MUI Imbau Pengusaha Hati-Hati Gunakan Logo
A
A
A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau kepada pengusaha atau siapa pun untuk tidak memakai logo yang terkesan sensitif. Apalagi, jika logo itu mirip atau menyangkut dengan simbol keagamaan.
"Untuk hal-hal sensitif, harusnya pengusaha atau lainnya lebih hati-hati, apalagi menyangkut simbol keagamaan, keagamaan manapun" kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar di Bandung, Rabu (21/1/2015).
Sensitivitas pengusaha pun harus dikedepankan. Sebelum menetapkan dan memakai sebuah logo, sebaiknya dilakukan kajian mendalam agar suatu saat tidak bermasalah, seperti Hotel Zodiak.
Meski pihak pengelola hotel menyatakan itu simbol rasi bintang virgo, tapi hal itu diprotes warga lantaran logo itu mirip lafaz Allah terbalik.
"Jadi pengusaha harus arif dan bijaksana terhadap hal sensitif. Kalau mirip-mirip (dengan simbol yang sensitif), kan bisa pakai logo yang lain. Kan bisa begitu," jelas Rafani.
Kini, logo tersebut sudah diturunkan pihak hotel. Pihak Hotel Zodiak berencana mengganti logo demi menghindari polemik. Dengan cara itu, polemik diharapkan benar-benar selesai dan tidak ada lagi pihak yang merasa terganggu.
"Untuk hal-hal sensitif, harusnya pengusaha atau lainnya lebih hati-hati, apalagi menyangkut simbol keagamaan, keagamaan manapun" kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar di Bandung, Rabu (21/1/2015).
Sensitivitas pengusaha pun harus dikedepankan. Sebelum menetapkan dan memakai sebuah logo, sebaiknya dilakukan kajian mendalam agar suatu saat tidak bermasalah, seperti Hotel Zodiak.
Meski pihak pengelola hotel menyatakan itu simbol rasi bintang virgo, tapi hal itu diprotes warga lantaran logo itu mirip lafaz Allah terbalik.
"Jadi pengusaha harus arif dan bijaksana terhadap hal sensitif. Kalau mirip-mirip (dengan simbol yang sensitif), kan bisa pakai logo yang lain. Kan bisa begitu," jelas Rafani.
Kini, logo tersebut sudah diturunkan pihak hotel. Pihak Hotel Zodiak berencana mengganti logo demi menghindari polemik. Dengan cara itu, polemik diharapkan benar-benar selesai dan tidak ada lagi pihak yang merasa terganggu.
(zik)