Tiga Desa Masih Gelap Gulita
A
A
A
MUARAENIM - Akibat robohnya empat buah tiang listrik milik PT PLN di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), ratusan rumah warga di tiga desa masing-masing Tanjung Agung, Datar Lebar, dan Cahaya Alam gelap gulita.
Ironisnya, kejadian itu sudah berlangsung selama empat hari ini. Hingga kemarin belum ada pihak dari PT PLN yang datang memperbaikinya. Bahkan, bekas patahan tiang beton listrik tersebut masih bersera kan di pinggir jalan. Kepala Desa Datar Lebar Edwar Sarpuni saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.
Akibat tidak adanya jaringan listrik tersebut, maka warga berusaha sendiri-sendiri untuk membuat penerangan seperti menggunakan genset atau men ggunakan lampu minyak. Penyebab robohnya tiang itu sendiri menurutnya, karena tertimpa pohon yang ditebang warga dan menimpa tiang listrik hingga roboh. “Sudah em pat hari ini gelap gulita, karena tiang yang roboh belum juga diganti PLN,” ungkapnya kepada KORAN SINDO PALEMBANG.
Dirinya dan warga sangat berharap pihak PLN segera menindaklanjuti dan membenari kondisi tiang tersebut. Persoalan kerusakan akibat adanya warga yang menebang pohon menurutnya adalah persoalan lain. Namun, mengingat pentingnya keberadaan listrik bagi warga. “Bayangkan saja sudah empat hari listrik mati tidak ada kejelasan dan warga terus menerus menanyakan itu kepada kami,” katanya.
Senada Firdaus warga Desa Cahaya Alam juga sangat berharap agar segera dilakukan perbaikan dan listrik menyala seperti biasa. Karena menurutnya, tidak semua warga memiliki mesin genset. Apalagi saat ini jika harus menggunakan lampu minyak,warga kesulitan mendapatkan minyak tanah.
“Bukan apa-apa, karena memang sekarang ini meskipun di kampung, tapi rata-rata warga sudah sangat bergantung kepada listrik, terutama untuk penerangan,” ujarnya. Manajer PLN Ranting Muaraenim Merlin Julius saat di konfirmasi tidak menampik kondisi tersebut. Lamanya waktu perbaikan menurutnya karena saat ini tiang listrik tersebut sedang dalam pemesanan.
Apalagi jarak tempuh juga sangat jauh dan lama sehingga warga diminta untuk bersabar. “Memang begitulah kondisinya, kita tidak bisa langsung mengganti jika ada yang patah karena harus dipesan dulu,” tandasnya. Tiang yang patah, kata dia, akibat tertimpa pohon sebanyak empat buah yang masing-masing dalam satu titik tiang terpasang double.
Maka, tiang yang mengalami rusak atau patah akibat tertimpa pohon tersebut sebanyak satu gawang jaringan kabel. Pihaknya sangat menyayangkan adanya warga yang gegabah menebang pohon tanpa koordinasi. Mestinya kata Merlin, jika ada warga yang ingin menebang pohon di dekat tiang atau jaringan kabel listrik dapat menghubungi pihaknya.
Maka, pihaknya dapat menindaklanjuti minimal mengarahkan saat proses penebangan. “Itulah akibatnya kalau gegabah dan tidak mau koordinasi, akhirnya menimbulkan masalah bagi banyak orang dan jelas kami mengalami kerugian lebih kurang mencapai Rp150 juta akibat kejadian ini,” katanya.
Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Karena menurutnya, kerusakan tersebut jelas akibat ulah manusia bukan alam sehingga menimbulkan kerugian.
“Kami sudah laporkan kepada pihak kepolisian, sudah ditindaklanjuti atau belum kami belum mendapatkan konfirmasi lanjutan,” tutupnya.
Irhamudin sp
Ironisnya, kejadian itu sudah berlangsung selama empat hari ini. Hingga kemarin belum ada pihak dari PT PLN yang datang memperbaikinya. Bahkan, bekas patahan tiang beton listrik tersebut masih bersera kan di pinggir jalan. Kepala Desa Datar Lebar Edwar Sarpuni saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.
Akibat tidak adanya jaringan listrik tersebut, maka warga berusaha sendiri-sendiri untuk membuat penerangan seperti menggunakan genset atau men ggunakan lampu minyak. Penyebab robohnya tiang itu sendiri menurutnya, karena tertimpa pohon yang ditebang warga dan menimpa tiang listrik hingga roboh. “Sudah em pat hari ini gelap gulita, karena tiang yang roboh belum juga diganti PLN,” ungkapnya kepada KORAN SINDO PALEMBANG.
Dirinya dan warga sangat berharap pihak PLN segera menindaklanjuti dan membenari kondisi tiang tersebut. Persoalan kerusakan akibat adanya warga yang menebang pohon menurutnya adalah persoalan lain. Namun, mengingat pentingnya keberadaan listrik bagi warga. “Bayangkan saja sudah empat hari listrik mati tidak ada kejelasan dan warga terus menerus menanyakan itu kepada kami,” katanya.
Senada Firdaus warga Desa Cahaya Alam juga sangat berharap agar segera dilakukan perbaikan dan listrik menyala seperti biasa. Karena menurutnya, tidak semua warga memiliki mesin genset. Apalagi saat ini jika harus menggunakan lampu minyak,warga kesulitan mendapatkan minyak tanah.
“Bukan apa-apa, karena memang sekarang ini meskipun di kampung, tapi rata-rata warga sudah sangat bergantung kepada listrik, terutama untuk penerangan,” ujarnya. Manajer PLN Ranting Muaraenim Merlin Julius saat di konfirmasi tidak menampik kondisi tersebut. Lamanya waktu perbaikan menurutnya karena saat ini tiang listrik tersebut sedang dalam pemesanan.
Apalagi jarak tempuh juga sangat jauh dan lama sehingga warga diminta untuk bersabar. “Memang begitulah kondisinya, kita tidak bisa langsung mengganti jika ada yang patah karena harus dipesan dulu,” tandasnya. Tiang yang patah, kata dia, akibat tertimpa pohon sebanyak empat buah yang masing-masing dalam satu titik tiang terpasang double.
Maka, tiang yang mengalami rusak atau patah akibat tertimpa pohon tersebut sebanyak satu gawang jaringan kabel. Pihaknya sangat menyayangkan adanya warga yang gegabah menebang pohon tanpa koordinasi. Mestinya kata Merlin, jika ada warga yang ingin menebang pohon di dekat tiang atau jaringan kabel listrik dapat menghubungi pihaknya.
Maka, pihaknya dapat menindaklanjuti minimal mengarahkan saat proses penebangan. “Itulah akibatnya kalau gegabah dan tidak mau koordinasi, akhirnya menimbulkan masalah bagi banyak orang dan jelas kami mengalami kerugian lebih kurang mencapai Rp150 juta akibat kejadian ini,” katanya.
Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Karena menurutnya, kerusakan tersebut jelas akibat ulah manusia bukan alam sehingga menimbulkan kerugian.
“Kami sudah laporkan kepada pihak kepolisian, sudah ditindaklanjuti atau belum kami belum mendapatkan konfirmasi lanjutan,” tutupnya.
Irhamudin sp
(ftr)