Berantas DBD, Sumsel Belajar dari Singapura
A
A
A
PALEMBANG - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Palembang setiap tahun selalu saja terjadi. Karena itu, instansi terkait mengatakan akan belajar cara Singapura memberantas DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Lesty Nurainy mengatakan, Singapura mampu menekan angka kasus DBD di negaranya bahkan sampai zero (nol).
"Singapura pernah ada kasus DBD, namun tahun depannya mereka bisa drastis menurunkan kasus DBD bahkan sampai tidak ada lagi ditemukan kasus tersebut," ungkap Lesty seusai gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kantor Camat Seberang Ulu I, Jumat (6/2/2015).
Menurut Lesty, resep Singapura berhasil memberantas kasus DBD karena semua pihak berkomitmen. Dan, Singapura memiliki petugas jumantik untuk memeriksa setiap rumah, kantor atau sekolah jika ditemukan adanya jentik-jentik nyamuk khususnya jentik nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.
"Petugas jumantik tersebut benar-benar memeriksa jentik-jentik nyamuk secara berkala dan dilaporkan secara sungguh-sungguh. Bahkan, rumah yang kedapatan ada jentik nyamuk dikenakan denda," beber Lesty.
Dengan konsistensi tersebut, kata Lesty, Singapura berhasil menekan kasus DBD yang sebelumnya pernah menyerang tempat tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, hingga Januari 2015 ada 493 kasus DBD se-Sumsel atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sedangkan kasus DBD tertinggi terjadi pada tahun 2012, yakni sebanyak 804 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Lesty Nurainy mengatakan, Singapura mampu menekan angka kasus DBD di negaranya bahkan sampai zero (nol).
"Singapura pernah ada kasus DBD, namun tahun depannya mereka bisa drastis menurunkan kasus DBD bahkan sampai tidak ada lagi ditemukan kasus tersebut," ungkap Lesty seusai gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kantor Camat Seberang Ulu I, Jumat (6/2/2015).
Menurut Lesty, resep Singapura berhasil memberantas kasus DBD karena semua pihak berkomitmen. Dan, Singapura memiliki petugas jumantik untuk memeriksa setiap rumah, kantor atau sekolah jika ditemukan adanya jentik-jentik nyamuk khususnya jentik nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.
"Petugas jumantik tersebut benar-benar memeriksa jentik-jentik nyamuk secara berkala dan dilaporkan secara sungguh-sungguh. Bahkan, rumah yang kedapatan ada jentik nyamuk dikenakan denda," beber Lesty.
Dengan konsistensi tersebut, kata Lesty, Singapura berhasil menekan kasus DBD yang sebelumnya pernah menyerang tempat tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, hingga Januari 2015 ada 493 kasus DBD se-Sumsel atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sedangkan kasus DBD tertinggi terjadi pada tahun 2012, yakni sebanyak 804 kasus.
(zik)