Danpom Ancam Pecat Personel
A
A
A
PALEMBANG - Komandan Polisi Militer (Danpom) Kodam II/Sriwijaya Kolonel CPM Eddy Rate Muis memastikan akan memecat personelnya dari kedinasan TNI jika ada yang terbukti terlibat narkoba.
Komitmen tersebut di ungkapkannya sebagai wujud dukungan TNI, khususnya dijajaran Kodam II/Sriwijaya, dalam upaya pemberantasan narkoba, selain sebagai bentuk tindak lanjut dari perintah Panglima TNIcq PangdamII/ Sriwijaya. Untuk itulah, selain melancarkan operasi Gaktip dan Yustisi, tes urine dan sosialisasi anti narkoba pun diberikan kepada personel Pomdam II/Sriwijaya, kemarin.
“Selain tes urine, kita juga sosialisasi tentang narkoba sehingga personel mengetahui bahaya narkoba, sebelum mereka bertugas juga dipastikan mereka harus bebas narkoba,” ujarnya saat sosialisasi yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumsel, di Markas Pomdam II/Sriwijaya kemarin.
Diakuinya, sosialisasi tersebut diberikan kepada 105 prajurit dan PNS Pomdam II/ Sriwijaya. Sementara, tes urine dilakukan secara acak kepada anggota Pomdam II/Sriwijaya sendiri. Dia menegaskan, jika ada personel Pomdam II/Sriwijaya yang kedapatan menggunakan narkoba setelah tes urine kemarin, maka akan langsung diusulkan untuk dipecat.
“Jika didapati, mereka akan di pecat dengan tidak hormat dari kedinasan dan diharuskan meninggalkan asrama. Sementara, proses hukumnya tetap dilakukan dengan pengusulan pemecatan. Makanya, jangan coba-coba narkoba,” tuturnya pula.
Semen tara itu, Kepala Bidang pemberdayaan masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel, HA Bustari mengatakan, upaya yang dilakukan Pomdam II/ Sriwijaya merupakan bentuk dari upaya pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran narkoba yang baik.
“Yang dilakukan ini sangat tepat, sebab mereka ini kan penegak hukum jadi tentunya harus bersih lebih dulu. Sebab semua orang berpotensi terkena narkoba termasuk pula TNI,” kata dia.
Ditambahkannya, alat yang digunakan dalam tes urine untuk anggota POM tersebut yakni tes cup 7 parameter sehingga bila ada yang positif bisa terdeteksi jenis narkoba apa yang dikonsumsi. “Nah kalau memang ada kandungan narkobanya langsung terdeteksi jenisnya,” pungkasnya.
Retno Palupi
Komitmen tersebut di ungkapkannya sebagai wujud dukungan TNI, khususnya dijajaran Kodam II/Sriwijaya, dalam upaya pemberantasan narkoba, selain sebagai bentuk tindak lanjut dari perintah Panglima TNIcq PangdamII/ Sriwijaya. Untuk itulah, selain melancarkan operasi Gaktip dan Yustisi, tes urine dan sosialisasi anti narkoba pun diberikan kepada personel Pomdam II/Sriwijaya, kemarin.
“Selain tes urine, kita juga sosialisasi tentang narkoba sehingga personel mengetahui bahaya narkoba, sebelum mereka bertugas juga dipastikan mereka harus bebas narkoba,” ujarnya saat sosialisasi yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumsel, di Markas Pomdam II/Sriwijaya kemarin.
Diakuinya, sosialisasi tersebut diberikan kepada 105 prajurit dan PNS Pomdam II/ Sriwijaya. Sementara, tes urine dilakukan secara acak kepada anggota Pomdam II/Sriwijaya sendiri. Dia menegaskan, jika ada personel Pomdam II/Sriwijaya yang kedapatan menggunakan narkoba setelah tes urine kemarin, maka akan langsung diusulkan untuk dipecat.
“Jika didapati, mereka akan di pecat dengan tidak hormat dari kedinasan dan diharuskan meninggalkan asrama. Sementara, proses hukumnya tetap dilakukan dengan pengusulan pemecatan. Makanya, jangan coba-coba narkoba,” tuturnya pula.
Semen tara itu, Kepala Bidang pemberdayaan masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel, HA Bustari mengatakan, upaya yang dilakukan Pomdam II/ Sriwijaya merupakan bentuk dari upaya pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran narkoba yang baik.
“Yang dilakukan ini sangat tepat, sebab mereka ini kan penegak hukum jadi tentunya harus bersih lebih dulu. Sebab semua orang berpotensi terkena narkoba termasuk pula TNI,” kata dia.
Ditambahkannya, alat yang digunakan dalam tes urine untuk anggota POM tersebut yakni tes cup 7 parameter sehingga bila ada yang positif bisa terdeteksi jenis narkoba apa yang dikonsumsi. “Nah kalau memang ada kandungan narkobanya langsung terdeteksi jenisnya,” pungkasnya.
Retno Palupi
(ftr)