Bencana Longsor Meluas
A
A
A
SLEMAN - Bencana longsor di wilayah DIY terus meluas. Kali ini, longsor menerjang rumah warga Pandekan Margodadi, Seyegan, Sleman.
Setelah hujan deras mengguyur wilayah ini, Material perbukitan Pandekan longsor menimpa rumah milik Suwito Raharjo, 60. Bagian belakang rumah tertimpa material longsor mengakibatkan kerusakan parah. Suwito Harjo mengatakan, saat kejadian longsor dirinya tidak ada di rumah, sebab belum pu lang dari kerja di wilayah Condongcatur.
Menurut informa si yang dia terima, longsor terjadi pukul 15.00 WIB. Dia baru mengetahui rumahnya terkena longsor pada pukul 17.00 WIB, setelah sampai di rumah. “Saat sampai di rumah, setelah melepas jas hujan, melihat banyak orang. Awalnya berpikir terjadi sesuatu dengan mertua saya yang rumahnya ada di sebelah rumah saya. Kemudian baru mengetahui setelah diberi tahu rumahnya terkena longsoran Perbukitan Pendekan yang ada di belakang rumah saya,” kata Suwito saat bersama warga membersihkan longsoran rumahnya, kemarin.
Suwito mengungkapkan, meski hidup di dekat perbukitan, tidak pernah terjadi longsor hingga separah ini. Namun karena longsor membahayakan dia dan keluarganya, Suwito pasrah jika harus mengungsi. “Ya bagaimana lagi, kalau itu yang terbaik, saya manut saja,” ucapnya.
Menurut Suwito, longsornya perbukitan itu diduga karena tanahnya gembur, sehingga saat hujan mudah longsor. Apalagi beberapa hari turun hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga meski hanya gerimis memungkinkan untuk terjadi longsor. Camat Seyegan Budi Sutambah menjelaskan, sedikitnya ada enam rumah warga yang rawan terhadap longsoran di Perbukitan Pandekan ini. Dua berada di lokasi longsor sekarang dan empat rumah lainnya menyebar di sekitar perbukitan.
Karena itu, dia meminta warga terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. “Sebenarnya yang sangat diwaspadai bukan tanah longsor, melainkan angin,” kata mantan Camat Moyudan Budi Sutambah. Tak hanya longsor, bencana lainnya juga terjadi di Bendosari, Harjobinangun, Pakem. Petir menyambar rumah milik Sihono, 38 mengakibatkan tembok kamar bagian atas jebol dan merusak perabotan rumah tangga, seperti kulkas dan televisi. Untungnya dari dua kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.
Menurut Sihono, semua per alatan elektronik dan kulkas juga rusak. Akibat kejadian itu, kerugian diperkirakan mencapai Rp7 juta. “Rusaknya peralatan elektronik dan perkakas rumah tangga, sebab saat ditinggal dalam keadaan on,” ucap Sihono di rumahnya, kemarin. Bekti Windarto, 30, yang rumahnya berada di depan rumah Sihono mengatakan, awalnya ada kilatan, kemudian disusul suara ledakan mirip petasan tapi suaranya lebih keras dan aliran listrik langsung padam.
“Setelah mendengar ledakan tersebut, saya lantas keluar dari rumah untuk memastikan asal ledakan. Pada saat itu, melihat adanya kepulan asap dari rumah Sihono. Karena khawatir terjadi kebakaran, saya lalu mendobrak pintu rumah Sihono yang kebetulan kosong,” katanya. Bekti mengatakan, setelah di dalam rumah melihat bagian kamar tidur ada api yang menyala tepat di dinding batako yang jebol. Kemungkinan besar karena sambaran petir, karena sebelumnya warga melihat kilatan cahaya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Juli Setiono Dwi wasito mengatakan, karena saat ini masih dalam musim hujan meminta warga, terutama yang berada di perbukitan dan bantaran sungai mening katkan kewaspadaan.
Priyo setyawan
Setelah hujan deras mengguyur wilayah ini, Material perbukitan Pandekan longsor menimpa rumah milik Suwito Raharjo, 60. Bagian belakang rumah tertimpa material longsor mengakibatkan kerusakan parah. Suwito Harjo mengatakan, saat kejadian longsor dirinya tidak ada di rumah, sebab belum pu lang dari kerja di wilayah Condongcatur.
Menurut informa si yang dia terima, longsor terjadi pukul 15.00 WIB. Dia baru mengetahui rumahnya terkena longsor pada pukul 17.00 WIB, setelah sampai di rumah. “Saat sampai di rumah, setelah melepas jas hujan, melihat banyak orang. Awalnya berpikir terjadi sesuatu dengan mertua saya yang rumahnya ada di sebelah rumah saya. Kemudian baru mengetahui setelah diberi tahu rumahnya terkena longsoran Perbukitan Pendekan yang ada di belakang rumah saya,” kata Suwito saat bersama warga membersihkan longsoran rumahnya, kemarin.
Suwito mengungkapkan, meski hidup di dekat perbukitan, tidak pernah terjadi longsor hingga separah ini. Namun karena longsor membahayakan dia dan keluarganya, Suwito pasrah jika harus mengungsi. “Ya bagaimana lagi, kalau itu yang terbaik, saya manut saja,” ucapnya.
Menurut Suwito, longsornya perbukitan itu diduga karena tanahnya gembur, sehingga saat hujan mudah longsor. Apalagi beberapa hari turun hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga meski hanya gerimis memungkinkan untuk terjadi longsor. Camat Seyegan Budi Sutambah menjelaskan, sedikitnya ada enam rumah warga yang rawan terhadap longsoran di Perbukitan Pandekan ini. Dua berada di lokasi longsor sekarang dan empat rumah lainnya menyebar di sekitar perbukitan.
Karena itu, dia meminta warga terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. “Sebenarnya yang sangat diwaspadai bukan tanah longsor, melainkan angin,” kata mantan Camat Moyudan Budi Sutambah. Tak hanya longsor, bencana lainnya juga terjadi di Bendosari, Harjobinangun, Pakem. Petir menyambar rumah milik Sihono, 38 mengakibatkan tembok kamar bagian atas jebol dan merusak perabotan rumah tangga, seperti kulkas dan televisi. Untungnya dari dua kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.
Menurut Sihono, semua per alatan elektronik dan kulkas juga rusak. Akibat kejadian itu, kerugian diperkirakan mencapai Rp7 juta. “Rusaknya peralatan elektronik dan perkakas rumah tangga, sebab saat ditinggal dalam keadaan on,” ucap Sihono di rumahnya, kemarin. Bekti Windarto, 30, yang rumahnya berada di depan rumah Sihono mengatakan, awalnya ada kilatan, kemudian disusul suara ledakan mirip petasan tapi suaranya lebih keras dan aliran listrik langsung padam.
“Setelah mendengar ledakan tersebut, saya lantas keluar dari rumah untuk memastikan asal ledakan. Pada saat itu, melihat adanya kepulan asap dari rumah Sihono. Karena khawatir terjadi kebakaran, saya lalu mendobrak pintu rumah Sihono yang kebetulan kosong,” katanya. Bekti mengatakan, setelah di dalam rumah melihat bagian kamar tidur ada api yang menyala tepat di dinding batako yang jebol. Kemungkinan besar karena sambaran petir, karena sebelumnya warga melihat kilatan cahaya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Juli Setiono Dwi wasito mengatakan, karena saat ini masih dalam musim hujan meminta warga, terutama yang berada di perbukitan dan bantaran sungai mening katkan kewaspadaan.
Priyo setyawan
(ftr)