Saluran Irigasi Pertanian di Karanganyar Buruk
A
A
A
KARANGANYAR - Sebanyak 7 hektare lahan pertanian di Karanganyar, Jawa Tengah, tidak didukung saluran irigasi yang baik. Saluran irigasi dalam kondisi rusak, namun minim anggaran untuk diperbaiki.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Karanganyar, Jawa Tengah, Dhanik Sih Handayani mengatakan, suplai air ke lahan pertanian yang saluran irigasinya rusak menjadi tidak maksimal.
Kondisi semakin parah karena air semakin berkurang mengingat salurannya tidak disemen. Untuk perbaikannya agar sesuai standar, pelaksanaannya dilakukan bertahap melalui dana dari pemerintah pusat.
“Di antaranya melalui program pembuatan jaringan irigasi tersier bersumber dari Kementerian Pertanian bekerja sama dengan TNI,” kata Danik usai penandatanganan kesepakatan bersama dengan Kodim Karanganyar dan peletakan batu pertama pembangunan jaringan irigasi tersier di Desa Brujul, Kecamatan Jateng, Selasa (20/1/2014).
Namun dia tidak hafal persis saluran irigasi mana saja yang mengalami kerusakan. Namun keberadaannya tersebar di berbagai kecamatan.
Kepala Dispertanbunhut Karanganyar, Supramnaryo mengungkapkan, di tahun 2015 program pembuatan jaringan irigasi tersier bakal mencover 2 ribu hektare sawah. Realisasi pembuatan saluran irigasi jauh lebih sedikit dibanding yang diusulkan sebanyak 3 hektare.
Perbaikan saluran irigasi diserahkan ke Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dibantu TNI dengan modal Rp1 juta/hektare. “Dengan irigasi yang berkualitas, diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian,” terang Supramnaryo.
Sehingga nantinya dapat sejalan dengan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. Terlebih di tahun 2015 target produksi beras di Karanganyar harus bertambah 4 ribu ton.
Sedangkan di tahun 2014 realisasi hasil produksi beras mencapai 280 ribu ton. Sedangkan target surplus beras ditetapkan 100 ribu ton. Target ditetapkan dari total lahan seluas 23.618 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, kualitas saluran irigasi perlu dijaga agar hasil panen tidak terganggu. Sebab, tanpa irigasi yang baik, maka hasil pertanian juga tidak bagus. “Kita harus mencontoh neneng moyang yang selalu bergotong royong dalam bercocok tanam. Termasuk dalam perbaikan irigasi,” tandas Bupati.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Karanganyar, Jawa Tengah, Dhanik Sih Handayani mengatakan, suplai air ke lahan pertanian yang saluran irigasinya rusak menjadi tidak maksimal.
Kondisi semakin parah karena air semakin berkurang mengingat salurannya tidak disemen. Untuk perbaikannya agar sesuai standar, pelaksanaannya dilakukan bertahap melalui dana dari pemerintah pusat.
“Di antaranya melalui program pembuatan jaringan irigasi tersier bersumber dari Kementerian Pertanian bekerja sama dengan TNI,” kata Danik usai penandatanganan kesepakatan bersama dengan Kodim Karanganyar dan peletakan batu pertama pembangunan jaringan irigasi tersier di Desa Brujul, Kecamatan Jateng, Selasa (20/1/2014).
Namun dia tidak hafal persis saluran irigasi mana saja yang mengalami kerusakan. Namun keberadaannya tersebar di berbagai kecamatan.
Kepala Dispertanbunhut Karanganyar, Supramnaryo mengungkapkan, di tahun 2015 program pembuatan jaringan irigasi tersier bakal mencover 2 ribu hektare sawah. Realisasi pembuatan saluran irigasi jauh lebih sedikit dibanding yang diusulkan sebanyak 3 hektare.
Perbaikan saluran irigasi diserahkan ke Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dibantu TNI dengan modal Rp1 juta/hektare. “Dengan irigasi yang berkualitas, diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian,” terang Supramnaryo.
Sehingga nantinya dapat sejalan dengan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. Terlebih di tahun 2015 target produksi beras di Karanganyar harus bertambah 4 ribu ton.
Sedangkan di tahun 2014 realisasi hasil produksi beras mencapai 280 ribu ton. Sedangkan target surplus beras ditetapkan 100 ribu ton. Target ditetapkan dari total lahan seluas 23.618 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, kualitas saluran irigasi perlu dijaga agar hasil panen tidak terganggu. Sebab, tanpa irigasi yang baik, maka hasil pertanian juga tidak bagus. “Kita harus mencontoh neneng moyang yang selalu bergotong royong dalam bercocok tanam. Termasuk dalam perbaikan irigasi,” tandas Bupati.
(lis)