Kota Cirebon Akan Bersaudara Kembar dengan Austin, Texas

Kamis, 05 Februari 2015 - 11:02 WIB
Kota Cirebon Akan Bersaudara Kembar dengan Austin, Texas
Kota Cirebon Akan Bersaudara Kembar dengan Austin, Texas
A A A
CIREBON - Kota Cirebon di gadang menjadi “saudara kembar” Kota Austin, Texas di Amerika Serikat (AS).

Penjajakan kota ini sebagai kota kembar (sister city) dae rah di AS, merupakan program kelima setelah sebelumnya empat kota besar lain di Indonesia ‘bersaudara’. Penjajakan Kota Cirebon sebagai sister cityAustin dilakukan Tim Diaspora Indonesia atau Indonesian Diaspora Network (IDN) dari AS bersama tim dari Kedutaan Besar AS di Indonesia.

Diaspora sendiri merupakan warga Indonesia yang merantau ke luar negeri. Rencananya, kerjasama internasional antara Kota Cirebon dengan Austin memfokuskan pada tiga bidang utama yakni pendidikan, ekonomi, dan pariwisata. Presiden program kerjasama St Louis-Bogor Sister Cities di Missouri, AS, Alexander Soetjipto menyebutkan, selain Kota Cirebon, Indonesia sudah memiliki empat program sister cities dengan AS.

Keempatnya masing-masing Jakarta yang bersaudara kembar dengan Los Angeles, California, Bogor dengan St. Louis, Missouri, dan Surabaya dengan Seattle, Washington. “Untuk menjadi ‘saudara kembar’ dengan kota-kota di AS, tak harus ada persamaan. Kami akan mencari apa yang bisa dilakukan di Kota Cirebon dari Kota Austin,” jelas dia kepada media di Cirebon, Selasa (3/2) petang.

Menurut dia, untuk Kota Cirebon akan dicari hal mudah sebagai awal pelaksaan program ini. Dia menunjuk, kedua kota memiliki sekolah sebagai salah satu aspek dasar pengembangan pendidikan. Saat ini, pihaknya telah menjajaki kerjasama dengan salah satu sekolah swasta di Kota Cirebon.

Dia mencontohkan, program yang bisa dilaksanakan be rupa pertukaran pelajar. Kemudian, pihaknya juga berencana mencari tahu potensi ekonomi yang dapat di kembangkan di Kota Cirebon melalui Kamar Dagang Indonesia (Kadin) setempat. Untuk pariwisata, potensi kerjasama melalui pengembangan keraton-keraton maupun situs-situs budaya di Cirebon.

Disinggung waktunya, Alex menyatakan, pelaksanaan tergantung pada percepatan proses yang berjalan saat ini, terutama menyangkut kesepakatan tertulis (MoU) pemerintah pusat dengan pihaknya. “Ada perbedaan antara AS dengan Indonesia. Di As, setiap kegiatan tak harus selalu membutuhkan MoU. Pemda di sana sudah bisa gerak tanpa restu pemerintah pusat,” kata dia.

Berbeda dengan Indonesia, di mana pemda membutuhkan restu pemerintah pusat untuk menjalankan program-program kerjasama, terutama yang berhubungan dengan pemerintah luar negeri. Bicara soal MoU inilah, tutur dia, prosesnya terhitung panjang. Penggagas program kerjasama Cirebon Sister Cities, Galih Permata, meyakinkan, Kota Cirebon membutuhkan perbaikan di beberapa bidang krusial.

Program sister city ini pun diharapkan menjadi salah satu solusi upaya perbaikan tersebut. “Program ini bisa terwujud saat semua pihak berkomitmen untuk bekerjasama,” tegas dia seraya menyebut, selain IDN dan Kedubes As, kegiatan ini pun be kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI serta Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).

Erika Lia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.5971 seconds (0.1#10.140)
pixels