Perampok Gasak Ratusan Juta
A
A
A
SIMALUNGUN - Seorang perampok berhasil menggasak sejumlah barang berharga senilai ratusan juta dengan menggunakan modus pura-pura sebagai petugas pencatat meteran PLN.
Perampok menyatroni rumah Kusriono di Jalan Lintas Km 6, Kota Perdagangan – Pematangsiantar, Huta III Nagori Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Senin (16/2) sekitar pukul 09.00 WIB. Kebetulan saat itu dengan hujan deras dan rumah korban sedang sepi.
Anak pemilik rumah, Dwi Suliatiani, 28, menuturkan, saat kejadian dia sedang sendiri rumah. Kemudian ada seorang pria mengenakan topi lobe dan mengaku sebagai petugas pencacat meteran listrik datang. Dia pun segera membukakan pintu dan mempersilakan mencatat meteran listrik.
“Setelah dibukakan pintu, tiba-tiba pria tersebut langsung mengeluarkan gunting dari dalam saku dan langsung menodongkan gunting tersebut ke arah perut saya. Dia kemudian memukul mulut dan membekap saya pakai kain. Dia juga mengikat tangan saya dengan tali plastik,” katanya. Masih kata Dwi, pelaku memaksanya seluruh harta benda berharga yang tersimpan di lemari. Karena tidak berdaya, dia pun menuruti keinginan pelaku.
Kemudian, pelaku leluasa menguras isi lemari di tiga kamar dalam rumah. “Diancam dengan gunting, aku dipaksa menunjukkan lemari tempat menyimpan barang berharga perhiasan emas dan berlian milik orang tua dan kakakku di setiap kamar tidur rumah ini,” terangnya.
Pelaku membawa 1 unit ponsel merek Samsung warna silver, 1 unit ponsel merek Lenovo, 1 Samsung Tab2, 1 unit komputer, perhiasan puluhan gram, 2 kartu selular dengan nomor 0 8 1 2 6 3 6 7 6 7 6 9 , 082274325157, 1 unit Mobil Daihatsu Terrios warna hitam bernopol BK 1581 TW berikut kunci kontak juga BPKB nya.
Sementara, Eka Mayda Trisna, 31, kakak Dwi menerangkan, waktu kejadian memang kondisi rumah dalam keadaan sepi dan hanya ada adiknya. Sedangkan, kedua orangtuanya sedang umrah. “Aku dapat kabar kejadian perampokan di rumah dan langsung pulang. Kulihat kondisi adikku sangat ketakutan dan trauma. Setelah memeriksa kamar tidurku ternyata seluruh perhiasan yang tersimpan di lemari pakaian sudah ludes diambil perampok itu,” terang Eka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Siantar.
Di tempat terpisah, Cunong, 58, seorang warga sekitar mengaku, sesaat sebelum aksi perampokan terjadi sempat melihat seseorang pria menggunakan topi turun dari angkutan umum dan langsung membuka pintu pagar dan memasuki rumah. “Aku kira dia salah seorang keluarga mereka,” jelasnya.
Dia meminta para penegak hukum khususnya jajaran Polsek Perdagangan untuk segera mengungkap kasus perampokan tersebut. Sebab, beberapa kali kasus kriminal yang terjadi di wilayah hukum Polsek Perdegangan belum ada yang terungkap. "Masyarakat semakin resah karena beberapa kasus belum terungkap hingga kini," jelasnya.
Sementara Kapolsek Perdagangan AKP Wisnugroho saat dikonfirmasi KORAN SINDO MEDAN enggan memberi keterangan. Beberapa kali telepon dan pesan singkat (SMS) yang ditujukan kepadanya tidak dijawab.
Mhd dian
Perampok menyatroni rumah Kusriono di Jalan Lintas Km 6, Kota Perdagangan – Pematangsiantar, Huta III Nagori Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Senin (16/2) sekitar pukul 09.00 WIB. Kebetulan saat itu dengan hujan deras dan rumah korban sedang sepi.
Anak pemilik rumah, Dwi Suliatiani, 28, menuturkan, saat kejadian dia sedang sendiri rumah. Kemudian ada seorang pria mengenakan topi lobe dan mengaku sebagai petugas pencacat meteran listrik datang. Dia pun segera membukakan pintu dan mempersilakan mencatat meteran listrik.
“Setelah dibukakan pintu, tiba-tiba pria tersebut langsung mengeluarkan gunting dari dalam saku dan langsung menodongkan gunting tersebut ke arah perut saya. Dia kemudian memukul mulut dan membekap saya pakai kain. Dia juga mengikat tangan saya dengan tali plastik,” katanya. Masih kata Dwi, pelaku memaksanya seluruh harta benda berharga yang tersimpan di lemari. Karena tidak berdaya, dia pun menuruti keinginan pelaku.
Kemudian, pelaku leluasa menguras isi lemari di tiga kamar dalam rumah. “Diancam dengan gunting, aku dipaksa menunjukkan lemari tempat menyimpan barang berharga perhiasan emas dan berlian milik orang tua dan kakakku di setiap kamar tidur rumah ini,” terangnya.
Pelaku membawa 1 unit ponsel merek Samsung warna silver, 1 unit ponsel merek Lenovo, 1 Samsung Tab2, 1 unit komputer, perhiasan puluhan gram, 2 kartu selular dengan nomor 0 8 1 2 6 3 6 7 6 7 6 9 , 082274325157, 1 unit Mobil Daihatsu Terrios warna hitam bernopol BK 1581 TW berikut kunci kontak juga BPKB nya.
Sementara, Eka Mayda Trisna, 31, kakak Dwi menerangkan, waktu kejadian memang kondisi rumah dalam keadaan sepi dan hanya ada adiknya. Sedangkan, kedua orangtuanya sedang umrah. “Aku dapat kabar kejadian perampokan di rumah dan langsung pulang. Kulihat kondisi adikku sangat ketakutan dan trauma. Setelah memeriksa kamar tidurku ternyata seluruh perhiasan yang tersimpan di lemari pakaian sudah ludes diambil perampok itu,” terang Eka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Siantar.
Di tempat terpisah, Cunong, 58, seorang warga sekitar mengaku, sesaat sebelum aksi perampokan terjadi sempat melihat seseorang pria menggunakan topi turun dari angkutan umum dan langsung membuka pintu pagar dan memasuki rumah. “Aku kira dia salah seorang keluarga mereka,” jelasnya.
Dia meminta para penegak hukum khususnya jajaran Polsek Perdagangan untuk segera mengungkap kasus perampokan tersebut. Sebab, beberapa kali kasus kriminal yang terjadi di wilayah hukum Polsek Perdegangan belum ada yang terungkap. "Masyarakat semakin resah karena beberapa kasus belum terungkap hingga kini," jelasnya.
Sementara Kapolsek Perdagangan AKP Wisnugroho saat dikonfirmasi KORAN SINDO MEDAN enggan memberi keterangan. Beberapa kali telepon dan pesan singkat (SMS) yang ditujukan kepadanya tidak dijawab.
Mhd dian
(ars)