18 Poin Laporan Awal KNKT tentang AirAsia QZ8501
A
A
A
JAKARTA - Tim Investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan 18 poin laporan awal terkait kecelakaan AirAsia QZ8501.
Laporan awal itu dimulai dari tanggal 28 Desember 2014 saat pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Bandara Juanda Surabaya menuju ke Bandara Changi Singapura.
Berikut 18 poin Laporan Awal AirAsia QZ8501 yang disampaikan di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
1. Pesawat dalam kondisi layak terbang dan dioperasikan dalam batas-batas berat dan keseimbangan.
2. Semua awak pesawat punya lisensi yang masih berlaku dan punya medical sertificate yang masih berlaku.
3. Second in command/kopilot, dialah yang menerbangkan pesawat itu. Sedangkan kapten sebagai pilot monitoring.
4. Pesawat tersebut menjelajah di ketinggian 32.000 kaki. Pada jam 23.11 GMT terjadi kontak awal dengan ATC Jakarta. Pilot menginformasikan bahwa pesawat itu sedang berbelok ke kiri dari jalur M-635.
5. Terdeteksi radar Jakarta pada saat belok pukul 23.12 GMT pilot minta kemungkinan flight level lebih tinggi ke 38.000 kaki.
6. ATC Jakarta katakan standby. Tunggu dulu.
7. Pukul 23.16 GMT, ATC mengizinkan naik ke 34.000 kaki.
8. Pada saat kejadian tersedia informasi satelit cuaca yang menunjukkan ada formasi awan CB dengan puncak awan mencapai 44.000 kaki.
9. Posisi terakhir pesawat ditunjukkan layar ATC Jakarta ada pada koordinat LS 3° 34 48 BT 109° 41 50,47. Ketinggian pada 24.000 kaki. Posisi telah bergeser belok kiri.
10. 30 Desember dari Basarnas menemukan jasad dan beberapa bagian pesawat yang terapung.
11. Tanggal 9 Januari bagian cukup besar yakni ekor ditemukan.
12. Pada 12 Januari FDR atau bagian black box ditemukan. FDR tersebut dibawa ke Jakarta dan esok harinya sudah berhasil di-download merekam 1.200 parameter dan 147 jam rekaman suara.
13. Pada 13 Januari, CVR ditemukan di koordinat LS: 3° 37 18,1 BT: 109° 4 42 42,2. CVR ini merekam dua jam terakhir penerbangan AirAsia. Kondisi rekaman bagus.
14. Recorder itu dibaca dan di-download di fasilitas lab milik KNKT. Tahapan persiapan, pelaksanaan hingga download dilakukan dalam kurun waktu 11 jam.
15. Data CVR dan FDR menunjukkan sebelum kejadian pesawat tersebut menjelajah dengan stabil di ketinggian 32.000 kaki.
16. Data rekaman FDR dan CVR berakhir di jam 23.20 UTC (Universal Time Coordinate).
17. Hingga tanggal 27 Januari, sejumlah 70 jenazah ditemukan.
18. Evakuasi dan pencarian diteruskan dan akan di-update perihal data-data dan akan dicantumkan dalam laporan akhir.
Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno mengatakan, fungsi investigasi safety yang dilaksanakan KNKT berdasarkan asas investigasi safety internasional dengan tidak mencari siapa yang bersalah, tidak untuk penuntutan hukum, dan tidak untuk penuntutan ganti rugi.
Hal tersebut mencerminkan adanya perhatian negara terhadap keselamatan transportasi publik dan upaya perbaikan semua elemen sistem keselamatan transportasi yang malfungsi serta menyebabkan terjadinya kecelakaan transportasi publik melalui investigasi safety serta rekomendasi safety.
Laporan awal itu dimulai dari tanggal 28 Desember 2014 saat pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Bandara Juanda Surabaya menuju ke Bandara Changi Singapura.
Berikut 18 poin Laporan Awal AirAsia QZ8501 yang disampaikan di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
1. Pesawat dalam kondisi layak terbang dan dioperasikan dalam batas-batas berat dan keseimbangan.
2. Semua awak pesawat punya lisensi yang masih berlaku dan punya medical sertificate yang masih berlaku.
3. Second in command/kopilot, dialah yang menerbangkan pesawat itu. Sedangkan kapten sebagai pilot monitoring.
4. Pesawat tersebut menjelajah di ketinggian 32.000 kaki. Pada jam 23.11 GMT terjadi kontak awal dengan ATC Jakarta. Pilot menginformasikan bahwa pesawat itu sedang berbelok ke kiri dari jalur M-635.
5. Terdeteksi radar Jakarta pada saat belok pukul 23.12 GMT pilot minta kemungkinan flight level lebih tinggi ke 38.000 kaki.
6. ATC Jakarta katakan standby. Tunggu dulu.
7. Pukul 23.16 GMT, ATC mengizinkan naik ke 34.000 kaki.
8. Pada saat kejadian tersedia informasi satelit cuaca yang menunjukkan ada formasi awan CB dengan puncak awan mencapai 44.000 kaki.
9. Posisi terakhir pesawat ditunjukkan layar ATC Jakarta ada pada koordinat LS 3° 34 48 BT 109° 41 50,47. Ketinggian pada 24.000 kaki. Posisi telah bergeser belok kiri.
10. 30 Desember dari Basarnas menemukan jasad dan beberapa bagian pesawat yang terapung.
11. Tanggal 9 Januari bagian cukup besar yakni ekor ditemukan.
12. Pada 12 Januari FDR atau bagian black box ditemukan. FDR tersebut dibawa ke Jakarta dan esok harinya sudah berhasil di-download merekam 1.200 parameter dan 147 jam rekaman suara.
13. Pada 13 Januari, CVR ditemukan di koordinat LS: 3° 37 18,1 BT: 109° 4 42 42,2. CVR ini merekam dua jam terakhir penerbangan AirAsia. Kondisi rekaman bagus.
14. Recorder itu dibaca dan di-download di fasilitas lab milik KNKT. Tahapan persiapan, pelaksanaan hingga download dilakukan dalam kurun waktu 11 jam.
15. Data CVR dan FDR menunjukkan sebelum kejadian pesawat tersebut menjelajah dengan stabil di ketinggian 32.000 kaki.
16. Data rekaman FDR dan CVR berakhir di jam 23.20 UTC (Universal Time Coordinate).
17. Hingga tanggal 27 Januari, sejumlah 70 jenazah ditemukan.
18. Evakuasi dan pencarian diteruskan dan akan di-update perihal data-data dan akan dicantumkan dalam laporan akhir.
Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno mengatakan, fungsi investigasi safety yang dilaksanakan KNKT berdasarkan asas investigasi safety internasional dengan tidak mencari siapa yang bersalah, tidak untuk penuntutan hukum, dan tidak untuk penuntutan ganti rugi.
Hal tersebut mencerminkan adanya perhatian negara terhadap keselamatan transportasi publik dan upaya perbaikan semua elemen sistem keselamatan transportasi yang malfungsi serta menyebabkan terjadinya kecelakaan transportasi publik melalui investigasi safety serta rekomendasi safety.
(zik)