Pengaruhi Penjualan Buah Impor

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:39 WIB
Pengaruhi Penjualan Buah Impor
Pengaruhi Penjualan Buah Impor
A A A
PALEMBANG - Kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia melarang masuknya apel dari Amerika Serikat jenis Granny Smith dan Gala karena terkontaminasi bakteri berbahaya berdampak negatif terhadap penjualan buah impor lainnya.

Dari pantauan KORAN SINDO PALEMBANG di beberapa pasar modern dan toko buah di Palembang, jenis apel yang dilarang itu sudah ditarik dan tidak lagi dijual. Bahkan, ada yang langsung setop orderse telah ada informasi dari kantor pusat.

“Imbasnya pada penjualan mungkin baru terlihat besok (hari ini) karena beritanya sudah tersebar di media massa maupun social media. Kami khawatir ini berpengaruh pada apel dan buah-buahan impor lainnya,” ujar Fresh Division Manager Carrefour mal Palembang Square (PS) Wemfi Erisandi kemarin.

Wemfi mengatakan, pihaknya memang menjual merek apel granny smith dan gala. Tapi kebetulan stok keduanya sedang kosong sejak tiga hari terakhir sebelum keluarnya pembatasan dari pemerintah. Biasanya, stok untuk dua merek ini sekitar 20-50 kg per bulan dari 200-500 kg seluruh jenis apel impor yang ada.

Ditegaskannya, merek yang tersedia tersebut didatangkan dari Prancis dan Washington, bukan apel dari California. Keduanya termasuk pelengkap untuk buah-buahan impor di Carrefour. “Kami langsung setop order sampai waktu yang tidak ditentukan. Tidak hanya itu, mulai saat ini Carrefour juga minta jaminan sertifikat untuk setiap produk buah apel dari pemasok,” cetus dia.

Dia memungkinkan karena kasus ini akan ada peralihan konsumsi ke apel lokal. Sebab untuk apel hijau seperti grand smith memang tidak banyak pilihan, kecuali apel malang. “Beda apel dari tanah barat seperti apel hijau grand smith memang lebih lembut daripada apel hijau malang,” jelas dia.

Sementara itu, Manager Fresh Buah dan Sayur Hypermart mal PSx Ikwal Renaldi mengatakan, apel dengan dua merek tersebut sudah ditarik dari toko sejak hari Minggu lalu. Hal ini pun dipertegas dari informasi kantor pusat. Untuk antisipasi penyebaran bakteri berbahaya, sisa stok masing-masing apel dibungkus dalam kardus tertutup.

“Sudah ditarik dan dibungkus dalam kardus yang berbeda. Siap dimusnahkan, sesuai petunjuk pusat,” terang Ikwal. Diakuinya, efek penjualan me mang belum ada. Tapi kekhawatiran untuk penjualan produk apel lain dimungkinkannya tetap ada. Umumnya pem belian apel untuk dua merek ini sekitar 2- 5 kg per hari.

“Kami tentu tidak ingin ada komentar dari konsumen, kenapa apel yang dilarang tetap dijual. Untuk antisipasi itu pula kami tawarkan apel impor lain yang bisa jadi alternatif pilihan. Khawatirnya bisa hilang semua penjualan apel,” ucap dia.

Sementara itu, salah satu pengunjung Hypermart Pitria menuturkan, dia sangat kecewa begitu mengetahui pelarangan apel hijau dari California. Selama ini dia mengonsumsi buah tersebut untuk program dietnya. Sebab, kadar asam apel hijau punya asam konsentrat tinggi, bermanfaat untuk diet.

“Saya kecewa karena tahu kualitasnya memang bagus. Tapi kalau memang benar terkontaminasi bakteri ya, ada baiknya juga ditarik dari peredaran untuk mengantisipasi jatuhnya korban,” katanya.

Yulia Savitri
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6320 seconds (0.1#10.140)