Pemkab Sita Apel Impor Asal AS
A
A
A
Pemkab Indramayu menyita belasan kilogram apel impor yang diduga mengandung bakteri. Apel impor tersebut diperoleh dari sejumlah lokasi toko buah di Kabupaten Indramayu kemarin.
Merebaknya apel impor yang disinyalir mengandung bakteri di pasaran, membuat Pemkab Indramayu melakukan razia buah apel impor di sejumlah lokasi. Razia tersebut dilakukan di beberapa titik seperti toko buah serta minimarket dan supermarket. Tim gabungan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Ketahanan Pangan dan penyuluh Pertanian (BKPPP) Kabupaten Indramayu merazia apel impor jenis Granny Smith dan Gala.
Apel produksi Bidart Bros, Bakersfield, California tersebut diduga terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Dalam razia yang dimulai di salah satu supermarket di kawasan Jalan Jendral Sudirman Indramayu. Petugas masuk ke ruangan penyimpanan untuk memeriksa kemungkinan adanya apel jenis Granny Smith dan Gala. Namun, di lokasi ini, petugas tidak mendapati buah impor yang mengandung bakteri.
Sidak selanjutnya di lakukan di toko buah di kawasan pertigaan Jalan Jendral Sudirman Indramayu. Di lokasi ini petugas mendapati 2 kg apel impor yang telah diindikasikan mengandung bakteri. Razia ini dilakukan, menyusul larangan dari Kementerian Perdagangan RI terkait penjualan kedua jenis apel tersebut. Sebab apel produksi Bidart Bros, Bakersfield, California, diduga terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes.
Kabid konsumsi dan keamanan pangan BKPPP Kabupaten Indramayu,Benny Bernandus mengatakan sidak ini dilakukan untuk memastikan konsumen dapat meng konsumsi buah yang sehat. “Pedagang yang kedapatan masih men jual buah impor yang dilarang telah kami berikan teguran. Apel yang ditemukan, kami sita sebagai barang bukti,” kata dia.
Abdullah Salam, 42, salah satu pedagang buah di kawasan Jalan Jendral Sudirman, mengakui telah mendapatkan surat edaran soal buah impor. Namun, karena sudah mendapatkan kiriman dari pemasok buah, dia terpaksa tetap menjual. “Buah impor yang ada kami jual, setelah habis kami tidak akan dipesan lagi,” katanya.
Sementara itu di Kabupaten Purwakarta pedagang buahbuahan mengaku omzet penjual annya menurun setelah pemerintah secara resmi melarang masyarakat mengkonsumsi dan menjual buah apel impor asal Amerika. “Sejak seminggu ini penjualan apel menurun drastis. Dari biasanya habis 120 kilogram persatu minggu, sekarang hanya habis 60 kilogram. Hampir 50% penjualan apel menurun,” ujar Dadang pedagang buah buahan di Jalan Veteran, Purwakarta, kemarin.
Sedangkan untuk buah buahan lainnya, kata Dadang, seperti jeruk, semangka, anggur dan pepaya masih tetap stabil. Dirinya mengaku, sudah lama tidak berjualan apel impor asal Amerika karena untuk di Purwakarta apel tersebut kurang laku sebab harganya lebih mahal. “Yang laku di Kabupaten Purwakarta apel Australia dan apel impor dari China,” ungkapnya.
Tomi Indra/ Didin Jalaludin
Merebaknya apel impor yang disinyalir mengandung bakteri di pasaran, membuat Pemkab Indramayu melakukan razia buah apel impor di sejumlah lokasi. Razia tersebut dilakukan di beberapa titik seperti toko buah serta minimarket dan supermarket. Tim gabungan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Ketahanan Pangan dan penyuluh Pertanian (BKPPP) Kabupaten Indramayu merazia apel impor jenis Granny Smith dan Gala.
Apel produksi Bidart Bros, Bakersfield, California tersebut diduga terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Dalam razia yang dimulai di salah satu supermarket di kawasan Jalan Jendral Sudirman Indramayu. Petugas masuk ke ruangan penyimpanan untuk memeriksa kemungkinan adanya apel jenis Granny Smith dan Gala. Namun, di lokasi ini, petugas tidak mendapati buah impor yang mengandung bakteri.
Sidak selanjutnya di lakukan di toko buah di kawasan pertigaan Jalan Jendral Sudirman Indramayu. Di lokasi ini petugas mendapati 2 kg apel impor yang telah diindikasikan mengandung bakteri. Razia ini dilakukan, menyusul larangan dari Kementerian Perdagangan RI terkait penjualan kedua jenis apel tersebut. Sebab apel produksi Bidart Bros, Bakersfield, California, diduga terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes.
Kabid konsumsi dan keamanan pangan BKPPP Kabupaten Indramayu,Benny Bernandus mengatakan sidak ini dilakukan untuk memastikan konsumen dapat meng konsumsi buah yang sehat. “Pedagang yang kedapatan masih men jual buah impor yang dilarang telah kami berikan teguran. Apel yang ditemukan, kami sita sebagai barang bukti,” kata dia.
Abdullah Salam, 42, salah satu pedagang buah di kawasan Jalan Jendral Sudirman, mengakui telah mendapatkan surat edaran soal buah impor. Namun, karena sudah mendapatkan kiriman dari pemasok buah, dia terpaksa tetap menjual. “Buah impor yang ada kami jual, setelah habis kami tidak akan dipesan lagi,” katanya.
Sementara itu di Kabupaten Purwakarta pedagang buahbuahan mengaku omzet penjual annya menurun setelah pemerintah secara resmi melarang masyarakat mengkonsumsi dan menjual buah apel impor asal Amerika. “Sejak seminggu ini penjualan apel menurun drastis. Dari biasanya habis 120 kilogram persatu minggu, sekarang hanya habis 60 kilogram. Hampir 50% penjualan apel menurun,” ujar Dadang pedagang buah buahan di Jalan Veteran, Purwakarta, kemarin.
Sedangkan untuk buah buahan lainnya, kata Dadang, seperti jeruk, semangka, anggur dan pepaya masih tetap stabil. Dirinya mengaku, sudah lama tidak berjualan apel impor asal Amerika karena untuk di Purwakarta apel tersebut kurang laku sebab harganya lebih mahal. “Yang laku di Kabupaten Purwakarta apel Australia dan apel impor dari China,” ungkapnya.
Tomi Indra/ Didin Jalaludin
(bhr)