Usianya Ratusan tahun, Batu Magnet Lebih Diminati

Senin, 02 Februari 2015 - 10:50 WIB
Usianya Ratusan tahun,...
Usianya Ratusan tahun, Batu Magnet Lebih Diminati
A A A
YOGYAKARTA - Keindahan batu yang beraneka ragam, mengundang minat para penyuka dan kolektor batu. Tidak terkecuali masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dekat jenisjenis batu yang dipajang dalam gelaran Festival Batu 2015.

Dari sekitar 1.000 batu yang ada, 26 batu di antaranya rata-rata berusia ratusan tahun dilelang. Jenis batu magnet merupakan yang paling diminati. “Yang dilelang, berdasarkan data yang ada usianya ratarata ratusan tahun. (Jenisnya) ada batu bergambar, batu pancawarna, batu giok, batu suiseki, batu fosil, hingga batu gemstones model batu akik.

Ada 26 batu yang dilelang, dengan kisaran harga dari Rp1 juta sampai dengan paling mahal Rp200 juta untuk batu giok Aceh yang bersertifikatkan dari ICGL,” ujar Ketua Penasehat Festival Batu 2015 #Stone Culture, Taufik Ridwan kepada wartawan di Griya Budaya Mekar Sleman, kemarin.

Dari 26 batu tersebut, sebagian besar merupakan batu gemstones. Ini tidak lepas dari keberadaan batu akik yang kembali tren akhir-akhir ini. Meski demikian, banyak peserta lelang yang lebih tertarik dan melakukan penawaran pada jenis-jenis batu magnet yang dilelang. Menurutnya, batu magnet memiliki daya tarik tersendiri. Seperti memiliki kemampuan daya tahan simpan panas cahaya.

“Paling banyak tawar batu magnet sampai Rp8 juta, kalau batu giok ada yang menawar Rp150 juta. Belum dilepas karena berharap bisa tembus Rp200 juta. Dari 26 batu yang bersertifikat ada enam, yang lain berdasarkan pengakuan pemilik dan pakar geologis. (Yang sebelumnya dites) dengan alat kekerasan batu, dan alat yang bisa memprediksi usia batu. Semuanya dijamin asli, kami tidak berani lelang kalau tidak ada keterangan dari pakar geologis,” katanya.

Kesempatan bagi penyuka dan kolektor batu untuk mendapatkan batu yang diinginkan, masih terbuka lebar hingga l4 Februari 2015. Mengingat baru 20% batu yang dilelang laku terjual. Meski menerima penawaran harga lewat online, namun pihak penyelenggara mengimbau kepada masyarakat untuk datang langsung. Guna melihat dan mengecek keberadaan serta keaslian dari batu-batu yang ada.

Di samping itu, tersedia pula macam-macam batu mentah maupun jadi yang bisa menjadi koleksi penyuka maupun kolektor batu. Dengan harga hingga Rp5 jutaan untuk batu akik biasa, serta mulai dari Rp500.000 sampai dengan Rp200 jutaan untuk batu suiseki dan batu giok.

“Kita tidak ingin masyarakat tertipu dengan batu bertuah atau tidak. Pemahaman bahwa batu ini sebenarnya memiliki keindahan dan daya tarik magnet untuk dicintai orang lain. Seperti batu bacan yang bisa berubah warna dan membuat takjub. Seolah ada lapisan lempeng di dalamnya. Ini sekaligus edukasi bagi kolektor bahwa batu pun makhluk Tuhan yang memiliki keindahan,” kata dia.

Sementara itu, Owner Griya Budaya Mekar Bambang Hidayatun menambahkan, kehadiran Griya Budaya Mekar diharapkan bisa menjadi wadah dan wahana komunikasi bagi masyarakat pencinta budaya, tidak terkecuali pencinta batu. Sekaligus mampu memberikan warna pada budaya Yogyakarta.

“Budaya Yogyakarta tidak boleh stagnan, tidak boleh tradisi mandek, harus tumbuh kembang, dan tetap terbuka dengan orang lain. Termasuk barang-barang tangible dan intangible dari wilayah lain. Yang bisa memperkaya dan menjadi sumber inspirasi bagi semua. Contoh seperti pameran dan festival batu ini, yang ternyata juga ada batu sejak zaman prasejarah,” kata Bambang.

Siti Estuningsih
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0970 seconds (0.1#10.140)