BNN Kota Denpasar Lakukan Tes Urine Mendadak di SMK PGRI 6
A
A
A
DENPASAR - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar, melakukan tes urine mendadak di SMK PGRI 6 Denpasar, Senin (2/2/2015).
Kepala Seksi Pemberdayaan masyarakat BNN Provinsi Bali, I Gusti Agung Putra Kusuma Wijaya menyatakan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memerangi peredaran narkoba di Denpasar khususnya di kalangan pelajar khususnya tingkat SMA atau SMK.
"Terpenting adalah memberikan wawasan tentang bahayanya narkoba, untuk wilayah Denpasar target kami ada tujuh sekolah. Kegiatan ini akan terus berkelanjutan, tidak hanya sekedar tes urine, kemudian ditinggalkan," ujarnya, di Denpasar, Senin (2/2/2015).
Tes ini dilakukan, kata dia, dalam bentuk amater 5, dimana yang diambil adalah lima tes yaitu kandungan baik itu ganja, heroin, sabu, ekstasi, dan jenis kandungan obat keras terlarang yang mengandung amphetamine.
Sementara itu Kepala SMK PGRI 6 Denpasar, I Wayan Sukarta mengaku, tidak mengetahui adanya pelaksanaan tes urine yang dilakukan oleh BNN.
"Sifatnya ini rahasia, kami pihak guru tidak mengetahui kapan pelaksanaan dimulai, dan kegiatan ini juga tidak diketahui oleh para siswa," paparnya.
Mengenai hasil dari tes urine, Kasek itu menyatakan, bahwa hasil dari tes ini tidak dipublikasikan.
Bila ada indikasi ditemukan siswa terbukti pengguna narkoba, pihak sekolah mengaku akan tetap melakukan pembinaan.
Namun bila tidak mampu mengatasi, akan dilimpahkan kepada pihak yang lebih profesional.
"Nanti masing-masing siswa akan kami kabari tentang hasilnya lewat SMS oleh pihak BNN. Jadi tidak langsung diserbar luaskan," tuturnya.
Siswa yang menjalani tes urine ini hanya kelas 3, dimana jumlah siswa ada 113 siswa dan yang hadir hanya 111 siswa.
"Siswa kelas 3 hanya ada 3 kelas. Sampel yang dibutuhkan hanya 100 sampel, jadi tidak masalah," tandasnya.
Kepala Seksi Pemberdayaan masyarakat BNN Provinsi Bali, I Gusti Agung Putra Kusuma Wijaya menyatakan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memerangi peredaran narkoba di Denpasar khususnya di kalangan pelajar khususnya tingkat SMA atau SMK.
"Terpenting adalah memberikan wawasan tentang bahayanya narkoba, untuk wilayah Denpasar target kami ada tujuh sekolah. Kegiatan ini akan terus berkelanjutan, tidak hanya sekedar tes urine, kemudian ditinggalkan," ujarnya, di Denpasar, Senin (2/2/2015).
Tes ini dilakukan, kata dia, dalam bentuk amater 5, dimana yang diambil adalah lima tes yaitu kandungan baik itu ganja, heroin, sabu, ekstasi, dan jenis kandungan obat keras terlarang yang mengandung amphetamine.
Sementara itu Kepala SMK PGRI 6 Denpasar, I Wayan Sukarta mengaku, tidak mengetahui adanya pelaksanaan tes urine yang dilakukan oleh BNN.
"Sifatnya ini rahasia, kami pihak guru tidak mengetahui kapan pelaksanaan dimulai, dan kegiatan ini juga tidak diketahui oleh para siswa," paparnya.
Mengenai hasil dari tes urine, Kasek itu menyatakan, bahwa hasil dari tes ini tidak dipublikasikan.
Bila ada indikasi ditemukan siswa terbukti pengguna narkoba, pihak sekolah mengaku akan tetap melakukan pembinaan.
Namun bila tidak mampu mengatasi, akan dilimpahkan kepada pihak yang lebih profesional.
"Nanti masing-masing siswa akan kami kabari tentang hasilnya lewat SMS oleh pihak BNN. Jadi tidak langsung diserbar luaskan," tuturnya.
Siswa yang menjalani tes urine ini hanya kelas 3, dimana jumlah siswa ada 113 siswa dan yang hadir hanya 111 siswa.
"Siswa kelas 3 hanya ada 3 kelas. Sampel yang dibutuhkan hanya 100 sampel, jadi tidak masalah," tandasnya.
(sms)