DPRD Ingatkan Azis untuk Berhati-hati Mengemban Tugas
A
A
A
CIREBON- - Pelaksanaan roda pemerintahan di Kota Cirebon oleh Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis harus diawasi.
Kemarin, 227 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkot Cirebon pun dilantik dan mengakhiri stagnansi pemerintahan. Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Lili Eliyah mengingatkan Azis agar berhati-hati menjalankan amanah dalam mengemban tugas dan wewenang wali kota. Pelimpahan wewenang wali kota kepada Azis di sebut dia, akan menjadi sorotan banyak pihak sehingga harus di awasi.
“Kinerja Azis akan disorot mulai kini. Dia harus memastikan, apapun yang di kerjakannya sebagai pelaksana tugas dan wewenang wali kota harus on the track dan sesuai mekanisme,” ungkap dia. Dia menambahkan, Azis tetap harus mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan kelompok-ke lompok. Pascastagnansi pemerintahan, Azis harus mengembalikan ritme kerja para jajaran di bawah koordinasinya agar kembali normal.
Sementara itu, Azis pagi kemarin akhirnya melantik 227 pejabat eselon III dan IV dilingkungan Pemkot Cirebon di Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri (Pusdiklatpri). Pelantikan pejabat ini menjadi pembuka mengurai stagnansi pemerintahan yang ter jadi sekitar dua bulan terakhir. Stagnansi terjadi akibat kekosongan posisi pejabat eselon III dan IV, menyusul sakitnya Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno sakit hampir tiga bulan belakangan.
Azis sendiri sebelumnya telah menerima pelimpahan wewenang penuh dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menjalankan tugas Ano berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131/509/Pem.Um, Senin (2/2). Pelantikan dilaksanakan setelah Azis menandatangani SK Wali Kota Cirebon tentang pengangkatan pejabat, Kamis (5/2) malam.
Dia menyatakan, mutasi kali ini merupakan amanat Perda Nomor 7, 8, dan 9/2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang seharusnya diberlakukan sejak awal Januari. Azis meyakinkan, semua PNS yang dilantik didasarkan aturan yang berlaku. Bahkan, kata dia, prosesnya melalui seleksi ketat. “Antara jumlah kebutuhan dengan PNS yang memenuhi syarat, lebih banyak jum lah PNS yang memenuhi syarat,” jelas dia.
Dia menyatakan, proses rotasi/mutasi kali ini merupakan beban moral bagi pribadinya. Hanya, aturan tetap menjadi dasar pertimbangan sebelum pelantikan digelar. Mutasi kali ini sendiri merupakan kali keempat di bawah kepemimpinan Ano Sutrisno-Nasrudin Azis yang dilantik April 2013. Dengan pelantikan tersebut, di harapkan roda pemerintahan yang sempat stagnan bisa kembali normal.
Semua kegiatan rutin bisa langsung dilaksana kan, segala biaya dan tung gakan pun dapat langsung dilunasi. “Kami minta setiap pimpinan OPD segera memproses percepatan penyerapan anggaran, mengingat sudah telat lebih dari satu bulan,” tambah dia. Para pejabat yang telah dilantik hari itu pun ditekankan untuk memahami pentingnya tugas pokok dan fungsi, sehingga tugas dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Azis pun sempat meminta khusus kepada media massa untuk tetap mengawal dan mengkritisinya. “Ingatkan saya kalau ada kebijakan yang menyimpang. Saya tetap manusia biasa, pasti akan ada kesalahan tapi Insya Allah bukan kesengajaan,” tegas dia.
Erika Lia
Kemarin, 227 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkot Cirebon pun dilantik dan mengakhiri stagnansi pemerintahan. Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Lili Eliyah mengingatkan Azis agar berhati-hati menjalankan amanah dalam mengemban tugas dan wewenang wali kota. Pelimpahan wewenang wali kota kepada Azis di sebut dia, akan menjadi sorotan banyak pihak sehingga harus di awasi.
“Kinerja Azis akan disorot mulai kini. Dia harus memastikan, apapun yang di kerjakannya sebagai pelaksana tugas dan wewenang wali kota harus on the track dan sesuai mekanisme,” ungkap dia. Dia menambahkan, Azis tetap harus mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan kelompok-ke lompok. Pascastagnansi pemerintahan, Azis harus mengembalikan ritme kerja para jajaran di bawah koordinasinya agar kembali normal.
Sementara itu, Azis pagi kemarin akhirnya melantik 227 pejabat eselon III dan IV dilingkungan Pemkot Cirebon di Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri (Pusdiklatpri). Pelantikan pejabat ini menjadi pembuka mengurai stagnansi pemerintahan yang ter jadi sekitar dua bulan terakhir. Stagnansi terjadi akibat kekosongan posisi pejabat eselon III dan IV, menyusul sakitnya Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno sakit hampir tiga bulan belakangan.
Azis sendiri sebelumnya telah menerima pelimpahan wewenang penuh dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menjalankan tugas Ano berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131/509/Pem.Um, Senin (2/2). Pelantikan dilaksanakan setelah Azis menandatangani SK Wali Kota Cirebon tentang pengangkatan pejabat, Kamis (5/2) malam.
Dia menyatakan, mutasi kali ini merupakan amanat Perda Nomor 7, 8, dan 9/2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang seharusnya diberlakukan sejak awal Januari. Azis meyakinkan, semua PNS yang dilantik didasarkan aturan yang berlaku. Bahkan, kata dia, prosesnya melalui seleksi ketat. “Antara jumlah kebutuhan dengan PNS yang memenuhi syarat, lebih banyak jum lah PNS yang memenuhi syarat,” jelas dia.
Dia menyatakan, proses rotasi/mutasi kali ini merupakan beban moral bagi pribadinya. Hanya, aturan tetap menjadi dasar pertimbangan sebelum pelantikan digelar. Mutasi kali ini sendiri merupakan kali keempat di bawah kepemimpinan Ano Sutrisno-Nasrudin Azis yang dilantik April 2013. Dengan pelantikan tersebut, di harapkan roda pemerintahan yang sempat stagnan bisa kembali normal.
Semua kegiatan rutin bisa langsung dilaksana kan, segala biaya dan tung gakan pun dapat langsung dilunasi. “Kami minta setiap pimpinan OPD segera memproses percepatan penyerapan anggaran, mengingat sudah telat lebih dari satu bulan,” tambah dia. Para pejabat yang telah dilantik hari itu pun ditekankan untuk memahami pentingnya tugas pokok dan fungsi, sehingga tugas dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Azis pun sempat meminta khusus kepada media massa untuk tetap mengawal dan mengkritisinya. “Ingatkan saya kalau ada kebijakan yang menyimpang. Saya tetap manusia biasa, pasti akan ada kesalahan tapi Insya Allah bukan kesengajaan,” tegas dia.
Erika Lia
(ftr)