Elvis adalah Rockabilly

Kamis, 19 Februari 2015 - 10:47 WIB
Elvis adalah Rockabilly
Elvis adalah Rockabilly
A A A
DI kalangan pencinta musik rock and roll, nama Elvis Presley adalah tokoh yang dinabikan.

Tidak berlebihan mengingat penyanyi kelahiran Mississippi, Amerika Serikat, 8 Januari 1935 adalah nenek moyang jenis musik ini. Tak aneh hingga kini masih banyak pemujanya meski dia telah meninggal 37 tahun silam.

Di Kota Bandung ada yang namanya komunitas Rockabilly Bandung. Kenapa namanya bukan rock and roll? Itu ada alasannya. Nama Rockabilly diambil dari jenis musik Elvis. Sejatinya penyanyi bernama lengkap Elvis Aaron Presley memainkan jenis musik rockabilly. Rock and Roll sebenarnya hanya salah satu turunan genre rockabilly.

“Rockabilly adalah genre musik. Jenis musik Elvis itu bukan rock and roll, tapi rockabilly. Nah, dari rockabilly ke bawahnya itu ada rock and roll,” kata pencinta rockabilly Hanche saat berbincang dengan KORAN SINDOdi Kafe Wayout, Jalan Buahbatu Nomor 79, Kota Bandung beberapa waktu lalu. Kendati jenis musik rockabilly bisa dikatakan masih minim dibawakan penyanyi dan grup band Tanah Air,namun bukan berarti kelompok pencinta genre musik itu sedikit.

Terlihat pascapembentukan Komunitas Rockabilly Bandung 9 Juli 2012. “Saat itu saya coba membuat komunitas dengan cara membawa spanduk rockabilly saat ada salah satu event. Dan ternyata animo dari teman-teman cukup besar,” ungkap penggagas Rockabilly Bandung Rose. Kendati yang disukai adalah jenis musik zaman dulu dan terlebih idolanya sudah meninggal, bukan berarti anggota Komunitas Rockabilly Bandung adalah mereka dari kalangan orang tua saja.

Beberapa di antaranya adalah mereka yang masih berusia belasan tahun atau di awal 20 tahun. Untuk lebih menciptakan kehangatkan dan mengakrabkan antarsesama pencinta rockabilly, mereka memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul. Tidak hanya diisi dengan obrolan ringan, dalam setiap berkumpul selalu diisi dengan bermain musik rockabilly.

“Setiap bulan kami biasa main (musik), berganti-ganti tempat. Tapi yang pasti mahdi Car Free Day (CFD) Dago. Kalau yang tahunan itu ada dua event rutin, yaitu pas tanggal kelahiran dan meninggalnya Elvis,” ungkap pria yang juga vokalis dari Rockabilly Gangstersitu. Elvis sendiri meninggal 16 Agustus 1977.

Selain acara rutin bulanan, mereka juga tidak jarang mengisi sebuah acara di sejumlah kafe. Bisa dibilang tidak ada kafe yang tidak pernah mereka singgahi untuk manggung. Musiknya Elvis memang sangat cocok dengan konsepkafe di kota berhawa dingin ini. Tak heran undangan demi undangan selalu datang. “Yang mendengarkan musik rockabilly dipastikan akan ikut bergoyang. Musik ini kan dulu bisa dikatakan sebagai musik untuk pengiring dansa di bar-bar,” terang Rose.

Dari sekian banyak pencinta rockabilly, sebagian di antaranya ada yang masuk dan bergelut dengan sesama pencinta Rockabilly secara tidaka sengaja. Yogas adalah salah satunya. “Awalnya saya sering mendengar musik-musik jenis itu dari ayah saya. Tapi awalnya saya menganggap itu adalah rock and roll,” ungkap Yogas yang juga dramer The Dice Roll itu.

Perkenalan Yogas dengan sudah berlangsung sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Berawal dari seringnya mendengarkan lagu-lagu itu, Yogas kemudianmulai berani memainkan musik di depan umum bersama teman-temannya. Dari sanalah muncul pengetahuan baru ternyata musik yang dia mainkan bukan rock and rolltapi rockabilly. “Mulai intens bermusik dengan membentuk grup musik pada 9 Maret 2014 lalu.

Dan tenyata teman-teman bermusik saya waktu SMP pun, mereka sudah kenal dengan rockabilly tapi nganggapnya teh Rock ‘n’ Roll. Dan sampesekarang kami intens di Rockabilly Bandung,” beber Yogas yang saat ini usianya baru menginjak 20 tahun itu.

Inin nastain
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2373 seconds (0.1#10.140)