Persoalan Gas Melon Belum Terselsaikan
A
A
A
PURWAKARTA - Pemerintah dan Pertamina dituding tak mampu menyelesaikan persoalan mahalnya elpiji 3 kg.
Di Kabupaten Purwakarta misalnya, harga gas melon masih mahal berkisar Rp21.000-Rp23.000 per tabung. Wajarnya, harga di tingkat pengecer hanya Rp19.000 per tabung. Akibatnya, warga merasakan beban berat dengan mahalnya salah satu kebutuhan pokok itu. Selain mahal, gas melon acap kali menghilang di pasaran, sehingga membuat warga semakin kesusahan.
Mereka pun terpaksa harus mencari ke luar kampung, bahkan lintas kecamatan. “Selain langka, harganya juga terus naik, bahkan juga tidak merata. Ada yang menjual Rp21.000 sampai dengan Rp23.000/tabung. Yang saya heran kenapa kok pihak berwenang diam saja. Persolan ini terjadi pasti ada penyebabnya,”keluh Asep ,34, warga Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta kepada KORAN SINDO kemarin.
Sementara itu, Naja, 26, salah seorang pengecer gas melon di Desa Palinggihan, Kecamatan Plered, mengaku terpaksa menaikkan harga jual gas 3 kg karena di tingkat pangkalan harganya naik dari Rp16.menjadi Rp18.000/tabung.
Ditemui terpisah, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Purwakarta Fata Faridul Hisan menyebutkan, HET gas melon di Purwakarta naik sejak 16 Desember 2014 lalu, di tingkat pengecer jangan dijual lebih dari Rp19.000/tabung.
Didin Jalaludin
Di Kabupaten Purwakarta misalnya, harga gas melon masih mahal berkisar Rp21.000-Rp23.000 per tabung. Wajarnya, harga di tingkat pengecer hanya Rp19.000 per tabung. Akibatnya, warga merasakan beban berat dengan mahalnya salah satu kebutuhan pokok itu. Selain mahal, gas melon acap kali menghilang di pasaran, sehingga membuat warga semakin kesusahan.
Mereka pun terpaksa harus mencari ke luar kampung, bahkan lintas kecamatan. “Selain langka, harganya juga terus naik, bahkan juga tidak merata. Ada yang menjual Rp21.000 sampai dengan Rp23.000/tabung. Yang saya heran kenapa kok pihak berwenang diam saja. Persolan ini terjadi pasti ada penyebabnya,”keluh Asep ,34, warga Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta kepada KORAN SINDO kemarin.
Sementara itu, Naja, 26, salah seorang pengecer gas melon di Desa Palinggihan, Kecamatan Plered, mengaku terpaksa menaikkan harga jual gas 3 kg karena di tingkat pangkalan harganya naik dari Rp16.menjadi Rp18.000/tabung.
Ditemui terpisah, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Purwakarta Fata Faridul Hisan menyebutkan, HET gas melon di Purwakarta naik sejak 16 Desember 2014 lalu, di tingkat pengecer jangan dijual lebih dari Rp19.000/tabung.
Didin Jalaludin
(ftr)