Kelola Aset hingga Rp11 Miliar

Rabu, 11 Februari 2015 - 14:46 WIB
Kelola Aset hingga Rp11 Miliar
Kelola Aset hingga Rp11 Miliar
A A A
Bangunan sederhana terlihat di sisi barat kantor Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan. Di ruang bagian depan bangunan tersebut dua orang wanita duduk di depan meja sedang melayani warga.

Sesekali senyum ramah terlihat. Di ruangan lain, beberapa orang paruh baya terlihat sedang sibuk menulis dan mencermati sesuatu. Setumpuk uang pecahan Rp50.000, buku transaksi, dan beberapa berkas lain jadi pemandangan sehari-hari. Pagi itu, kedua wanita tersebut tengah sibuk melayani warga. Ya, siapa yang menyangka, di bangunan sederhana berukuran tidak sampai 10x8 meter tanpa perangkat komputer modern serta alat pendingin ruangan ini ternyata mampu mengelola uang hingga belasan miliar.

Gedung Kantor Usaha Ekonomi Desa (UED) Sedya Makmur milik Kelurahan Tirtonirmolo itu memiliki aset yang cukup besar layaknya sebuah bank. Salah seorang karyawan UED Sedya Makmur, Tri Wati Ambarsari mengatakan, meski berada di ruang sederhana, namun dalam sehari ada puluhan orang datang ke kantor yang dia tempati bersama beberapa orang lainnya. Puluhan orang yang menjadi nasabah UED Sedya Makmur tersebut tak hanya meminjam uang tetapi juga menyimpan uang layaknya bank.

“Kalau sehari bisa mencapai 50 hingga 60 orang yang datang ke sini,” ujarnya, kemarin. UED memang selama ini menjadi alternatif mengelola keuangan masyarakat Desa Tirtonirmolo. Mirip bank, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tersebut hampir setiap hari melayani transaksi hingga puluhan juta, bisa mencapai Rp50-an juta. Namun berbeda dengan bank umumnya, mereka melayani nasabah setiap hari, kecuali Minggu, dari pukul 08.00 WIB hingga 13.30 WIB.

Bagian Keuangan UED Sedya Makmur, Nurhayati mengatakan, UED Sedya Makmur berdiri sejak 10 September 1988 atau sudah berjalan 27 tahun. UEB merupakan BUMDes milik Desa Tirtonirmolo yang didirikan untuk membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar. Bidang usaha dari UED Sedya Makmur memang tidak lepas dari simpan pinjam. “Sudah 27 tahun berdiri, kebetulan tingkat kemacetan kreditnya bisa kami tekan menjadi sangat minim,” ungkapnya.

Pihaknya memang berupaya menekan seminim mungkin besaran kredit macet dari masyarakat. Pengurus UED Sedya Makmur menyeleksi dan mengawasi secara ketat setiap kredit yang mereka kucurkan. BUMDes ini membatasi kredit hanya untuk warga Desa Tirtonirmolo. Tahun 1988 silam, BUMDes ini didirikan dengan modal awal senilai Rp1 juta dan tambahan dari Pemerintah Desa senilai Rp10 juta. Uang tersebut lantas dipinjamkan ke masyarakat yang memiliki usaha dengan bunga 1,77 %.

Kini, BUMDes yang telah berjalan 27 tahun ini mampu mengelola aset hingga Rp11 miliar. Perkembangan BUMDes ini tergolong menggembirakan, karena kini sudah ada sekitar 1.500 warga Tirtonirmolo yang tercatat menjadi nasabah mereka. Berbagai kredit mereka gulirkan dengan nominal antara Rp500.000 hingga Rp50 juta. Kredit-kredit tersebut mereka gulirkan sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat yang mengajukan.

“Untuk kredit Rp500.000, tidak ada agunan. Kalau di atas itu, sama seperti lembaga keuangan lainnya ada agunan mulai dari BPKB hingga sertifikat tanah,” ungkapnya. Memang, BUMDes ini ternyata tidak hanya membantu warganya dalam mengembangkan perekonomian mereka. Karena, UED Sedya Makmur ini juga berkolaborasi dengan Pemdes Tirtonirmolo menyukseskan pembangunan di kawasan desa yang berada di perbatasan dengan Kota Yogyakarta ini.

Karena tidak hanya kredit produktif, UED Sedya Makmur juga menggelontorkan kredit untuk infrastruktur seperti pembangunan jembatan, gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ataupun bangunan lainnya. Khusus untuk kredit infrastruktur memperlancar pembangunan Desa Tirtonirmolo, pihak UED Sedya Makmur tidak membebankan bunga kepada kelompok masyarakat yang mengajukannya.

Pihaknya baru membebankan bunga ketika ada masyarakat atau kelompok masyarakat yang mengajukan kredit untuk pengadaan barang atau jasa. “Selain memperlancar pembangunan, kami juga berkontribusi memberi Pendapatan Asli Desa (PAD) senilai Rp30 juta per tahun,”ujarnya.

Erfanto Linangkung
Bantul
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5685 seconds (0.1#10.140)