Sinabung Luncurkan Awan Panas Sejauh 4,5 Km
A
A
A
KARO - Gunung Sinabung kembali meluncurkan awan panas serta memuntahkan material debu vulkanik bercampur pasir dan berwarna kemerahan sejauh 4,5 kilometer (Km), kemarin.
Akibatnya, Kecamatan Payung dan Tiganderket berselimut debu tebal. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO MEDAN dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, terdata sekitar sekitar pukul 07.11 WIB - 17.00 WIB terjadi 19 kali lontaran awan panas dan guguran debu vulkanik ke arah selatan dengan jarak luncur 1.000 - 4.500 meter dengan ketinggian kolom debu 1.500 - 3.000 meter.
Awan panas dan guguran debu vulkanik bergerak ke arah barat, yaitu Kecamatan Payung dan Tiganderket. Petugas PPGA PVMBG Akmal meminta masyarakat kembali menggunakan masker saat keluar rumah. Terutama bagi daerah yang terkena dampak material debu vulkanik. Akmal juga mengimbau kepada warga yang tidak punya keperluan mendesak agar tidak keluar rumah terlebih dulu.
Ini guna mencegah terserang penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA). “Pakai masker kalau keluar rumah bila perlu di rumah saja dulu jika tidak ada keperluan. Tutup sumbersumber air bersih dengan rapat,” ujar Akmal. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan kepada warga agar tidak memasuki zona merah radius 3 Km dan radius 5 Km untuk jalur sektoral awan panas tenggara danselatan.
Imbauan itu wajib dipatuhi karena setelah beberapa hari tidak erupsi, kemungkinan ada warga yang coba masuk ke wilayah itu. Jefri Bangun, 39, warga Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket menyebutkan, ketebalan debu vulkanik sampai 5 sentimeter merata di Kecamatan Tiganderket dan Payung. Aspal jalan, atap rumah, serta lahan pertanian, kembali diselimuti debu vulkanik.
Sementara desa-desa yang terkena dampak terparah di dua kecamatan tersebut di antaranya Desa Mardingding, Payung, Selandi, Temburun, Kutambaru, dan Tanjung Merawa. Dari pantauan, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Karo sudah datang menyiram debu, tapi masih belum cukup menyirami semua desa. Pemkab Karo diharapkan menambah mobil tangki air untuk menyiram debu.
Sementara untuk masker, warga menggunakan stok lama yang masih disimpan di posko-posko. “Kami berharap mobil tangki air ditambah untuk menyiram debu. Untuk masker, kami pakai stok lama yang masih ada di poskoposko,” ungkap Jefri.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Letnan Kolonel (Letkol) Inf. Asep Sukarna saat dikonfirmasi, meminta masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Karena luncuran awan panas yang cukup jauh kembali terjadi setelah lama tertidur.
Menurut Asep, erupsi Sinabung yang baru terjadi tidak akan mempengaruhi rencana pemulangan pengungsi di Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu yang dijadwal Kamis (12/2) mendatang.
Namun, pihaknya tetap akan berpedoman pada PVMBG yang sejauh ini menganggap aktivitas vulkanologi Gunung Sinabung tidak menjadi masalah di desa yang disiapkan. “Kami tetap berpedoman pada PVMBG dan sampai saat ini tidak ada masalah. Saat ini masih terus berlangsung perbaikan- perbaikan fasilitas umum,” ungkapnya.
Sementara itu, dari data yang diperoleh Media Center Penanganan Erupsi Sinabung, hingga saat ini pengungsi korban erupsi Sinabung berjumlah 2.442 jiwa atau 795 kepala keluarga asal Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu. Mereka ditempatkan di tujuh titik posko terpisah.
Riza pinem
Akibatnya, Kecamatan Payung dan Tiganderket berselimut debu tebal. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO MEDAN dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, terdata sekitar sekitar pukul 07.11 WIB - 17.00 WIB terjadi 19 kali lontaran awan panas dan guguran debu vulkanik ke arah selatan dengan jarak luncur 1.000 - 4.500 meter dengan ketinggian kolom debu 1.500 - 3.000 meter.
Awan panas dan guguran debu vulkanik bergerak ke arah barat, yaitu Kecamatan Payung dan Tiganderket. Petugas PPGA PVMBG Akmal meminta masyarakat kembali menggunakan masker saat keluar rumah. Terutama bagi daerah yang terkena dampak material debu vulkanik. Akmal juga mengimbau kepada warga yang tidak punya keperluan mendesak agar tidak keluar rumah terlebih dulu.
Ini guna mencegah terserang penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA). “Pakai masker kalau keluar rumah bila perlu di rumah saja dulu jika tidak ada keperluan. Tutup sumbersumber air bersih dengan rapat,” ujar Akmal. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan kepada warga agar tidak memasuki zona merah radius 3 Km dan radius 5 Km untuk jalur sektoral awan panas tenggara danselatan.
Imbauan itu wajib dipatuhi karena setelah beberapa hari tidak erupsi, kemungkinan ada warga yang coba masuk ke wilayah itu. Jefri Bangun, 39, warga Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket menyebutkan, ketebalan debu vulkanik sampai 5 sentimeter merata di Kecamatan Tiganderket dan Payung. Aspal jalan, atap rumah, serta lahan pertanian, kembali diselimuti debu vulkanik.
Sementara desa-desa yang terkena dampak terparah di dua kecamatan tersebut di antaranya Desa Mardingding, Payung, Selandi, Temburun, Kutambaru, dan Tanjung Merawa. Dari pantauan, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Karo sudah datang menyiram debu, tapi masih belum cukup menyirami semua desa. Pemkab Karo diharapkan menambah mobil tangki air untuk menyiram debu.
Sementara untuk masker, warga menggunakan stok lama yang masih disimpan di posko-posko. “Kami berharap mobil tangki air ditambah untuk menyiram debu. Untuk masker, kami pakai stok lama yang masih ada di poskoposko,” ungkap Jefri.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Letnan Kolonel (Letkol) Inf. Asep Sukarna saat dikonfirmasi, meminta masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Karena luncuran awan panas yang cukup jauh kembali terjadi setelah lama tertidur.
Menurut Asep, erupsi Sinabung yang baru terjadi tidak akan mempengaruhi rencana pemulangan pengungsi di Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu yang dijadwal Kamis (12/2) mendatang.
Namun, pihaknya tetap akan berpedoman pada PVMBG yang sejauh ini menganggap aktivitas vulkanologi Gunung Sinabung tidak menjadi masalah di desa yang disiapkan. “Kami tetap berpedoman pada PVMBG dan sampai saat ini tidak ada masalah. Saat ini masih terus berlangsung perbaikan- perbaikan fasilitas umum,” ungkapnya.
Sementara itu, dari data yang diperoleh Media Center Penanganan Erupsi Sinabung, hingga saat ini pengungsi korban erupsi Sinabung berjumlah 2.442 jiwa atau 795 kepala keluarga asal Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu. Mereka ditempatkan di tujuh titik posko terpisah.
Riza pinem
(ftr)