Goa Lalay Telan Korban, Dua Pengunjung Meninggal

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:57 WIB
Goa Lalay Telan Korban, Dua Pengunjung Meninggal
Goa Lalay Telan Korban, Dua Pengunjung Meninggal
A A A
MAJALENGKA - Objek wisata Goa Lalay (Kelelawar) atau dikenal dengan Green Canyon Majalengka, di Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka menelan dua korban jiwa dan satu hilang, sekitar 15.00 WIB kemarin.

Berdasarkan informasi yang diperoleh KORAN SINDO, sebanyak 13 pengunjung yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, sedang berlibur di objek wisata tersebut kemarin sore. Mereka dipandu Otong Iyan, 15, warga Desa Sukadana.

Adapun identitas dalam buku masuk pengunjung di pos kedua objek wisata Gua Lalay, ke-13 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah itu antara lain, Amar 19, Ciputat, Tanggerang Se latan; Faujan, 22, (Pamulang); Ahmed, 20, (Pamulang); Kelaudia, 21, (Ciputat); Regina, 19, (Tanjung Priok); Fitri, 19, (Ciputat); Adjim, 21, (Pondok Cabe); Syla, 19, (Curug, Bogor); Ewa 19, (Bintaro); Ratri, 18, (Gunung Putri, Bogor); Ulfa, 18, (Ciputat); Vidya, 18, (Pamulang), dan Dodo, 19, Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

Saat sedang asyik menikmati panorama goa, tiba-tiba datang air bah mengempaskan mereka. Rombongan mahasiswa dan seorang pemandu itu ditelan air bah. Beruntung 11 orang selamat. Tapi Vidya, 18, dan Hajar Ulfa Kedaung, 18, meninggal dunia. Vidya berhasil ditemukan sekitar pukul 18.40 WIB di Kali Cilongkrang, Sukasari Kaler, Kecamatan Arga pura, sementara Ulfa di temukan dua jam kemudian di Kali Cilongkrang, Desa Maja Selatan, pukul 20.45 WIB.

Kali Cilongkrang berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian Goa Lalay. Sedangkan korban Iyan Otong yang merupakan pemandu wisata Goa Lalay, sampai tadi malam belum berhasil ditemukan. “Warga saat ini masih melakukan pencarian menggunakan alat penerangan seadanya. Bila tidak ditemukan malam ini, besok akan dilanjutkan karena medannya yang sangat sulit,” kata salah seorang saksi mata, Piping Saripudin, tadi malam.

Menurut dia, kejadian tersebut bermula ketika belasan warga tengah menikmati panorama alam Goa Lalay. Saat itu hujan cukup lebat melanda kawasan itu. Tanpa diduga tibatiba air bah datang menyeret dan menghanyutkan mereka yang tengah berada di di dalam Goa Lalay. “Kejadiannya hari ini (kemarin) sekitar pukul 15.00 WIB. Menghanyutkan 15 pengunjung, 12 di antaranya selamat. Sedangkan satu orang dinyatakan meninggal dan satu masih dalam pencarian,” ujar dia.

Kapolres Majalengka Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Suyudi Ario Seto belum berhasil dikonfirmasi. Telepon selulernya aktif, tapi tak memberikan jawaban saat dihubungi. Termasuk saat dihubungi melalui pesan singkat. Kapolres dika barkan tengah berada dalam perjalanan meninjau lokasi kejadian Goa Lalay.

Humas Polres Majalengka Bripka Riyana mengatakan, rom bongan mahasiswa yang menjadi korban air bah di Goa Lalay itu berasal dari Jakarta. “Se belas orang selamat. Satu orang masih dalam pencariaan. Saat ini warga juga masih mencari,” kata Riyana. Menurut Riyana, wajah korban tewas menderita lebam seperti habis dipukuli. “Dugaan sementara korban terbentur benda keras karena di lokasi memang bebatuan semua. Korban menggunakan tengtop warna biru,” ujar dia.

Sekadar untuk diketahui, Goa Lalay berada di kaki Gunung Ciremai berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari Kecamatan Argapura atau 16 km dari Kabupaten Majalengka. Lokasinya sangat ekstrem karena diapit dua tebing tinggi hingga mencapai kurang lebih 15 km dengan aliran sungai cukup deras. Di lokasi itu juga terdapat air terjun pelangi.

Alasan pemberian nama itu karena saat tersorot cahaya matahari, air terjun akan terlihat warna-warni. Sementara dibagian lain, mitos yang ber kembang di Goa Lalay terdapat penunggu ular siluman. Indi, tetua di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) wilayah Majalengka mengatakan, dalam gua itu ada “penunggu”nya.

Mitosnya Goa Lalay “ditunggu” oray lalaki (ular lakilaki), berkepala manusia bertubuh ular. “Dulunya oray lalaki tersebut mendiami wilayah TNGC. Karena sering mengganggu warga sekitar TNGC, oray lalaki dipindahkan ke Goa Lalay,” kata dia.

Sedangkan penemuan Goa Lalay sendiri baru ditemukan belum lama ini oleh para penambang. Tapi Goa Lalay sudah mampu menarik sejumlah wisatan dari berbagai daerah untuk berkunjung.

Ade Nurjanah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3023 seconds (0.1#10.140)