta Panda Bakti (Jalan Kelenteng).
Vihara-vihara itu, berada di sembilan kecamatan, yaitu Asta naanyar, Andir, Cicendo, Sumur Bandung, Lengkong, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Wetan. Pengamanan pun dilakukan dengan pola terbuka dan ter tutup di area vihara.
“Personel juga bersiaga untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas, pengaturan lalu lintas, dan pengamanan di tempat-tempat keramaian lainnya,” ujar dia.
Yugi prasetyo/ agie permadi
Sejak sore hingga malam, hampir semua vihara, terutama di Jalan Cibadak, Kota Bandung, dipenuhi ratusan umat. Warga etnis Tionghoa yang berdatangan tak hanya berasal dari Kota Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari sejumlah daerah di Indonesia. Tampak mereka khidmat memanjatkan doa.
Warga etnis Tionghoa, Chan dra Irawan, 42, berharap Imlek tahun ini memberikan rezeki kepada keluarga dan masyarakat. “Kami juga ber ha rap negeri ini diberikan kedamaian agar selalu tercipta kete nang an,” kata Chandra ditemui KORAN SINDO di Vihara Dharma Ramsi tadi malam. Sekretaris Pengurus Vihara Dharma Ramsi Subuana mengatakan, pihaknya sengaja mem persiapkan sejak lama lilin dan dupa untuk kelancaran peri badatan sejak H-7 Imlek.
“Sekarang kami sedang mem per siapkan persediaan lilin dan dupa untuk umat agar bisa melakukan doa bersama saat Imlek kali ini,” kata Subuana. Dia mengungkapkan, puncak acara perayaan, akan digelar kirab atau pawai budaya me ngelilingi jalanan Kota Bandung pada hari ke-15 Imlek yang lebih dikenal dengan Cap Go Meh pada Sabtu 14 Maret mendatang. “Kirab budaya 2015 di Kota Bandung akan diselenggarakan pada Sabtu, 14 Maret nanti. Kirab tahun ini akan menjadi kirab budaya yang keempat kalinya diselenggarakan,” ungkap dia.
Dalam kegiatan itu akan ada atraksi liong dan barongsai yang dikolaborasikan dengan budaya Sunda, seperti pencak silat, wayang, dan tari merak. Walau masih lama, pihaknya harus melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari. Bendera, tandu, dan lampion sudah tersedia di vihara.
“Kirab itu nanti akan di hadiri oleh ribuan umat dari berbagai daerah, seperti Ciamis, Bogor, bahkan Sulawesi, dan Ka limantan karena kami mengundang umat secara nasional. Silakan warga menyaksikan kirab nanti,” tutur Subuana. Umat senior di Vihara Dewi, Tanudirja mengemukakan, persiapan utama yang harus di - lakukan menjelang Imlek ada - lah pemasangan lilin.
Menurut dia, menyalakan lilin ketika Imlek adalah wajib karena umat akan menyampaikan rasa syukur dan harapan baik. “Caranya, umat menyalakan lilin lalu mem bakar replika benda yang terbuat dari kertas untuk di per sembahkan, seperti uang, se patu, dan topi,” kata Tanudirja. Dia menuturkan, tujuan perayaan Imlek selain sebagai rasa syukur, juga sebagai ajang si laturahmi.
Perayaan dimulai dengan berdoa bersama di malam sebelum pergantian tahun, lalu dilanjutkan dengan silaturahmi keluarga, kerabat, dan handai taulan. Biasanya, etnis Tionghoa menyaksikan atraksi barongsai dan liong.
646 Personel Dikerahkan
Untuk menciptakan keaman an dan kenyamanan etnis Tionghoa dalam merayakan Imlek 2566, hari ini, Polrestabes Bandung mengerahkan 646 personel. Sebagian personel di - tugaskan untuk menjaga 23 vihara di Kota Bandung. Kasubaghumas Polrestabes Bandung Kompol Reny Marthaliana mengatakan, nantinya total polisi yang diterjunkan sekitar 646 orang yang terdiri dari 436 personel Polrestabes Bandung dan 210 personel Polda Jabar.
“Tiap vihara dijaga 10 hingga 11 personel,” kata Reny kepada wartawan kemarin. Ke-23 tempat ibadah yang dijaga itu, ujar dia, antara lain, Vihara Ami Taba (Jalan Marjuk, Cicendo); Ratnapani (Gang Kam suy); Terang Hati, Yaso Dara, dan Budhi Mantreya (Jalan Pagarsih); Aman (Gang Luna); SAD Paramitha (Jalan Babakan Taragong); Tanda Bakti (Jalan Vihara); Samudra Bakti (Jalan Kelenteng); Varisadha Budha (Jalan Suryani); Darma Ramsi, Budhli, Iswari, dan Sinar Mulia (Jalan Cibadak); Giri Toba (Jalan Bojong - loa); Darma Sagara (Jalan Muara Selatan); Kesejahteraan (Jalan Kebon Jukut); Maitreya Dalu (Jalan Kebon Sirih); Vinala Dharma (Jalan Ir Djuanda); Budha Yakin ( Jalan Gatot Subroto); Vihara Pasundan (Jalan Pasundan); serta Panda Bakti (Jalan Kelenteng).
Vihara-vihara itu, berada di sembilan kecamatan, yaitu Asta naanyar, Andir, Cicendo, Sumur Bandung, Lengkong, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Wetan. Pengamanan pun dilakukan dengan pola terbuka dan ter tutup di area vihara.
“Personel juga bersiaga untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas, pengaturan lalu lintas, dan pengamanan di tempat-tempat keramaian lainnya,” ujar dia.
Yugi prasetyo/ agie permadi
(ars)