Peraih Gelar Pertama dari Kemenag
A
A
A
SUKOHARJO - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengukuhkan Prof Rohmat sebagai Guru Besar dalam Ilmu Pendidikan Teknologi Pembelajaran, kemarin.
Prof Rohmat merupakan orang pertama dari Kementerian Agama (Kemenag) yang menda-patkan gelar ini. Predikat guru besar ilmu pendidikan teknologi pembelajaran bisa didapatkan oleh akademisi maupun praktisi yang berasal dari kementerian pendidikan dan kebudayaan.
“Dalam bidang ilmu ini, di Kementerian Agama baru saya. Alhamdulillah saya bisa mendapatkan gelar guru besar ini, meskipun sebenarnya perlu perjuangan keras,” ucap Rohmat di sela-sela pengukuhan. Dia mengatakan, minimnya guru besar bidang tersebut di Kemenag disebabkan karena ilmu itu relatif masih muda. Sehingga belum banyak ahli yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bidang ilmu tersebut.
Padahal, menurutnya, bidang ilmu itu memiliki peran yang luar biasa dalam sistem pendidikan. Dengan menerapkan teknologi pembelajaran, kualitas pendidikan akan meningkat. Selain itu penerapan teknologi pendidikan itu juga bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang yang ada dalam kehidupan.
“Di negara-negara barat, bidang ilmu ini diaplikasikan untuk pendidikan menembak untuk militer, nah kalau di militer saja bisa, kita bisa mengaplikasikan ilmu ini di Indonesia dalam berbagai bidang,” ucap pria kelahiran Boyolali 55 tahun silam itu.
Rohmat berharap ke depannya masih banyak lagi akademisi dari Kementerian Agama yang menjadi guru besar di bidang ini. Asalkan rajin melakukan riset dan melakukan pembelajaran yang mendalam, dia yakin gelar itu akan bisa didapatkan. “Kuncinya adalah riset, asalkan mau melakukan riset dan mau menulis jurnal terakreditasi serta menerapkannya dalam dunia pendi-dikan, guru besar bisa tercapai,” tegasnya.
Kebanggan tidak saja dirasakan Prof Rahmat. Istrinya, Charis Satuniswah juga merasakan hal sama. Charis berharap, dengan gelar baru yang disandang itu, suaminya ke depan bisa lebih meningkatkan mutu di dunia pendidikan, baik di tinggkat lokal maupun nasional. Dia juga berharap gelar ini menambah semangat suaminya untuk bisa berkarya lebih dari sekarang. “Semoga lebih bersemangat dan lebih baik dari saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Senat yang juga Rektor IAIN Surakarta, Imam Sukardi mengaku bangga dengan prestasi yang didapatkan oleh putra asli Boyolali itu. Pihaknya berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi civitas akademika IAIN Surakarta serta berguna bagi kampus maupun masyarakat.
Arief Setiadi
Prof Rohmat merupakan orang pertama dari Kementerian Agama (Kemenag) yang menda-patkan gelar ini. Predikat guru besar ilmu pendidikan teknologi pembelajaran bisa didapatkan oleh akademisi maupun praktisi yang berasal dari kementerian pendidikan dan kebudayaan.
“Dalam bidang ilmu ini, di Kementerian Agama baru saya. Alhamdulillah saya bisa mendapatkan gelar guru besar ini, meskipun sebenarnya perlu perjuangan keras,” ucap Rohmat di sela-sela pengukuhan. Dia mengatakan, minimnya guru besar bidang tersebut di Kemenag disebabkan karena ilmu itu relatif masih muda. Sehingga belum banyak ahli yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bidang ilmu tersebut.
Padahal, menurutnya, bidang ilmu itu memiliki peran yang luar biasa dalam sistem pendidikan. Dengan menerapkan teknologi pembelajaran, kualitas pendidikan akan meningkat. Selain itu penerapan teknologi pendidikan itu juga bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang yang ada dalam kehidupan.
“Di negara-negara barat, bidang ilmu ini diaplikasikan untuk pendidikan menembak untuk militer, nah kalau di militer saja bisa, kita bisa mengaplikasikan ilmu ini di Indonesia dalam berbagai bidang,” ucap pria kelahiran Boyolali 55 tahun silam itu.
Rohmat berharap ke depannya masih banyak lagi akademisi dari Kementerian Agama yang menjadi guru besar di bidang ini. Asalkan rajin melakukan riset dan melakukan pembelajaran yang mendalam, dia yakin gelar itu akan bisa didapatkan. “Kuncinya adalah riset, asalkan mau melakukan riset dan mau menulis jurnal terakreditasi serta menerapkannya dalam dunia pendi-dikan, guru besar bisa tercapai,” tegasnya.
Kebanggan tidak saja dirasakan Prof Rahmat. Istrinya, Charis Satuniswah juga merasakan hal sama. Charis berharap, dengan gelar baru yang disandang itu, suaminya ke depan bisa lebih meningkatkan mutu di dunia pendidikan, baik di tinggkat lokal maupun nasional. Dia juga berharap gelar ini menambah semangat suaminya untuk bisa berkarya lebih dari sekarang. “Semoga lebih bersemangat dan lebih baik dari saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Senat yang juga Rektor IAIN Surakarta, Imam Sukardi mengaku bangga dengan prestasi yang didapatkan oleh putra asli Boyolali itu. Pihaknya berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi civitas akademika IAIN Surakarta serta berguna bagi kampus maupun masyarakat.
Arief Setiadi
(ftr)